Astagfirullahilazim......terus terang saya jadi terharu baca kisah ini.
Saya jadi pengen nangis ngebayangin anaknya yang sangat mengharap perhatian
papanya.  Saya heran kenapa papanya yang seorang pendidik dan berpendidikan
tinggi bisa berprilaku demikian, seperti seorang yang tidak berpendidikan
dan tidak beriman.  Tidakkah istrinya punya keberanian untuk memberikan
pengertian kepada suaminya?  Atau mungkin bisa minta bantuan orang tua atau
kakek nenek si  anak untuk menyadarkan si papa yang lagi stress ini, mungkin
orang tua papanya bisa menceritakan bagaimana dulu papanya sewaktu kecil dan
bagaimana orang tuanya mendidik dan mengasuhnya, bagaimana juga arti seorang
anak dan benar" menyadarkan papanya bahwa anak adalah titipan Yang Kuasa,
mungkin anaknya nakal (menurut dia) karena kurang mendapat perhatian.
Sebelum semuanya terlambat orang tua si papa atau orang yang disegani si
papa ini harus memberikan pengertian dan menyadarkan dia bahwa anak adalah
amanah dari Yang Kuasa yang mempunyai hak untuk diasuh dengan layak.
Selain itu mamanya juga harus dengan sabar memberikan pengertian kepada
anaknya, walau gimanapun papanya adalah ayahnya dan yakinkan si anak suatu
saat kelak papanya akan bangga padanya apalagi kalau anaknya bisa
berprestasi disekolah, hal ini saya rasa bisa menjadikan si anak untuk giat
belajar.  Demikian semoga membantu.

Mamanya Naufal



> ----------
> From:         Dewi Hayu[SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
> Reply To:     [EMAIL PROTECTED]
> Sent:         Wednesday, April 18, 2001 9:28 AM
> To:   [EMAIL PROTECTED]
> Subject:      [balita-anda] Pilih kasih thd anak
> 
> Selamat pagi rekan balita anda
> 
> Tetanggaku punya masalah yang sangat pelik. Dia mempunyai 3 orang anak,
> yang
> sulung kelas 2 SD (cowok ).
> Suaminya seorang dosen univ.negri, dan temenku juga dosen. Si sulung
> memang
> rada bandel ( men.saya masih normal)
> Bapak,ibunya memperlakukan si sulung agak keras karena kebandelannya.
> Dengan
> 2 anaknya yang lain si suami tidak bermasalah. Nach waktu si suami
> berencana
> mengambil S3 di amrik, istrinya bilang kalau dia tidak sanggup mengasuh si
> sulung sendirian. Alhasil sisuami tak jadi ambil S3. Tapi si sulung jadi
> sering dikasarin papanya( dia bilang sama saya"tante, waktu papa marah,
> saya
> dibanting ke lantai, padahal saya tidak tahu salah saya apa", aduh saya
> kuatin hati saya mendengarnya, saya peluk anak itu). Sekarang sudah
> sekitar
> 1 tahun dia tak pernah diajak ngomong sama papanya.
> Momen yang penting seperti ulang tahun untuk dialog dengan papanya tidak
> berhasil ( " waktu ultahnya, dia disuruh neneknya kasih nasi kuning ke
> papanya, alhasil dicuekin saja. Tidak tega rasanya mendengarnya). Pernah
> dia
> ngomong ke mamanya, untuk cari papa baru. Setiap kali main ke rumah ia
> begitu senang, kadang tidak mau pulang,saya peluk dan cium dengan tulus.
> Sepertinya ia iri tidak punya papa. Ia begitu iri melihat kami bertiga
> bermesraan Ia merindukan seorang papa.
> 
> Teman-teman, kalau kasih saran suaminya saya kurang sreg, karena saya
> tidak
> akrab dengan suaminya.
> Ada masukan supaya suaminya bisa luluh hatinya ?
> Saya sangat menunggu jawaban teman-teman.
> 
> 
> Wassalam
> Dewi
> 
> 
> 
> >> kirim bunga ke negara2 di Asia? klik, http://www.indokado.com  
> >> Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
> Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED]
> Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
> 
> 

>> kirim bunga ke negara2 di Asia? klik, http://www.indokado.com  
>> Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED]
Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]


Kirim email ke