Dirgahayu

Terima kasih untuk bung JD karena telah menyisihkan waktunya untuk 
memberikan penjelasan yang singkat tapi sangat padat untuk saya 
perihal masalah `identitas tionghoa'. 

Sebenarnyalah, saya sudah lama sekali mengetahui sosok xifilsuf 
alias JD ini yang menurut informasi dari sindikat cina-orde baru 
thang obeng dan gan ti olie adalah putra dari Bpk. Kristoforus 
Sindhunata, mantan ketua umum LPKB. 

Ya, saya melihat `kontradiksi identitas' terkait dengan identitas 
etnik dan identitas warga-negara. Tetapi saya tidak mengatakan 
bahwa `krisis identitas' ini berasal dari internal mind-set orang-
orang tionghoa. 

Tetapi `kontradiksi identitas' ini lebih disebabkan oleh rekayasa 
politik dan external coersif factor dengan tujuan untuk 
mendeskreditkan golongan tionghoa yang dibantu oleh proxy forces 
dari segelintir sindikat tionghoa itu sendiri. 

sayangnya, karena ketidak-mampuan para tokoh organisasi tionghoa 
saat ini dalam mengartikulasikan permasalahan yang dihadapi, opini 
publik seakan melihat gerakan anti-diskriminasi tionghoa sebagai 
gerakan yang cengeng. Kalangan tokoh ngetop tionghoa itu agaknya 
perlu membatinkan apa yang dikatakan oleh bung JD: "kembangkan kasus 
diskriminasi tersebut menjadi wacana GENERIK atas SALAH SATU CONTOH 
kasus penindasan terhadap salah satu suku bangsa di Indonesia dalam 
rangka penegakan IDENTITAS ke-Indonesia-an!" supaya "jangan sok 
eksklusif merasa diri sendiri yang paling jadi korban di Indonesia!" 
yang pada akhirnya dapat menjadi boomerang bagi orang tionghoa 
secara umum. 

Hal ini bertambah berat pada saat golongan tionghoa bersuara atas 
ketidak-adilan atas dirinya, sebagian kelompok rasis ini akan 
kembali menyerang golongan tionghoa dengan tuduhan `ekslusif' karena 
hanya merengek-rengek "menggolongkan kasusnya sendiri sebagai kasus 
tersendiri yang UNIK sebagai 'nasibnya si Cino di Indonesia'". 

Padahal, golongan etnik lain yang juga tertindas seperti aceh, 
papua, dayak, ambon dsb itu juga tidak pernah bersuara untuk membela 
tionghoa. Tetapi tampaknya, bung JD bermaksud mengatakan bahwa 
golongan tionghoa harus berinisiatif untuk memelopori gerakan anti-
diskriminasi secara lebih luas lagi. Sebuah anjuran yang pantas 
dipikirkan oleh golongan tionghoa yang rada-rada kuper. 

INDONESIA NEGARA RASIS

Saya tidak terlalu setuju dengan omongan si wong cino yang 
bertendensi mengatakan bahwa indonesia adalah negara rasis. Paling 
tidak, perilaku rasialis sepanjang sejarah Amerika itu jauh lebih 
beringas dan keji daripada yang selama ini terjadi di Indonesia. 

Tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa masih terdapat kelompok-kelompok 
rasis yang berkeinginan untuk menyingkirkan golongan tionghoa dari 
bumi Indonesia. Kelompok-kelompok rasis ini menamakan diri KENSI, PP-
10, Inpres No.14/1967, ekonomi benteng, afirmatif action dengan 
penekanan rasial, sms ganyang cina dsb. Mereka juga bermain dalam 
tatanan perundang-undangan kewarga-negaraan untuk memperkecil jumlah 
WNI beretnik tionghoa. 

Sedangkan, pasca BAPERKI, golongan tionghoa tidak mampu lagi berbuat 
banyak dalam menghadapi arus rasialis anti-tionghoa ini. 

Kelompok rasis ini mengganti sejarah positif tionghoa dalam proses 
perkembangan nusantara menjadi catatan korupsi, kejahatan ekonomi, 
ketamakan dan ke-ekslusif-an tionghoa yang dibuat-buat. 


