Ibu Maimum Utami, saya turut berduka cita atas dipanggilnya nanda Sitti
Fadilla Dwi Bachri. Semoga Ibu beserta keluarga diberi ketabahan dan
kekuatan menghadapi cobaan ini. Yakinlah bahwa nanda Sitti Fadilla Dwi
Bachri sudah mendapat tempat yang terbaik disisiNya.

mama Davi

-----Original Message-----
From: maimun utami <[EMAIL PROTECTED]>
To: [EMAIL PROTECTED] <[EMAIL PROTECTED]>
Date: Thursday, March 22, 2001 12:55 PM
Subject: [balita-anda] Anakku meninggal di RS. MMC


>Para netters tercinta, saya ingin bercurhat dan berbagi pengalaman kepada
>netter semua.
>Pada tanggal 9 Maret 2001 anak saya yang ke dua Sitti Fadilla Dwi Bachri
>(adek) yg berusia (4 bln) telah dipanggil Allah SWT. Saya akan mencoba
>menceritakan kronologis kepulanggannya agar dapat diambil pelajaran buat
>kita semua walaupun masih terasa berat dan menyesakkan dada saya tapi akan
>saya coba.
>2 minggu anak saya menderita batuk pilek dan selama itu telah dilakukan
>terapi selama 3 kali atas rekomendasi DSAnya dr. Yuli Yafri di RS.
>Bunda.Setelah dilakukan terapi alhamdulillah kondisinya sudah pulih
>(diperkuat dgn pemeriksaan DSAnya). Seminggu kemudian adek kembali batuk &
>pilek tepatnya tgl 5 Maret 01 (saat itu dia blm terlihat sesak), tgl 8
Maret
>saya putusin unt mengajaknya ke terapi kembali, dari sana dianjurkan unt
>melakukan terapi kembali besok & lusa. 9 Maret tepatnya jam 3.00 pagi dia
>menangis & tidak mau disusuin, melihat bibirnya sdh biru saya segera
>mengajaknya ke klinik 24 jam didekat rumah. Dokter jaga menganjurkan unt
>dibawa ke RS mengingat fasilitas disana tidak ada (alat bantu oksigen),
>segera saya larikan dia ke UGD RS. Mitra Jatinegara, disana dia lgs
>ditangani sama dr & suster yg jaga & lgs dipasang alat oksigen. Dokter
>disana menganjurkan unt dirawat inap disana. Mengingat jaminan kantor suami
>ada di RS. MMC maka dgn surat pengantar dr tsb saya bawa ke RS. MMC.
>Sesampai disana ruangan UGDnya terlihat kosong sampai-sampai kita teriak
>panggil suster & DRnya. Baru kemudian susternya muncul, tapi tidak
>memberikan tindakan apa-apa sampai dokternya muncul. Dokternya pun tidak
>melakukan pertolongan pertama hanya periksa & mengomentari kalau bayi itu
>penyembuhannya hanya dgn terapi saja. Suami saya yg mutusin unt dirawat
inap
>saja si Dokter malah bilang oh boleh saja, saya lgs tanya kalau dirawat
inap
>apakah dikasih tindakan pertolongan (seperti pemasangan oksigen atau yg
>lainnya) si dokter bilang kalau nanti dokter jaga di kamar yg lebih tau
>(Apakah memang begitu tindakan seorang dokter jaga UGD????). Si dr tanya
mau
>pake DSA siapa? karena saya & suami tdk kenal satupun DSA disana jadi kami
>pasrah mau dikasih siapa aja. Dr tsb merekomendasikan nama DSA dr. Semi
>Asti. Setelah mendapat kmr yg kosong jam 4.30 pagi, anak saya diperiksa
sama
>suster & dr piket. Saya malah minta tlg dr unt dibantu dgn oksigen melihat
>kondisi adek yg sdh semakin sesak. Akhirnya dipasanglah alat bantu oksigen
&
>dilakukan terapi uap, kondisinya mulai agak baikan & adek bisa tidur
>walaupun nafasnya masih berbunyi. Jam 7.00 pagi DSAnya dr. Semi Asti datang
>unt periksa. Dia kaget melihat kondisi nafas si adek, dan dia lgs kasih
>intruksi pengobatan ke suster (hrs diinfus, diterapi, diambil drh & difoto)
>juga menyuruh unt tidak disusuin (puasa). Stlh DSA tsb periksa sampai
kurang
>lebih 1,5 jam blm ada pengobatan apa-apa, sampai akhirnya saya tanya ke
>suster berapa lama adek hrs puasa melihat kondisi dia yg mulai lemah,
suster
>baru bergerak unt memasang infusnya (selalu hrs saya yg tanya). 2 jam kmd
>baru dilakukan terapi, terapi yg dilkk hanya penguapan, penyinaran saja
tapi
>tidak disedot berbeda dgn terapi yg slm ini dijalanin adek. Saya sdh
