sdr.Min Hui ,

saya mencoba menjawab sebisa saya.


> > 
> > 
> > Dewa Te Cu Kong itu saya tidak tahu dewa apa , tapi jika yang
> > disebut Tu Ji , maka dapat dikatakan dewa itu merupakan dewa 
lokal
> > atau bisa kita katakan bahwa dewa itu adalah leluhur atau sesepuh
> > dari masyarakat "pribumi" yang kita tinggali.
> > Misalnya ada beberapa kelenteng di Jawa Barat yang memiliki altar
> > untuk Prabu Siliwangi atau Eyang Suryakencana.
> > Ke 2 tokoh Jawa Barat ini termasuk dalam Tu Ji.
> 
> [MH]
> Dewa Te Cu Kong disini maksud saya adalah dewa bumi. Menurut 
cerita orang
> tua, dewa ini ada 5 orang dan merupakan dewa kanak-kanak (cmiiw), 
sehingga
> biasanya kita menyajikan 5 buah cawan teh saat sembahyang, 
demikian juga
> dengan jumlah hio.
> 
> Saya kurang jelas apakah sama dengan yang di daerah Jawa Barat, 
kalau begitu
> adalah penghormatan untuk tokoh pribumi?
> 

Itu artinya adalah bumi dengan 5 arah dan ditengah adalah pusat.
Ini merupakan kebiasaan dari jaman dahulu terutama penghormatan 
Langit (sifat Yang) dan Bumi (sifat Yin).
Mungkin itu yang disebut Wu Fang Tu Di Gong , dewa bumi di 5 arah.

> 
> > 
> > Penghormatan kepada leluhur merupakan suatu pilar budaya 
Tiongkok.
> > Ini yang harus kita ketahui dan kita sadari bahwa penghormatan
> > leluhur inilah yang menjadi rancu dan kadang menjadi bias serta
> > dalam prakteknya tidak lagi menunjukkan penghormatan.
> > Leluhur itu dalam scope luas adalah "dewa" seperti Guan Gong , 
FuDe
> > ZhengShen , TianShang ShengMu dan lain-lain.
> 
> 
> [MH]
> Benar sekali pak, ada family saya di Jakarta juga sudah tidak 
mempunyai
> altar untuk penghormatan kepada leluhur yang telah meninggal. Dan 
sebenarnya
> apakah hal ini memang diperlukan?
> 

Tergantung dari anda. Dan sepanjang yang saya tahu tidak semua 
keluarga bisa memiliki meja abu. Biasanya adalah anak pria tertua 
yang memilikinya.
Dan menurut tradisi , keluarga itu berkumpul pada saat tertentu di 
rumah putra sulung yang memiliki meja abu.
Ini memiliki fungsi lain yaitu fungsi mempererat pertalian saudara.

> 
> > 
> > Da Bo Gong adalah sebutan yang menurut saya hanya ada dikalangan
> > overseas Chinese.
> > Arti Da Bo Gong bisa kita katakan adalah leluhur yang membuka 
lahan
> > atau perintis di tempat kita tinggal sekarang.
> > 
> > Sebenarnya Buddhism masuk ke Tiongkok tentunya akan mengadopsi
> > kebiasaan rakyat Tiongkok.
> > Misalnya upacara Ulambana yang mengadopsi tanggalnya itu dengan
> > upacara Zhong Yuan dari Taoism. Walau mungkin landasan dari 
upacara
> > Ulambana itu berdasarkan kitab Ulambana Sutra tapi tanggalnya
> > disesuaikan dengan upacara Zhong Yuan dari Taoism.
> > 
> > Secara umum pola seperti yang anda sebutkan itu adalah pola
> > Tridharma atau bisa juga disebut Buddhist tradisi.
> > Tapi istilah tradisi ini rasanya tidak tepat. Dalam pandangan 
saya ,
> > mahzab apapun dalam Buddhism pasti mendapat pengaruh budaya dan
> > tradisi setempat.
>  
> 
> [MH]
> Thanks pak atas pencerahannya. Ini sekaligus membuktikan pandangan 
saya dan
> beberapa teman dekat saya bahwa agama/ajaran/kepercayaan yang kami 
anut
> dalam kehidupan sehari-hari bukanlah ASLI agama Buddha, akan tetapi
> merupakan penyesuaian waktu-ke-waktu dari ketiga agama besar di 
Tiongkok.
> 

Maaf , saya beranggapan tidak ada yang asli dalam agama Buddha 
sekarang ini.
Agama Buddha dari mahzab manapun pasti mendapatkan pengaruh serta 
penyesuaian dengan lingkungan sekitar dan budaya sekitarnya.
Bisa anda amati dengan cermat mahzab-mahzab yang ada.

