Saya setuju dengan pendapatnya Ibunya Aditya. Sebagai Ibu yang sekaligus
merangkap "Wanita Karir" memang repot. Tapi itu sudah merupakan konsekuensi
yang harus kita hadapi, dan kita nggak boleh ngeluh sedikitpun... Biar
bagaimanapun anak kita berhak 100 % atas diri kita. Ingat, anak ini
merupakan titipan dari Allah kepada kita. 
Sebagaimana repotnya dan capeknya kita sebagai "wanita karir" kita tetap
harus meluangkan waktu buat anak. 
Di rumah, saya pakai Baby Sitter, kalau siang hari, si Nisa (anak saya)
memang tidur dengan baby sitter ini. Tapi kalau malem Nisa akan menunggu
saya pulang (kalau dia nggak lagi ngantuk berat). Nisa memang terbiasa
sekali tidur diantara kita (kanan ada ibunya dan kiri ada bapaknya). Dan ini
menjadi suatu keharusan. Memang jadinya agak repot kalau bapaknya harus
dinas keluar kota. Dan saya pun jadi menolak kalau harus ditugaskan ke luar
kota. Terus terang saya merasa bersalah meninggalkan Nisa dari pagi sampe
sore. Nah... rasa bersalah ini saya tebus dengan tidur bersama dengan Nisa.
sampai-sampai Nisa kadang nggak bisa tidur malem kalo nggak bersama ayah dan
ibundanya. Saya memang nggak ingin anak saya dekat (bergantung) dengan baby
sitternya. Nisa adalah anak saya dan dia harus dekat dengan Ibunya... Itu
adalah suatu keharusan.
Memang nanti pada saatnya Nisa harus tidur di kamarnya sendiri, tapi itupun
dia harus tetap dekat dengan saya. Pagi sampe Sore dia memang bermain dengan
baby sitternya, tapi kalo saya sudah pulang, Nisa menjadi milik saya. Nah...
saat-saat inilah kesempatan bagi saya untuk mendidiknya secara baik dan
benar. Terkadang didikan Baby Sitter ataupun Pembantu dikatakan kurang.
Bahkan kalau bergaul dengan anak-anak tetangga yang didikannya kurang, anak
kita jadi ikutan terbawa-bawa....
Oiya Sabtu dan Minggu Nisa juga menjadi milik saya..... karena Sabtu &
Minggu saya libur....
Yah... ini cuman sekedar sharing dari saya... Jangan sampe deh kita
kehilangan momen-momen penting dalam tumbuh kembang si kecil.... Terima
kasih...

-----Original Message-----
From: dwi [mailto:[EMAIL PROTECTED]]
Sent: 16 Nopember 2000 21:29
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [balita-anda] mental pembantu ?


Assalamualaikum,

Ibunda Izar,

Sedih juga ya, kalau anak susah dikendalikan sama bundanya di banding
dengan pembantu...sampai bobo aja maunya sama pembantu.
Maaf lho, mungkin saran saya, ibu bisa agak sabar sedikit dalam menghadapi
Izar, walaupun memang sangat sulit karena waktu gaul Izar lebih banyak
dengan pembantu dibanding dengan bundanya.. karena bunda kerja.
Saya juga kerja bu, hingga sekarang... tapi saya tidak pernah mengizinkan
pembatu untuk tidur dengan anak saya , kecuali siang hari (itupun hanya
menemani hingga tidur lalu di tinggal). Seberapapun cape'nya saya, saya
akan berikan waktu saya yang cuma sedikit itu untuk anak saya, kendati
harus makan malam sambil memangku anak. Yang saya waktu itu pikirkan, bukan
sekedar  perilaku dan mentalnya nanti semakin sama dengan pembantu, tapi
lebih dari ketakutan saya jika kedekatan anak saya dengan pembantu akan
tidak dapat saya kendalikan lagi... artinya pasti sulit dong misahin dia
dari pembantu... bisa2 anak saya sakit jika pembantu pulang kampung...
Disinilah bu, resiko kita sebagai wanita karir sekaligus ibu dari anak2
kita...
repot memang, dan pasti lelah... tapi kelelahan ini akan hilang dengan
sendirinya kok setelah kita lihat anak kita pulas dipelukan kita...
Mumpung Izar masih kecil....

Sekali lagi maaf lho bu, ini hanya masukan saja... kebetulan saya sempat
mengalami masalah yang sama dengan ibu. Terima kasih...

Wasalam,
Ibunya Aditya 


>>>> 2.5 Mbps InternetShop >> InternetZone << Margonda Raya 340 <<<<
>> Kirim bunga ke-20 kota di Indonesia? Klik, http://www.indokado.com
>> Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED]
Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
















>>>> 2.5 Mbps InternetShop >> InternetZone << Margonda Raya 340 <<<<
>> Kirim bunga ke-20 kota di Indonesia? Klik, http://www.indokado.com
>> Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED]
Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]















Kirim email ke