>tanyakan ini, tapi mereka menjawab itu semua atas intruksi DSAnya. Terapi
>kali ini berbeda si adek tidak sedikitpun menangis malah dia tidur &
>sesekali menjilat lidahnya (kehausan barangkali). Setelah terapi tidak
>dilakukan pemeriksaan sampai siang hari. Susternya yg kontrol pun hanya
>memeriksa infus atau oksigen saja, itupun krn permintaan saya. Saya
>beberapakali panggil dr jaga & bertanya kenapa tangan & kakinya dingin
>sementara kepalanya panas, si dr hanya menjawab itu pengaruh oksigen. Saya
>juga bertanya kapan mau difoto & dites darah, setelah ditanya baru ada
>tindakan (selalu begitu). Baru kemudian datang petugas unt ambil foto &
>ambil darah. Hampir setengah jam mencari pembuluh arteri akhirnya tidak
>dapat & petugas menyerah (dia bilang mungkin dr yg bisa cari). Sementara
itu
>kondisi si adek seperti mau tidur matanya seperti mata mengantuk. Saya
tanya
>juga kapan saya bisa susuin dia, suster bilang sampai DSAnya dateng
>(ternyata rencananya DSAnya baru dateng besok, jadi 1 hari cuma satu kali
>kontrol). Suami saya juga complain karena kamarnya berisik sementara si
adek
>tidak bisa istirahat. Setelah complain baru datang Manager duty memberitahu
>kalo yg renovasi sdh distop, dia kaget liat bayi yg dirawat & dia juga lgs
>ngecek selang oksigen yg katanya kegedean (ini hrsnya yg dilkk suster!!!)
>dia juga pegang tangan & kaki adek dan dia sendiri kaget melihat kondisi
>adek (bukankah ini seharusnya tugas DSAnya unt melihat perubahan kondisi
>pasien??) saya bilang kalo si adek matanya ngantuk & tdk bisa tidur, dia
>lihat trus dia bilang kalo' matanya adek itu bukan mata mau tidur...(massya
>Allah..saya sdh lgs lemas) dia lgs panggil dr jaga & suster. Dia juga
>instruksiin unt hub DSAnya & ambil darah dgn segera!! Para netter sekalian
>saya sdh tidak bisa berdiri lagi melihat saat adek diambil darah dia tdk
>memberikan reaksi apa-apa (jarumnya gede & darah yg diambil banyak). Dr
jaga
>& manager duty panggil suami saya & memutuskan unt segera membawa adek ke
>UGD (Bayangin kalo tidak ada manager duty yg tidak sengaja kontrol). Saya
>tidak tau lagi apa yg terjadi di sana saya hanya bisa menangis & berdoa
>sampai akhirnya adek yang montok (7,3 kg) yg sdh ngerti diajak ngomong, yg
>murah senyum dipanggil sama penciptanya Allah SWT jam 4.15 sore. Saya tdk
>tau lagi berapa kali saya tidak sadarkan diri.... bener-bener saya tidak
>menyangka sama sekali...ternyata Allah SWT lebih menyayangi dia. Sampai
adek
>meninggal DSAnya tidak pernah muncul ataupun mengucapkan belasungkawa. Dia
>hanya periksa satu kali pada jam 7.00 pagi itu saja, padahal saat dia
>periksa dia tau kondisi si adek, bukankah seharusnya dia selalu memantau
>perubahan pasien baik secara lgs maupun tdk lgs. Saya hanya pasrah karena
>ini takdir illahi, saya tidak akan meyalahkan siapa-siapa ini memang
>jalannya adek menuju sorga. Saya hanya mencurahkan apa yg ada di hati saya
>semoga para netter bisa mengambil pelajaran dari cerita saya ini. Saya
>sekali lagi hanya bisa mengucapkan innalillahi wainnalillahi rojiun.
>_________________________________________________________________________
>Get Your Private, Free E-mail from MSN Hotmail at http://www.hotmail.com.
>
>
>>> kirim bunga, pesan cake & balon ulangtahun? klik,
http://www.indokado.com
>>> Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
>Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED]
>Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>


>> kirim bunga, pesan cake & balon ulangtahun? klik, http://www.indokado.com  
>> Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED]
Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]




















Kirim email ke