Rekan netters,
Saya juga ingin menambahkan mengenai autisme ini, sepertinya bahaya dan
hubungan autisme dengan MMR amat sangat gencar dibicarakan, tapi tidak ada
problem solvingnya untuk orang tua yang terlanjur mengvaksinkan anaknya,
lalu kenapa harus tunggu dulu selama tiga tahun dampak yang timbul..? apakah
tidak bisa secara dini diketahui ..? anak saya 18 bulan sudah saya MMR,
sejauh ini saya lihat tidak ada perubahan yang signifikan, dalam artian
bicara sudah banyak, banyak kontak mata, sudah bisa diperintah, tapi tetap
saja saya khawatir takutnya diusia 2 atau tiga tahun anak saya ada
kemunduran..tolong dong..setiap hari saya jadi cemas takut terjadi sesuatu
pada anak saya.. Dr. Rudy pernah bicarakan sich masalah ini, tapi saya tetap
aja cemas abis koq kayanya jadi seperti menakut-nakuti..

Salam

Bundanya Sulthan  

-----Original Message-----
From: Safaatun [mailto:[EMAIL PROTECTED]]
Sent: 23 January 2001 10:07
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: RE: [balita-anda] Kontroversi Vaksin MMR dan Autisme


Pak Dokter dan rekan netters,

Setelah membaca masalah ini berulang-ulang saya jadi khawatir, lantas
bagaimana menanggulangi bahaya yang timbul jika sudah terlanjur di imunisasi
MMR ini.
 
Kalo melihat akibat yang ditimbulkan yang salah satunya komplikasi bronkitis
(entah kebetulan atau tidak anak saya pernah divonis dokter kena bronkitis
waktu umur 1,5 tahun) sekarang 2 th, dan kalo saya perhatikan lagi sampai
saat ini memang anak saya belum lancar bicara hanya bisa menyebutkan paling
banyak 3 kata dalam 1 kalimat.
Apakah ini berhubungan dengan MMR itu...

Apa yang saya lakukan saat ini, tolong dong dokter kasih saran yan terbaik.

Salam
Eva
Mamanya Adit & Tia.

                -----Original Message-----
                From:   Nurul Ainiyah [mailto:[EMAIL PROTECTED]]
                Sent:   Tuesday, January 23, 2001 9:15 AM
                To:     [EMAIL PROTECTED]
                Subject:        RE: [balita-anda] Kontroversi Vaksin MMR dan
Autisme

                Sebagai tambahan, ada komentar dari Dr. Rudy Sutadi, SpA di
        
http://www.satumed.com/komentar/view.html?id=871&limit=0&maxdata=5
                Rekan2 yg lain silakan menambahkan komentarnya..
                Isi komentar Dr Rudy:
                ***********************************************
                Data menunjukkan bahwa di California sejak dimulainya
vaksinasi MMR pada
                tahun 1978, dan di Inggris di mana vaksinasi MMR mulai
dilakukan pada tahun
                1988, jumlah penyandang autisme semakin meningkat secara
bermakna setiap
                tahunnya. Yaitu sampai dengan akhir tahun 90-an meningkat
sampai hampir
                30-40 kalinya.

                Artikel dari satumed.com ini mengesankan bahwa seakan-akan
terdapat
                kelemahan pada penelitian Dr. Andrew Wakefield. Padahal
justru sebaliknya.
                Justru penelitian Dr. Brent Taylor, senior dari Wakefield di
tempat mereka
                bekerja (yang bersama-sama institusinya melakukan penekanan
pada Wakefield),
                oleh para ahli/peneliti ditolak metodologi penelitian serta
kesimpulannya. 
                Tetapi banyak orang/badan/industri-vaksin yang secara
mentah-mentah langsung
                mengutip dan menerima hasil penelitian Taylor secara begitu
saja. Hal ini
                bisa dimaklumi oleh karena berbagai alasan.
                Penelitian di laboratorium-laboratorium Jepang menunjukkan
hasil yang sama
                dengan hasil penelitian Wakefield.