INTEGRASI

Konsepsi INTEGRASI tidak pernah gagal. Bahkan bung JD sebenarnyalah 
merupakan pendukung kuat konsep INTEGRASI yang pernah diusung oleh 
Siauw Giok Tjhan dan BAPERKI di masa lalu dengan mengatakan "Â…Tapi 
cara pengikisan itu pun tidak bisa melalui jalur ASIMILASI di mana
si Cino dibuat MENJADI dan DIPAKSA jadi 'Indonesia nan abstrak'; si 
Cino sebaliknya harus dibiarkan eksis dan KO-eksis dengan suku-suku 
lainnya!". 

Bagi saya, konsep INTEGRASI BAPERKI ini adalah sebuah proyeksi ideal 
yang berfungsi sebagai landasan perjuangan anti-diskriminasi rasial. 
masalah tidak tercapainya kondisi ideal hubungan antar ras dan etnik 
lebih disebabkan karena pertarungan politik global dan lemahnya SDM 
pengusung konsepsi INTEGRASI itu sendiri. Bukankah, golongan 
tionghoa amat jarang melahirkan tokoh-tokoh sebesar Siauw, Tan Ling 
Djie, Liem Koen Hian, Dr. Tjoa Sik Ien, Kwee Keng Beng dsb

Tetapi sebagai proyeksi ideal, INTEGRASI yang diusung Siauw dan 
BAPERKI itu tidak pernah memiliki kesalahan secara prinsip. Sehingga 
sudah mesti diperjuangkan kembali. 


