Saya juga ibu yang bekerja dan harus siap-siap meninggalkan rumah dari 6.30 pagi hingga 4 sore. Cara saya berbicara dengan sianak baik dia sudah mengerti atau tidak, saya lakukan saja seperti saya berbicara dengan yang sudah mengerti. Dan menurut hati nurani saya, bahasa saya tetap akan ditangkap walaupun dia hanya mangut-mangut saja. Yang pasti sebelum saya pergi kerja, jika dia belum bangun saya usahakan dia bangun dengan cara memeluknya - atau apa saja hingga dia bangun. Dan saya akan mengatakan ibu akan pergi kerja sambil yang jaga mengajak keluar melihat ibunya pergi dan melambaikan tangan (dilakukan ibu dan anak). Jika saya pulang anak masih tidur, saya mengganggunya lagi hingga dia bangun. Setelah anak besar, sekolah ada kata-kata yang biasanya memang mereka keluarkan yang biasanya kita kaget mendengarnya. Setelah saya tanyakan siapa yang mengajar dan dari mana dia dengar, si anak menjawab tiba-tiba saja pikiran saya yang mau berkata dan Agung (anak menyebut nama) tidak dengar dari siapa-siapa dan juga kakak (saya biasakan untuk memanggil kakak kepada yang jaga) tidak mengajari. Tetapi saya juga tidak membiasakan kepada anak-anak setiap saya kerja jika mereka memesan ini itu saya turuti. Dengan cara saya terangkan bahwa ibu dari kantor tidak singgah ke pasar. * Tetapi memang tidak dipungkiri biasanya kata hati kita juga berontak ingin berhenti kerja untuk menemani anak-anak (apalagi kalau sudah terbentur dengan pengasuhnya), tetapi disamping itu juga kita dituntut untuk mencari penghasilan demi tambahan kebutuhan si anak. Salam,
Untuk melihat diskusi milis ini sebelumnya, klik: http://www.mail-archive.com/balita-anda@indoglobal.com/ -------------------------------------------------------------------------- "Untuk mereka yang mendambakan anak balitanya tumbuh sehat & cerdas" Berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] Berhenti berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] http://pencarian-informasi.or.id/ - Solusi Pencarian Informasi di Internet