Mama Michelle yang baik,

Sepertinya banyak kok ibu bekerja yang mesti pergi pagi pulang malem. Saya kalo
berangkat kantor jam 6.30 dan sampai rumah lagi sekitar jam 18.00 karena rumah
saya jauh dari kantor (saya tinggal di Surabaya). Anak saya masih 3,5 bulan,
laki2.
Sebelum berangkat mesti saya yang momong anak saya (bergantian dengan suami)
sampai dengan waktu saya harus mandi. Setelah mandi pun anak saya masih saya
ajak bercanda sambil saya berdandan atau ganti baju. Dan setiap hendak
berangkat selalu saya pamiti dengan kata2 :
"Ibu berangkat dulu ya, Nak. Jangan nakal di rumah" atau yang lain dan saya
cium, kadang sampai berkali2 sampai pipinya merah   ;)
Begitu juga kalo saya pulang dari kantor, semua urusan anak saya dan suami saya
yang turun tangan. Jika pulang kantor dia sudah tidur, saya akan menegurnya
pelan2 dengan bilang :
"Ibu sudah pulang, Nak" dan saya cium pelan2. Kalo dia masih bangun ya saya
bilang : 
"Halo sayang.... apa kabar" Pokoknya saya ajak ngomong dan bercanda sampai dia
tersenyum.
Anak saya tidur satu kamar dengan saya. Jadi setiap malam yang harus bangun
adalah saya, bukan pengasuhnya. 
Setiap bangun pagi selalu saya sapa dengan "Selamat pagi sayang" atau "Sugeng
enjang" (bahasa 
jawa).
Kalo menurut saya, yang terpenting kita harus sering berbicara dengan anak kita
supaya dia menyadari kehadiran kita dan bahwa kita ini adalah ibunya. 
Ini pengalaman saya yang pertama. Jadi mungkin masih belum berpengalaman.
Mungkin ada rekan lain yang bisa menambahkan. 

Ibunya Rafi


At 02:54 PM 2/3/00 +0700, you wrote: 

>
> Met ciang penghuni balita-anda 
>
> Saya mau konsultasi mudah-mudahan anda semua dapat membantu dan memecahkan
> solusi saya. 
>     Begini, saya punya baby perempuan berumur 6 bulan (anak pertama), dari
> sejak lahir sampe sekarang dia tidak mendapatkan cukup ASI karena ASI saya
> sangat kurang sekali, malah sekarang sudah tidak ada sama sekali. Sehingga
> dari sejak lahir sampe sekarang saya berikan dia susu formula. Akibatnya
> hubungan antara ibu dan anak tidak dekat. 
>     Disamping itu saya bekerja, jadi semakin tidak deket aja, padahal saya
> kurang gimana saya sayangnya sama dia dan sudah berusaha pendekatan sebagai
> layaknya ibu dan anak. 
> kadang saya suka sedih, setiap saya mau berangkat kerja dan setiap pulang
> kerja dia tidak mau senyum, melirik pun tidak mau seperti orang ngambek aja. 
>     Apa mungkin dia begitu karena kurang mendapatkan ASI atau karena setiap
> hari saya tinggalkan bekerja?  lalu harus bagaimana agar saya bisa dekat sama
> dia sebagaimana layaknya ibu dan anak padahal saya sudah berusaha dan sangat
> sayang sama dia. 
> Mudah-mudahan anda bisa membantu saya, karena jawaban anda dapat menghibur
> hati saya yang sedang sedih. 
>
> LOVE 
> Mama Michelle


Kirim email ke