Kalau menurut saya .. mengajarkan anak membaca sejak dini tidak ada
jeleknya. Masalah nanti apakah yang dibaca akan sesuai dengan umurnya, pasti
akan ada action dari si anak sendiri sesuai dengan perkembangan umurnya.
Artinya pada saat dia membaca sesuatu entah majalah, entah buku atau koran,
dia pasti langsung bisa merasakan apakah ini cocok atau tidak dengan
dirinya. Kalau tidak cocok pasti akan ditinggalkan, oleh karena itu penting
bagi kita untuk menyediakan bahan bacaan yang cocok buat anak.
Teman sekolah anak saya di Play Group ada yang sudah bisa membaca dan
kayaknya nggak ada masalah dengan si anak. Ibunya mengajarkan sambil
bermain --- jadi bukan ada waktu khusus.
Saya sendiri juga mulai terpikir mengajak Irfan (anak saya -- 2 tahun 10
bulan) untuk mulai mengenal angka dan huruf.
Sepanjang yang bisa saya ingat ... waktu saya kecil , sebelum masuk SD saya
sendiri udah bisa baca dan hanya saya seorang diri di kelas 1 itu yang udah
bisa baca (SD waktu itu masih mengajarkan membaca). Saya nggak merasa aneh
dan juga bosan ... di sekolah. Biasa-biasa aja tuh .. yang membedakan ya
hanya itu tadi .... saat mereka belajar "Ini Budi", saya asyik membaca buku
bacaan wajib sampai habis dan guru saya juga nggak melarang krn tahu saya
memang sudah bisa membaca, malah kadang membawakan buku-buku lain untuk saya
baca.

salam,
Lusie

----- Original Message -----
From: Sukarno <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Wednesday, March 28, 2001 2:48 PM
Subject: Re: [balita-anda] Sisi positif dan negatif mengajarkan anak membaca
terlalu dini


> Menurut saya kalau hanya mengajarkan baca tidak ada salahnya.
> maksudnya kita mengajarkan anak kecil baca bukan buat baca koran atau
berita
> lho.
>
> ----- Original Message -----
> From: Ira Mashura <[EMAIL PROTECTED]>
> To: <[EMAIL PROTECTED]>
> Sent: Tuesday, March 27, 2001 4:31 AM
> Subject: RE: [balita-anda] Sisi positif dan negatif mengajarkan anak
membaca
> terlalu dini
>
>
> > Membaca pengalaman pak Sis ini, saya jadi bertanya2, apakah memang besar
> > manfaatnya mengajarkan membaca terlalu dini bagi anak2, jika kita masih
> > tergantung pada sistem pendidikan formal ? Bagaimana kalau akibatnya spt
> yg
> > dialami Steven, dia jadi jenuh dan akhirnya malah mogok sekolah.
> > Terkadang, saya sendiri merasa bahwa ambisi saya sbg orang tua serasa
> tidak
> > tertahankan utk memberikan anak yang terbaik yang bisa saya dapatkan,
> moril
> > maupun materil. Dalam segi pendidikan pun kita inginkan yg terbaik buat
> buah
> > hati kita. Tetapi, mengajarkan membaca pada balita (malah pada bayi spt
> > judul buku Glenn Doman), kalau kita telaah apakah relevan dengan
usianya..
> ?
> > Di saat anak2 lain bermain tanpa beban, anak kita malah membaca koran
dan
> > melahap berita yg bukan porsinya...!!? Di satu sisi, ada kebanggaan
> > tersendiri melihat anak kita melebihi teman2 seusianya. Apalagi kalau
> > anaknya sendiri memang antusias saat diajarkan, tanpa perlu dipaksakan..
> > Tapi, ya.. itu tadi.. efeknya ya.. kembali ke si anak, syukur2 kalau
cuma
> > bosen aja, kalau malah timbul sifat jelek yang lain, spt suka menganggap
> > remeh orang lain, egois, merasa dirinya yg terbaik, dst.., wah.. malah
> > berabe.. tujuan meningkatkan IQ eh.. ujung2nya malah menurunkan EQ
> (bukankah
> > utk anak seusia balita, yg lebih dipentingkan sosialisasi dan bukan
> prestasi
> > ??).
> > Senang sekali kalau rekan2 bersedia urun pendapat ttg sisi2 positif dan
> > negatifnya mengajarkan membaca terlalu dini. Terima kasih sebelumnya.
> >
> > Wassalam,
> > Mama Mia & Rafi.
> >
> > -----Original Message-----
> > From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED]]
> > Sent: Saturday, March 24, 2001 11:33 AM
> > To: [EMAIL PROTECTED]
> > Subject: Re: [balita-anda] Mogok Sekolah
> >
> >
> >
> > Mbak Yani,
> >
> > sepertinya masalah mbak hampir sama dengan pengalaman saya
> > pada anak saya pertama (Steven). Saat itu Steven sudah saya ikut
> > sertakan dalam play group ketika berusia 2.5 tahun. Sampai akhirnya
> > ketika sudah mengikuti play group hampir 1 tahun. Steven melakukan
> > aksi mogok sekolah. Kami coba berbicara dengan gurunya siapa
> > tahu ada masalah di kelas bersama dengan teman atau pun gurunya.
> > Segalanya berjalan normal dan tidak ada masalah sama sekali.
> > Saya bersama istri hampir setiap hari mendampingi di sekolah sampai
> > steven masuk kelas, kami sering mengintip apa yang dikerjakan steven
> > di kelas bersama dengan teman dan gurunya. Segalanya kami anggap
> > tidak ada apa-apa yang mengherankan. Tapi mengapa 'mogok sekolah'
> > harus dilakukan oleh steven?
> > Akhirnya kami melakukan analisa terhadap kegiatan yang dilakukan
> > di sekolah maupun di rumah. Akhirnya kami melihat penyebabnya
> > (menurut kami), yaitu steven memang jenuh dengan aktivitas/pelajaran/
> > permainan yang diberikan di sekolah. Apa sebabnya? Sepertinya
> > yang menjadi penyebab utama adalah apa yang diperoleh di kelas
> > baginya sudah membosankan karena apa yang kami berikan di rumah
> > sudah jauh melebihi kebutuhannya yang dia peroleh di dalam kelas.
> > (Steven memang anak yang cerdas menurut kami - seperti yang pernah
> > saya sampaikan pada subject mengajar anak untuk membaca)
> > Sehingga, kami memutuskan anak saya untuk berhenti sekolah di play
> > group. Kemudian kami baru mendaftarkan kembali pada saat dia
> > harus masuk ke TK-A. Dan ternyata saat ini dia sudah menikmati
sekolahnya
> > sampai saat ini.
> >
> > Saran saya, sebaiknya mbak Yani bertemu dengan gurunya di sekolah
> > dan cobalah pelajari apa sesungguhnya penyebab utama atas aksi
> > mogok sekolah yang dilakukan oleh Farhan.
> > Semoga sharing dan saran ini bermanfaat.
> >
> > Salam,
> > sw
> > [EMAIL PROTECTED]



>> kirim bunga, pesan cake & balon ulangtahun? klik, http://www.indokado.com  
>> Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED]
Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]




















Kirim email ke