Saya juga sempet ngalamin hal yang sama , berawal ketika saya mulai masuk
kantor setelah cuti hamil, anak saya titip-kan ke pengasuhnya. Suatu hari
ketika pengasuhnya pulang kampung,aneh-tapi nyata anak saya jadi sulit
makan dan minum susu. Lucunya lagi dia baru mau makan dan minum susu ketika
pengasuhnya kembali. Hal tsb akhirnya menjadi pukulan dan koreksi bagi saya
agar selalu dekat dengan anak walau sesibuk atau seletih apapun.

Tiap malam ( karena waktu bersama hanya malam sepulang kantor) selalu saya
sempatkan untuk bermain sampai dia mengantuk, memang butuh kesabaran, tapi
sangat mengasikan. Sekarang dia baru mau tidur malam, kalau saya yg
menidurkan-nya. Dan anak saya tidak mau lepas dari saya kalau ada saya di
rumah ( libur).

Mungkin tips ini membantu untuk menidurkan anak:  Kalau sudah malam,
seandainya anak saya belum mengantuk saya dia ajak bermain di kasur, lampu
kamar diredupkan, setel musik yang lembut ( musik klasik) atau dinyanyikan
lagu yang lembut  atau bacakan cerita dengan bahasa yang lembut.
Seandainya dia bangun malam jangan ajak bermain segeralah menidurkan-nya
kembali.

Memang melelahkan tapi mengasikan, cape akan hilang setelah melihat buah
hati kita sudah tertidur pulas di pangkuan kita.

Semonga bermanfaat

---------------------- Forwarded by Teny Yudawati/bjsfer/BJSERVICES on
11/16/2000 03:18 PM ---------------------------


"dwi" <[EMAIL PROTECTED]> on 11/16/2000 09:28:55 PM

Please respond to [EMAIL PROTECTED]

To:   <[EMAIL PROTECTED]>
cc:
Subject:  Re: [balita-anda] mental pembantu ?


Assalamualaikum,

Ibunda Izar,

Sedih juga ya, kalau anak susah dikendalikan sama bundanya di banding
dengan pembantu...sampai bobo aja maunya sama pembantu.
Maaf lho, mungkin saran saya, ibu bisa agak sabar sedikit dalam menghadapi
Izar, walaupun memang sangat sulit karena waktu gaul Izar lebih banyak
dengan pembantu dibanding dengan bundanya.. karena bunda kerja.
Saya juga kerja bu, hingga sekarang... tapi saya tidak pernah mengizinkan
pembatu untuk tidur dengan anak saya , kecuali siang hari (itupun hanya
menemani hingga tidur lalu di tinggal). Seberapapun cape'nya saya, saya
akan berikan waktu saya yang cuma sedikit itu untuk anak saya, kendati
harus makan malam sambil memangku anak. Yang saya waktu itu pikirkan, bukan
sekedar  perilaku dan mentalnya nanti semakin sama dengan pembantu, tapi
lebih dari ketakutan saya jika kedekatan anak saya dengan pembantu akan
tidak dapat saya kendalikan lagi... artinya pasti sulit dong misahin dia
dari pembantu... bisa2 anak saya sakit jika pembantu pulang kampung...
Disinilah bu, resiko kita sebagai wanita karir sekaligus ibu dari anak2
kita...
repot memang, dan pasti lelah... tapi kelelahan ini akan hilang dengan
sendirinya kok setelah kita lihat anak kita pulas dipelukan kita...
Mumpung Izar masih kecil....

Sekali lagi maaf lho bu, ini hanya masukan saja... kebetulan saya sempat
mengalami masalah yang sama dengan ibu. Terima kasih...

Wasalam,
Ibunya Aditya


>>>> 2.5 Mbps InternetShop >> InternetZone << Margonda Raya 340 <<<<
>> Kirim bunga ke-20 kota di Indonesia? Klik, http://www.indokado.com
>> Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED]
Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]





















>>>> 2.5 Mbps InternetShop >> InternetZone << Margonda Raya 340 <<<<
>> Kirim bunga ke-20 kota di Indonesia? Klik, http://www.indokado.com
>> Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED]
Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]















Kirim email ke