Mayat


--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, JD <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Sorry, karena repot saya lama tidak menanggapi thread ini. Eniwe, 
supaya 
> singkat dan padat saya bikin jawabannya titik per titik.
> 
> 1. Identitas kecinaan tidak konfrontatif dengan identitas ke-
Indonesia-an
> Dari tulisan si mayatperempuan kelihatan jelas bahwa dia melihat 
adanya 
> konfrontasi di antara identitas saya misalnya, sebagai 'keturunan 
Cina' 
> di satu pihak dengan status politik saya sebagai 'Warga Negara 
> Indonesia' di sisi lain. Ini adalah konfrontasi palsu yang tidak 
perlu 
> diungkit-ungkit. Secara jelas saya punya dua identitas, yaitu 
(satu) 
> sebagai keturunan Cina yang lahir dan besar di Indonesia dan dus 
(dua) 
> saya warga negara Indonesia. Kedua *sumber identitas* ini sifatnya 
> adalah saling melengkapi sebagaimana identitas Jawa-Indonesia atau 
pun 
> Batak-Indonesia; dan sama sekali tidak bersifat konfrontasional 
seperti 
> identitas Jawa lawan identitas Indonesia, atau pun identitas Batak 
lawan 
> identitas Indonesia, di dalam rangka Republik Indonesia! Di dalam 
negeri 
> saya sangat merasa 'Cina', tapi anehnya, di luar negeri saya 
justru 
> merasa sangat Indonesia! Bagaimana kita mendamaikan kedua sumber 
> identitas ini agar tidak konflik sendiri di dalam diri kita dan 
kemudian 
> menjadi asal usul semua sakit jiwa? Kuncinya cuman satu: damaikan 
> mereka, dan jangan dikonflikan!
> 
> 2. Krisis identitas Cino di Indonesia itu jelas dan nyata
> Tapi ini MURNI bukan cuman problemnya si cino kayak saya dan 
sebagian 
> dari Anda; tapi juga problemnya si Batak-Indonesia, si Dayak-
Indonesia, 
> si Jawa-Indonesia! Singkatnya, problem si cino model saya ini 
HANYALAH 
> satu prototype kecil dari problemnya SETIAP orang Indonesia karena 
> SETIAP orang Indonesia sendiri otomatis punya identitas ganda; 
yaitu 
> identitas dalam kerangka ke-Indonesia-annya dan dalam kerangka 
> ke-suku-annya. Kalau saja saya ini tukang kotbah, maka dari dulu 
saya 
> sekali secara konsisten saya telah mengartikulasikan hal ini 
> sedalam-dalamnya, yaitu: 'Cino Indonesia, jangan sok eksklusif 
merasa 
> diri sendiri yang paling jadi korban di Indonesia! Tapi, 
kembangkan 
> PENGALAMAN Anda sebagai Cino di Indonesia itu untuk MERANGKUL 
pengalaman 
> sesama kita di Indonesia dari suku-suku lainnya yang juga SAMA-
SAMA 
> menderita!
> 
> Saya sering mengambil contoh fiktif begini. Saya dengan muka Cino 
saya 
> nyerempet mobilnya tentara di jalanan, si tentara pun turun dengan 
> garangnya dan langsung ngaploki saya. Okey! Nah, dalam konteks 
begini 
> Cino GOBLOG bakal langsung bilang si tentara itu RASIS dan 
ngaploki saya 
> SEMATA-MATA hanya karena muka saya muka Cino! Ini adalah reaksi 
goblog 
> yang buta tuli sama kenyataan!? Tahu kenapa? Karena, KALAU SAJA 
muka 
> saya sama-sama coklatnya dan sama-sama huananya sama mukanya si 
tentara, 
> maka tentu saja saya bakal tambah mampus disiksa si tentara dalam 
> konteks kejadian yang serupa, yaitu 'nyrempet mobilnya si 
tentara'. 
> Gara-gara muka saya muka muka Cino, maka si tentara pun masih 
mikir 
> 'kalau-kalau' muka saya yang Cino ini kenal dengan atasannya!? 
Tapi, 
> coba saja muka saya ini mukanya si kulit coklat, maka nggak cuman 
> ditampar, muka saya pun diinjek-injek sama si TNI/ABRI bajingan 
itu!
> 
> Anda para Cino di sini HARUS sadar atas realitas itu!
> 
> Kita itu ditindas BUKAN karena KITA CINO atau pun karena Indonesia 
itu 
> secara 'de facto' rasis model tulisannya si tolol Wong Chi No di 
> milis-milis, tapi karena Negara Indonesia itu memang yang masih 
sangat 
> represif dan sangat barbar!
> 
> Singkatnya, JANGAN secara eksklusif menggolongkan kasus Anda 
sebagai 
> kasus tersendiri yang UNIK sebagai 'nasibnya si Cino di 
Indonesia'; 
> tapi, kembangkan kasus diskriminasi tersebut menjadi wacana 
GENERIK atas 
> SALAH SATU CONTOH kasus penindasan terhadap salah satu suku bangsa 
di 
> Indonesia dalam rangka penegakan IDENTITAS ke-Indonesia-an!
> 
