09 Juni, 2008 - Published 12:36 GMT
 
                
Email kepada teman              Versi cetak
Reaksi atas SKB Ahmadiyah
 
Keputusan pemerintah Indonesia untuk membekukan kegiatan Jemaah
Ahmadiyah mendatang berbagai reaksi dari umat.

Kelompok liberal mengutuk keputusan itu sebagai tindakan tidak adil,
sementara kelompok garis keras menghendaki pelarangan total.

Dalam wawancara dengan BBC Siaran Indonesia, salah seorang Ketua MUI
Maruf Amin mengatakan keputusan itu sudah sesuai dengan keinginan
Majelis Ulama Indonesia.

Namun ditambahkan oleh Maruf Amin, ini bukanlah hal yang diminta oleh
masyarakat.

"Yang diminta masyarakat adalah pembubaran dan pelarangan Ahmadiyah."
kata Amin.

Sementara itu kalangan liberal ataupun moderat Islam menyayangkan
tindakan pemerintah tersebut.

"Ini contoh buruk dan hanya akan memperburuk citra Indonesia, sebagai
negara demokrasi Muslim terbesar di dunia. Tidak akan ada lagi yang
percaya," demikian komentar Muslim Abdurahman, dari lembaga think tank
moderat, Almaun seperti dikutip kantor berita AFP.

Sementara itu pegiat kebebasan beragama, Ahmad Suaedy mengatakan
pemerintah telah tunduk kepada tekanan dan intimidasi dari kelompok
garis keras.

"Ini sama saja dengan pembekuan Ahmadiyah. Ini akan menjadi bola
salju, dan sejarah akan menunjukkan bahwa Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono bertindak salah, dan menciptakan kekerasan yang
berkepanjangan." kata Suaedy.

"Ini akan menjadi pertanda, bahwa siapa saja yang menginginkan
pemerintah untuk memenuhi keinginan mereka, hanya perlu melakukan
kerusuhan sosial, dan meluaskan kebencian." tambahnya.

Sementara itu dalam pandangan Rektor Universitas Islam Jakarta, Syarif
Hidayatullah, Komarudin Hidayat, keputusan ini membuat masa depan
Ahmadiyah tidak jelas, dan ini memang dimaksudkan untuk "mendinginkan
suasana."

"Pemerintah seharusnya tidak tunduk pada tekanan seperti ini. Apa yang
akan terjadi bila ada tekanan yang lebih kuat, apakah mereka juga akan
mengikutinya." kata Hidayat.

Kelompok garis keras

Kalau kelompok liberal mengecam keputusan tersebut, kelompok garis
keras mengatakan keputusan itu tidak cukup.

"Yang jelas, keputusan ini bukanlah pelarangan total, namun sedikitnya
akan mengurangi ketegangan dalam masyarakat Islam. Namun kami ingin
pelarangan sepenuhnya sehingga tidak akan ada lagi Ahmadiyah di
Indonesia," kata Fauzan Al- Anshori, juru bicara Majelis Mujahidin
Indonesia.

"Kelompok Ahmadiyah mungkin tidak menyerang orang lain, namun mereka
menyerang kepercayaan kami."

Ajaran Ahmadiyah mengikuti paham bahwa pendirinya Mirza Ghulam Ahmad
adalah Nabi terakhir, bukannya Nabi Muhammad.

Kirim email ke