                Studi awal dari Andrew Wakefield meneliti hubungan antara
Krohn's disease
                (penyakit inflamasi usus) dengan virus campak (measles). 
                Setelah publikasinya banyak orangtua dari penyandang autisme
yang
                menghubunginya dan mengatakan bahwa anak-anak mereka juga
mempunyai masalah
                pencernaan (chronic bowel problems). Apakah mungkin ada
hubungan gangguan
                mental dan fisikal tersebut dengan virus vaksin?
                Pada tahun 1998, Andrew Wakefield mempublikasikan hasil
studi serta
                teorinya, di Lancet. Yaitu salah satu majalah kedokteran
terkemuka di dunia.
                Pada 12 anak yang mempunyai symptom (gejala-gejala) yang
sama yaitu
                inflamasi usus, dia sebut sebagai enterokolitis autistik, 8
dari orangtua
                melaporkan bahwa perilaku anak-anak mereka menjadi buruk
setelah vaksinasi
                MMR. Kemudian pada studi lebih lanjut yang melibatkan 160
anak, terdapat
                hasil yang sama, yaitu adanya virus campak pada usus
anak-anak penyandang
                autisme yang sebelumnya tidak mempunyai masalah sebelum
vaksinasi MMR.
                Walau demikian, memang Wakefield belum membuktikan bahwa
virus campak yang
                ditemukan adalah sama dengan virus campak yang berasal dari
vaksin MMR. Hal
                ini merupakan langkah besar selanjutnya yang perlu dilakukan
dalam
                penelitian genetik virus tersebut (genetic fingerprint).
Jawabannya akan
                dapat diketahui dalam waktu tidak lama lagi.

                Jakarta, 07 Januari 2001.
                Dr. Rudy Sutadi, SpA
                c 2001
                KID-Autis JMC (Klinik Intervensi Dini Autisme, Jakarta
Medical Center).
                Jl. Buncit Ra
                ***********************************************

                Tks,
                Mama Ariq

                -----Original Message-----
                From: Nurul Ainiyah 
                Sent: January 23, 2001 8:53 AM
                To: [EMAIL PROTECTED]
                Subject: RE: [balita-anda] Kontroversi Vaksin MMR dan
Autisme


                Saya juga pernah menemukan artikel ttg Hubungan antara
Vaksin MMR dan
                Autisme di http://www.satumed.com/isi_artikel/871.html
                (isi artikel saya lampirkan di bawah)
                Saya sendiri bingung mana yg benar, apakah betul2 ada
hubungan antara Vaksin
                MMR dan Autisme, atau tidak...
                Untuk rekan-rekan yg tahu ttg hal ini, tolong sharingnya
dong... thanks

                Mama Ariq

                 Rabu, 19 April 2000 
                Hubungan Antara Vaksin MMR dan Autisme Ditolak

                 Anda mungkin pernah mendengar tentang vaksin MMR (Mumps,
Measles, Rubella)
                yang berguna untuk meningkatkan kekebalan tubuh terhadap
Parotitis (infeksi
                pada kelenjar ludah parotis atau sering dikenal sebagai
gondongan), Campak
                dan Campak Jerman. Vaksin ini pernah dihubungkan dengan
terjadinya autisme,
                tetapi para pakar menyatakan bahwa penelitian ini mengandung
banyak
                kelemahan.

                Suatu penelitian yang dilakukan oleh Dr. Andy Wakefield
sekitar dua tahun
                lalu mengatakan telah menemukan jejak virus tersebut dalam
usus anak-anak
                penderita autisme, dimana risetnya ini menimbulkan ketakutan
akan vaksin MMR
                untuk pertama kalinya.

                Tetapi The Royal Free and University College Medical School
di London,
                dimana Dr. Wakefield bekerja, telah mengeluarkan pernyataan
yang menunjukkan
                kelemahan riset ini.

                Riset terakhir disampaikan di depan Kongres Amerika Serikat
minggu lalu oleh
                Dr. Wakefield dan Profesor John O'Leary, direktur patologi
di Coombe Women's
                Hospital di Dublin.

                Dia mengatakan bahwa pada 25 anak-anak pengidap autisme, 24
mempunyai jejak
                virus campak dalam ususnya. Profesor O'Leary mengatakan kini
terdapat "bukti
                yang menarik" tentang hubungan antara autisme dan MMR.

                Akan tetapi, hubungan ini sendiri tidak menjelaskan apakah
virus tersebut
                menyebabkan autisme, atau bahkan sumber virus ditemukan
dalam vaksin MMR,
                yang mengandung virus campak dan parotitis dalam bentuk
"yang sudah mati".

                'Tidak Bisa Dibuktikan'

                Departemen Kesehatan mengatakan riset tersebut "tidak bisa
dibuktikan dengan
                sarana ilmiah biasa. Hal itu tidak membuktikan apa-apa dan
tetap belum ada
                bukti untuk mengatakan adanya kaitan antara suntikan vaksin
MMR dan
                autisme," seorang juru bicaranya menambahkan.

                "Pasti merupakan bahaya besar kalau anak-anak harus
meninggal karena
                penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin karena ketakutan
akan keamanan
                vaksin yang sesungguhnya belum dapat dipastikan."