> 3. Integrasi si Cino, atau pun Asimilasi si Cino ... sudah 
terbukti GAGAL
> Dan bukan cuman di Indonesia toq proses begituan GAGAL! Di 
Perancis pun 
> itu gagal sebagaimana bisa kelihatan jelas di TV-TV belakangan 
ini! Juga 
> di Amerika! Karena itulah, di Amerika pun mereka meninggalkan 
kebijakan 
> asimilasi alias 'melting pot' dalam aksen Inggrisnya dan 
memprioritaskan 
> 'affirmative action'.
> 
> 'Affirmative action' sukses besar bukan cuman di Amerika, tapi 
juga di 
> Singapore. Di Singapore dan di Amerika muka-muka Cino tanpa 
> sungkan-sungkan pacaran dengan muka-muka India atau pun Melayu; 
bukannya 
> kayak di Indonesia di mana Cinonya malah merasa paling tinggi 
sendiri, 
> paling jadi korban sendiri dan paling beradab sendiri! Mentalitas 
Cino 
> goblog nan feodal kayak mentalitasnya para Cino di Indonesia 
inilah yang 
> perlu kita kikis habis!
> 
> Tapi cara pengikisan itu pun tidak bisa melalui jalur ASIMILASI di 
mana 
> si Cino dibuat MENJADI dan DIPAKSA jadi 'Indonesia nan abstrak'; 
si Cino 
> sebaliknya harus dibiarkan eksis dan KO-eksis dengan suku-suku 
lainnya!
> 
> 4. Singkatnya
> Singkatnya, Cino di Indonesia memang adalah si minoritas atau pun 
si 
> suku yang secara kultural maupun sukuis KEBETULAN sekali memang 
lebih 
> dari pada suku-suku yang lain. Orang Indonesia dari suku mana saja 
yang 
> mau tutup mata sama fakta ini yach lebih baik memperbaiki kaca 
matanya 
> biar bisa melihat lebih jelas.
> 
> TAPI, itu jangan lantas dilihat sebagai alasan untuk MERASA 
SUPERIOR dan 
> LEBIH dibandingkan dengan suku-suku lainnya!
> 
> Cino Indonesia itu 10000000000 kali masih lebih untung nasibnya 
> dibandingkan, misalnya, orang Aceh atau orang TimTim dulu. 
Faktanya, 
> orang Aceh atau TimTim itu secara bajingan sekali disiksa sama si 
> tentara-tentara Indonesia anjing itu jauh lebih buruk dari pada 
> perlakuan terhadap suku Cino-Indonesia.
> 
> So, berpikirlah secara luas dan obyektif model:
> a. Cino-Indonesia didiskriminasi? Iya, memang! Tapi suku-suku lain 
pun 
> juga didiskriminasi secara sistematis oleh wacana ke-Indonesia-an 
ini 
> dan lebih buruk lagi, suku-suku lain itu BETUL-BETUL disiksa DI 
TANAH 
> KELAHIRAN mereka sendiri, nggak kayak si Cino yang disiksa karena 
dia 
> sukunya suku asing!
> b. Cino-Indonesia diperlakukan tidak adil? Iya, memang! Tapi suku-
suku 
> Indonesia lainnya pun juga didholimi oleh para penguasa di negara 
fasis 
> Pancasilais ini! So, jangan sok eksklusif merasa diri sendiri yang 
jadi 
> korban model tulisannya cino-cino goblog kayak si Wong ChiNo itu!
> 
> Kita keturunan Cino di Indonesia ini punya satu keunggulan yang 
TIDAK 
> dimiliki oleh suku-suku lainnya di Indonesia. Yaitu: kita punya 
dukungan 
> internasional. Waktu perempuan Cino disikat sama tentara-tentara 
> bajingan, maka Cino huaqiao sedunia pun langsung teriak-teriak 
menekan 
> si Indonesia!
> 
> Tapi coba waktu si perempuan Aceh atau TimTim tempeknya dijejelin 
> bedilnya tentara Indonesia; maka si perempuan itu yach membujur 
> sendirian jadi mayat kesepian! Tidak ada satu orang pun yang sudi 
> berteriak atas kematiannya; nggak ada satu orang pun yang merasa 
> keberatan dengan fasisme si TNI/ABRI bajingan di Indonesia itu!
> 
> Betapa beruntungnya jadi Cino!
> 
> So, Cino Indonesia, HORIZONTAL-KAN pengalaman Anda itu! Artinya, 
Anda 
> disiksa? Okey, tapi lihat juga tetangga Anda si Aceh, si Dayak, si 
Bali, 
> si Maluku yang juga disiksa! Pengalaman Anda itu sebagai Cino di 
> Indonesia itu jangan malah diekspose sendirian menjadi SEOLAH-OLAH 
saja 
> satu kasus yang terpisah dan unik dari kasus-kasus lainnya di 
dalam 
> bingkai ke-Indonesia-an sialan ini!
> 
> Sekali Anda bisa begitu, maka Anda pun bisa langsung berdamai 
dengan 
> identitas Anda! Anda jadi Cino di Indonesia, sekaligus jadi orang 
> Indonesia juga?
> 
> Ngerti nggak?
> 
> 
> 
> JD
> 
> --------------------------------
> mayatperempuan wrote:
> 
> > Dirgahayu
> >
> > saya kira, beberapa kalangan tionghoa tidak
> > pernah memiliki 'krisis identitas' seperti
