----- Original Message -----
From: Agung S. Sugiharti <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: Re: [balita-anda] mental pembantu ?
> Jangan pernah membawa pekerjaan/masalah dikantor kerumah, karena itu hanya
akan
> membuat kita jauh dengan anak2 kita, cobalah untuk menjadi ibu yang baik
> walaupun kita seorang "WANITA KARIER", sesibuk apapun kita anak tetap di
> kantor anak tetap menjadi prioritas utama.
> > -----Original Message-----
> > From: [EMAIL PROTECTED]
> > Subject: [balita-anda] mental pembantu ?

Baca posting dari Sdr. Agus S. tentang wanita karir, saya jadi ingat
pengalaman pribadi saya. Anak saya serupa dengan anak-anak yang lain. Kalau
sudah ada Mama atau Papa-nya, pengasuhnya pasti kuwalahan. Karena anak saya
pasti mendadak berubah ngga nurut dan ngga mau diatur sama sekali sama
pengasuhnya. Maunya sama Mama atau Papanya. Jadi ya secapek gimana pun,
tetap harus menyisihkan waktu buatnya. Kalau memang salah satu dari kami
capeknya ngga bisa ditolerir lagi, ya gantian ngajak mainnya.

Pernah suatu saat anak saya jengkel sama pengasuhnya, jadi ngga mau
ditinggal kerja sama Mama-Papanya. Akhirnya sebelum berangkat kerja kami
ajak dia putar-putar naik mobil sampai emosinya agak tenang. Akhirnya saya
dan suami terlambat sampai hampir 1 jam.
Yang saya sedih, sesampainya di kantor bos saya, rekan-rekan sekerja saya -
yang biasanya bisa saya andalkan -, semuanya maki-maki saya karena
terlambat. Sementara kalau rekan-rekan saya yang lain "menghilang" dari
kantor, ngga bakalan orang padha nanyaain. Saya bisa maklum karena bos saya
memang sangat tergantung sama saya sebagai sekretarisnya.
Saya pikir mahal betul harga 30 menit yang harus saya tebus untuk bisa
bersama-sama dengan anak saya mengobati kejengkelannya pada pengasuhnya.
Tapi saya sama sekali tidak menyesalinya, karena saya yakin anak saya paham
betul dan bisa merasakan sebesar apa pengorbanan yang telah kita lakukan
untuk bisa meluangkan waktu bersama. Lagian kalau bukan kita yang memikirkan
anak kita, siapa lagi?? Orang lain, termasuk bos kita atau rekan yang paling
dapat kita andalkan, ngga akan peduli mau jadi seperti apa anak kita...
(aduh... saya selalu jadi pingin nangis kalo inget peristiwa ini...).

Kalau boleh saya memberi masukan buat rekans sesama CAREER WOMAN : kalau
sudah datang saatnya kita harus memilih antara karir dan keluarga / anak,
please .... Pilihlah untuk pulang ke keluarga kita, apapun taruhannya dan
bagaimanapun mahalnya harus kita tebus. Ini bukan pandangan pesimistis, tapi
lebih berarti sebagai suatu upaya untuk memperjuangkan hak dan kodrat kita
sebagai wanita. Sebab kalau kita tidak pernah menetapkan batasan seperti
ini, perusahaan atau orang lain juga tidak akan pernah mau menghargai
kepentingan dan keterbatasan kita.

Semoga rekans-ku Wanita Karir selalu sukses, baik dalam karir dan kehidupan
keluarga.

Silvy Indriani
Sekretaris Deputy Kadivre V Jatim
phone: 031-8286001
facs: 031-8286080
mail to: [EMAIL PROTECTED]




>>>> 2.5 Mbps InternetShop >> InternetZone << Margonda Raya 340 <<<<
>> Kirim bunga ke-20 kota di Indonesia? Klik, http://www.indokado.com
>> Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED]
Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]















Kirim email ke