                Seorang juru bicara Royal Free Hospital mengatakan bahwa
tidak seorangpun
                ilmuwan lain sanggup menghasilkan atau membuktikan kebenaran
pekerjaan Dr.
                Wakefield. Dia menunjukkan pada studi lain yang mengatakan
bahwa tes kimia
                yang dilakukan oleh Dr. Wakefield untuk memastikan adanya
virus campak
                mungkin saja telah dianggap positif oleh protein usus
normal.

                "Dr. Wakefield dengan tegas mendesak untuk melakukan studi
lanjutan termasuk
                blind test pada subyek, kontrol yang tepat dan tes
independen oleh ahli
                laboratorium yang tidak mempunyai kepentingan di dalamnya."

                Riset awal skala kecil Dr. Wakefield mengatakan bahwa banyak
anak-anak
                mengalami autisme tidak lama setelah menerima suntikan MMR,
tetapi studi
                yang lebih besar oleh Medical Research Council (MRC) yang
diterbitkan tahun
                lalu tidak menemukan satu pun bukti hubungan tersebut.

                MRC telah melakukan proyek riset yang jauh lebih besar untuk
mencoba
                menentukan penyebab autisme. Meskipun anak-anak yang
terinfeksi virus campak
                alami dapat meninggal dalam kasus yang jumlahnya sangat
kecil, infeksi itu
                juga dapat memberi komplikasi yang serius, khususnya pada
anak yang sangat
                muda. Komplikasinya dapat meliputi pnemonia (radang paru),
bronkitis
                (infeksi pada bronkus) , kejang dan bahkan meningitis
(infeksi selaput
                otak).

                Jumlah penggunaan vaksinasi MMR turun tajam setelah
publikasi riset pertama
                Dr. Wakefield, yang menghubungkan antara MMR dengan autisme
maupun penyakit
                Crohn.

                -----Original Message-----
                From: Imelda, Pasni [mailto:[EMAIL PROTECTED]]
                Sent: January 23, 2001 7:14 AM
                To: balita anda (E-mail); Festarina; Anik, Artha; Devialina,
P Dewi;
                Auguar Auguar (E-mail); Reno Pratiwi (E-mail); Wiratni
(E-mail 2)
                Subject: [balita-anda] Kontroversi Vaksin MMR dan Autisme