> > yang dituduhkan beberapa kalangan. beberapa
> > kalangan tionghoa ini pun tidak pernah punya
> > semacam 'loyalitas ganda' terhadap negara.
> >
> > sebut saja kalangan BAPERKI dan tokoh-tokoh
> > seperti LIEM KOEN HIAN, SIAUW GIOK TJHAN, YAP
> > THIAM HIEN, GO GIEN TJWAN, TAN LING DJIE dsb.
> > mereka-mereka ini agak berbeda dengan ketokohan seperti
> > Injo Beng Goat yang pernah mendukung kolonialisme
> > belanda tetapi bersikap sangat heroik pasca
> > kemerdekaan 17 agustus 45 atau berkelakuan
> > seperti Junus Jahja yang kalo udah ngomong
> > 'lebih pribumi dari pribumi'.
> >
> > beberapa kalangan leluhur tionghoa yang datang
> > ke nusantara ini pun telah "berdamai dengan
> > hati dan pikiran" mengenai 'identitas tionghoa'.
> >
> > ya, kami beretnis tionghoa dan berbudaya lain
> > dengan saudara-saudara jawa, batak, sunda, madura.
> > tetapi kita tetap bersaudara. dan 'bersaudara'
> > tidak berarti kehilangan identitas tionghoa kita.
> > seperti layaknya, seorang saudara sepupuh tidak
> > meminta saudar sepupuh lainnya untuk berganti nama
> > yang identik dengan namanya atau apalagi berganti
> > kelamin. tetapi tetap mereka bersaudara dalam
> > satu keluarga besar. antara etnik tionghoa dan
> > suku-suku lain tetap bersaudara di dalam keluarga
> > indonesia. 
> >
> > identitas tionghoa dan budaya tionghoa lebih
> > tepat dikatakan 'DIPERMASALAHKAN' oleh golongan
> > rasis anti-tionghoa yang berkehendak menyingkirkan
> > golongan etnik tionghoa dari muka tanah indonesia,
> > negara yang turut diperjuangkan oleh segolongan
> > tionghoa dengan wadah PARTAI TIONGHOA INDONESIA dan
> > juga didukung oleh TIONGHOA HWE KOAN (THHK) dan
> > harian SIN PO yang sama-sama menentang imperialisme
> > dan kolonialisme eropa sekalipun dengan konsep yang
> > berbeda.
> >
> > sehingga yang tampaknya harus
> > 'berdamai dalam hati dan pikiran' adalah mereka-mereka
> > yang sampai saat ini merasa canggung dengan keberadaan
> > tionghoa di Indonesia. ingatlah, seorang tionghoa bangka
> > yang bernama Tony Wen turun merobek bendera belanda
> > di hotel orange yang legendaris itu.
> >
> > akibat politik 'mempersalahkan tionghoa' mungkin
> > menjadi salah satu penyebab munculnya milis budaya
> > tionghoa ini.
> >
> > tetapi peringatan bung JD mengenai betapa luasnya
> > budaya tiongkok itu perlu dan mesti dihayati oleh
> > teman-teman yang mengorganisir milis budaya tionghoa
> > ini.
> >
> > benarlah apa yang dikatakan oleh bung JD. bahwa begitu
> > banyak budaya yang dihasilkan oleh peradaban yang berusia
> > 5000 tahun itu. dan hendaknya kawan-kawan BT tidak
> > menjadi subjektif dan partial hingga menjadi chauvinistik
> > dalam menentukan apakah seseorang itu tionghoa atau
> > setengah tionghoa. jangan meniru kalangan 'baba'.
> >
> > ada satu hal yang lebih mengikat kalangan tionghoa
> > yaitu DARAH.
> >
> > Mayat
> >
> >
> > --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "ulysee" <[EMAIL PROTECTED]> 
wrote:
> > >
> > > Budaya tionghoa ada, yaitu budaya Cina rantau yang berdiam di
> > Indonesia
> > > dan menyebut diri suku Tionghoa, hehehe. Istilah nya budaya 
Cina
> > > Peranakan, kalau di singapur/Malay dibilangnya budaya 
Nonya/Baba,
> > disini
> > > namanya budaya Tionghoa, hihihi. Rada maksa ngga apa-apa lah,
> > pokoknya
> > > ada, lain dari yang beda.
> > >
> > > Saya baru tahu ada perbedaan antara huaqiao dengan huayi, ooo,
> > ternyata
> > > saya ini huayi, bukan huaqiao toh. Lha kalau yang disebut 
chinese
> > > overseas itu yang huaqiao atau yang huayi atau dua duanya? Kalo
> > cina
> > > diaspora smaa chinese overseas sama atau beda?
> > >
> > > Menarik sekali. Beberapa literatur pun menyebutkan bahwa 
masalah
> > orang
> > > tionghoa pada dasarnya adalah masalah 'identitas'
> > >
> > > Koh, apa maksudnya tuh berdamai dengan identitas?
>








------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Help save the life of a child. Support St. Jude Children's Research Hospital.
http://us.click.yahoo.com/cRr2eB/lbOLAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Reply via email to