> Banyaknya dewa/dewi dalam sejarah Tionghoa, penghormatan yang 
berbeda-beda
> di berbagai daerah atau suku tionghoa, belum lagi tiap 
vihara/kelenteng
> mempunyai satu atau dua dewa/dewi yang dijadikan maskot misalnya 
vihara Dewi
> Kuan Im, vihara Kuan Kong, dll malah jadi membingungkan kami 
terutama
> generasi muda yang mau beribadah sesuai dengan ajaran Buddha yang
> sebenarnya.
> 

Sebenarnya yang dimaksud "dewa" itu adalah tokoh sejarah yang layak 
mendapatkan penghormatan.
Ini sesuai dengan kitab Li Ji yang mengatakan bahwa mereka yang 
berjasa bagi masyarakat itu layak dihormati.
Jadi bedakanlah antara "dewa" sebagai tokoh sejarah dengan "dewa" 
dalam lingkup mitos.
Yang disebut maskot itu mungkin tepatnya disebut tuan rumah.

Guan Yin atau Avalokitesvara itu jelas merupakan bodhisatva dalam 
mahzab Mahayana. Hanya saja bentukNya sudah berbeda. Misalnya 
Avalokitesvara dalam bentuk pria bisa anda temukan di candi 
Mendut ,Jawa Tengah. Sedangkan Avalokitesvara Tiongkok memiliki 
wujud wanita seperti yang kita lihat sekarang ini. Jadi rasanya 
tidak tepat menggunakan istilah "dewi" bagi Guan Yin Pu Sa.
Banyaknya istilah mengenai "dewa" dalam bahasa mandarin dan jenis-
jenis perbedaan itu setahu saya tidak ada dalam khasanah bahasa 
Indonesia sehingga diterjemahkan secara bebas menjadi "dewa".
Aslinya wujud Avalokitesvara adalah pria dan mengenai perubahan 
wujud ini pernah dibahas dimilist ini.
Mungkin perbedaan mahzab yang anda anut membuat sedikit bingung.

Contohnya adalah penggunaan istilah kelenteng secara umum adalah 
tempat ibadat orang Tionghoa tanpa mencoba memilah kelenteng dari 
agama apa. Masalah ini juga pernah dibahas dimilist ini.

Atau juga sempat ada penggunaan istilah geredja bagi tempat ibadat 
orang Tionghoa. Misalnya gereja Boeloe yang jika kita gunakan bahasa 
sekarang adalah kelenteng Boeloe.
Sepanjang yang saya tahu geredja Boeloe didirikan oleh ibunda dari 
alm.Y.A Ashin Jinnarakhitta.

Saya hanya menambahkan sedikit pandangan saya , ibadah agama Buddha 
yang sebenarnya mungkin sulit ditemui. Hal ini saya katakan karena 
mengingat sudah adanya pengaruh budaya Yunani yang mempengaruhi 
Buddhism sejak abad ke 2 sebelum Masehi.
Saran saya , beribadahlah sesuai mahzab yang anda yakini tapi ingat 
pula bahwa ada tradisi dan budaya yang melandasi mahzab tersebut.
Dan belum tentu tradisi serta budaya tersebut adalah yang terbenar 
atau termurni. Murni dan benar adalah menurut anggapan mereka yang 
merasa murni dan benar tapi belum tentu bagi orang lain.
Mungkin anda bisa menggalang rasa hormat terhadap budaya serta 
tradisi etnis anda sebagai identitas etnis.




hormat saya ,



Xuan Tong 

> 
> Hormat saya,
> Min Hui




------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Help tsunami villages rebuild at GlobalGiving. The real work starts now.
http://us.click.yahoo.com/T8WM1C/KbOLAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Reply via email to