                FYI


                >  -----Original Message-----
                > 
                > Selasa, 23 Januari 2001
                > Kontroversi Vaksin MMR dan Autisme
                > 
                > Mencegah lebih baik daripada mengobati. Agaknya ini pula
yang mendasari
                > para ahli kesehatan untuk melakukan vaksinasi ketika
manusia -- sebagai
                > bayi yang mungil -- baru saja lahir ke dunia.
                > 
                > Tak heran bila beberapa hari setelah persalinan, ibu sang
bayi --bila
                > melahirkan di rumah sakit, atau rumah bersalin -- langsung
disodori kartu
                > menuju sehat. Di dalamnya tertera sederet vaksin yang
harus diberikan
                > kepada sang bayi, lengkap dengan jadwal pemberiannya,
seperti vaksin BCG,
                > Hepatitis B, DPT, MMR, HIB, Tifa, dan Polio.
                > Sejauh ini memang tidak pernah terdengar ada keluhan
terhadap
                > vaksin-vaksin tersebut. Para orang tua rata-rata cuek.
Para ahli kesehatan
                > pun --khususnya di Indonesia-- tak pernah mempermasahkan
keamanan
                > vaksin-vaksin itu.
                > 
                > Salah satu prinsip vaksinasi adalah memasukkan
mikroorganisme yang sudah
                > dilemahkan ke dalam tubuh, agar tubuh membentuk kekebalan
terhadap
                > mikroorganisme tersebut yang masih ganas. Suatu hal yang
bukan tidak
                > mungkin terjadi jika mikroorganisme itu malah mengganggu
proses
                > metabolisme tubuh.
                > 
                > Dan, inilah yang dicurigai terjadi pada vaksin MMR
(measles, mumps, and
                > rubella). Vaksin ini spesifik untuk penyakit cacar air,
gondongan, dan
                > cacar jerman. Profesor Dr Andrew Wakefield, seorang
konsultan
                > gastroenterologis pada Rumah Sakit Free Royal di London,
menyatakan vaksin
                > MMR dapat menyebabkan autisme pada anak.
                > 
                > Autisme adalah penyakit gangguan sosial. Anak tidak
responsif terhadap
                > lingkungan sekitarnya, bahkan terhadap ibunya sendiri.
Gejalanya sudah
                > tampak sebelum anak berusia tiga tahun.
                > 
                > Klaim Profesor Wakefield itu didasarkan atas kasus 170
anak yang datang ke
                > kliniknya. Anak-anak tersebut mengalami sindrom autisme
dan penyakit usus,
                > setelah mereka diinjeksi dengan vaksin 'three in one' MMR.
                > Prof Wakefield dalam wawancara eksklusif dengan The
Telegraph akhir pekan
                > lalu mengatakan, "Pekan lalu di klinik kami melihat
sembilan atau 10 anak
                > baru, dengan cerita yang sama. Mereka dikirimkan oleh ahli
anak dari
                > seluruh negeri dengan mengatakan anak ini awalnya
berkembang secara
                > normal. Tapi setelah divaksinasi MMR, sekarang autis."
                > 
                > Kesimpulan Wakefield itu diperkuat dengan data yang ada
pada kebanyakan
                > orang tua mereka. Menurutnya, para orang tua yang anaknya
mengalami
                > autisme memiliki dokumen perkembangan fisik dan mentalnya,
yang
                > menunjukkan penurunan setelah vaksinasi MMR berlangsung.
                > 
                > Atas dasar itulah ia sempat mengatakan bahwa pejabat yang
menyatakan MMR
                > aman sebagai hal yang memalukan. "Ketika teman
menganjurkan anak-anak
                > harus diimunisasi MMR, saya jawab tidak."
                > Perhatian profesor ini terhadap MMR telah dilakukannya
sejak 1998, saat
                > kasus ini 'meledak'. Ketika itu ia menemukan 12 kasus
serupa. Dan mulailah
                > perdebatan tentang bahaya MMR mengemuka.
                > 
                > Departemen Kesehatan Inggris termasuk yang menentang
pendapat Wakefield.
                > Departemen itu menjamin bahwa MMR aman. Pernyataan itu
misalnya datang
                > dari Dr David Salisbury, kepala program imunisasi
pemerintah, pada bulan
                > ini.
                > 
                > "Departemen mengatakan bahwa keamanan MMR telah terbukti.
Argumen itu tak
                > dapat dipertahankan. Itu tidak dapat dibenarkan oleh ilmu
pengetahuan. Itu
                > tidak hanya pendapat saya tapi ditambahkan pula oleh ahli
kesehatan dan
                > masyarakat," kata Wakefield.
                > 
                > Ia mengatakan, "Berbagai uji telah menunjukkan waktu dan
waktu lagi bahwa
                > kita sedang menghadapi fenomena baru. Departemen kesehatan
berpendirian
                > bahwa MMR telah terbukti aman melalui studi, setelah
studi, setelah studi
                > yang tidak pernah berakhir. Terus terang, itu penilaian
tidak jujur dan
                > menurunkan derajat ilmu pengetahuan pada level terendah."
                > 
                > Wakefield sadar tindakannya berbicara secara blak-blakan
sekarang akan
                > membuat marah pejabat kesehatan setempat dan menambah
dilema orang tua
                > tentang perlu tidaknya vaksinasi MMR bagi anaknya. Bisa
jadi orang tua
                > akan shock. Namun, risiko itu diambilnya. Alasannya,
berbagai bukti tak
                > dapat ditolak.
                > 
                > Di Inggris sendiri jumlah dokter dan perawat yang khawatir
terhadap risiko
                > vaksinasi MMR meningkat pada bulan lalu. Muncul berbagai
tekanan untuk
                > memisahkan pemberian vaksinasi MMR secara terpisah. Tidak
'three in one'
                > tapi satu per satu, dalam jangka waktu tiga tahun. Selain
itu, ada tekanan
                > kepada pemerintah untuk menetapkan kebijakan vaksinasi
baru.
                > 
                > Vaksin MMR yang mengandung virus cacar air, gondongan, dan
rubella hidup
                > ini telah diberikan kepada jutaan anak di Inggris sejak
diintroduksi pada
                > 1998. Tapi, kemudian jumlah itu turun sejak Dr Wakefield
mengungkapkan
                > temuannya.
                > 
                > Sepuluh hari yang lalu kepala kesehatan setempat
memperingatkan para orang
                > tua bahwa Inggris dapat menghadapi wabah cacar air,
kecuali kalau banyak
                > anak-anak mereka telah divaksinasi dengan MMR. Terhadap
peringatan itu
                > Profesor Wakefield mengatakan, "Bagaimanapun, jika wabah
meledak ini
                > menunjukkan sebuah kegagalan dari departemen kesehatan, di
mana mereka
                > 'gagal menghadapi isu-isu keselamatan'."
                > 
                > Kini dokter itu dan kolega-koleganya sedang menguji
hipotesis bahwa virus
                > measles (cacar air) dari vaksin dapat menjadi rumah
sementara dalam usus
                > pada anak yang rentan, membahayakan bagi usus dan
mengakibatkan autisme,
                > serta virus mumps (gondongan) berkembang lebih dari yang
diramalkan.
                > 
                > Bagaimana di Indonesia? Dr Rudy Sutadi SpA, spesialis anak
RS Medical
                > Center, Jakarta, mengatakan, "Dari pengakuan orang tua
yang berobat ke
                > tempat saya atau orang tua yang mengoborol dengan saya,
memang ada
                > beberapa orang tua yang mengakui setelah anaknya diberi
vaksin MMR, mental
                > si anak menurun secara perlahan-lahan, misalnya kontak
mata anak mereka
                > mulai menurun perlahan-lahan," ungkapnya.
                > 
                > Namun demikian, menurut Rudy, tidak semua anak yang diberi
vaksin MMR akan
                > menjadi autisme. Semuanya, lanjutnya, tergantung pada si
anak. "Ada anak
                > yang mempunyai risiko tinggi untuk menderita autisme, dan
ada yang tidak,"
                > katanya.
                > 
                > Biasanya anak yang berisiko tinggi autisme, jelas Rudy,
adalah kalau ada
                > saudaranya atau orang tuanya juga menderita autisme,
menderita retardasi
                > mental. "Karena itu, anak yang mempunyai risiko tinggi
untuk autisme
                > sebaiknya ditunda dulu vaksinasi MMR. Setelah tiga tahun
didiagnosis tidak
                > terjadi perubahan perilaku baru dilakukan MMR," katanya.
                > 
                > Rudy mengatakan harus disadari pula bahwa apabila tidak
diberikan
                > vaksinasi MMR terhadap anak, kemungkinan terjadi wabah.
                > 
                > Terlepas dari apakah ada atau tidak hubungannya antara
autisme dan
                > vaksinasi MMR, Rudy mengakui kasus anak penderita autisme
di Indonesia
                > dari tahun ke tahun memang meningkat. Menurut dia, MMR ini
biasanya
                > diberikan ketika anak berusia 1,5 tahun.
                > 
                > Peningkatan itu, menurut Rudy, berhubungan dengan dua
persoalan. Pertama,
                > adanya informasi yang sampai tentang autisme kepada
profesi, sahabat,
                > tetangga, dll sehingga meningkatkan kasadaran/kewaspadaan
masyarakat.
                > 
                > Kedua, angka kejadian anak autisme dari kepustakaan memang
meningkat. Dulu
                > angka kejadian autisme 2-10 per 10 ribu kelahiran,
sedangkan dari
                > konferensi dunia tentang autisme tahun 2000 adalah 1:250,
jelasnya.
                > 
                > Menurut Rudy, para ahli memang sekarang sedang melakukan
penelitian untuk
                > mencari sidik jari apakah benar vaksin MMR itu yang
menyebabkan autisme
                > dan penyakit saluran pencernaan akut. "Hal itu sedang
diteliti terus,
                > kalau benar, memang hal itu tidak bisa disangkal lagi."
ian/nri
                > 
                > Sumber : Republika
                > 

                >> http://www.indokado.com -> kirim cake & bunga ke 20 kota
di Indonesia
                >> Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
                Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED]
                Stop berlangganan, e-mail ke:
[EMAIL PROTECTED]

















                >> http://www.indokado.com -> kirim cake & bunga ke 20 kota
di Indonesia
                >> Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
                Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED]
                Stop berlangganan, e-mail ke:
[EMAIL PROTECTED]

















                >> http://www.indokado.com -> kirim cake & bunga ke 20 kota
di Indonesia
                >> Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
                Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED]
                Stop berlangganan, e-mail ke:
[EMAIL PROTECTED]















                

>> http://www.indokado.com -> kirim cake & bunga ke 20 kota di Indonesia
>> Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED]
Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
















**********************************************************************
This e-mail and any attachment contains information which is private
and confidential and is intended for the addressee only.
If you are not an addressee, you are not authorised to read, copy or 
use the e-mail or any attachment.  
If you have received this e-mail in error, please notify the sender 
by return e-mail and then destroy it.
**********************************************************************

>> http://www.indokado.com -> kirim cake & bunga ke 20 kota di Indonesia
>> Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED]
Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]

















Kirim email ke