Ikutan nimbrung: JD: Kalau saja saya ini tukang kotbah, maka dari dulu saya sekali secara konsisten saya telah mengartikulasikan hal ini sedalam-dalamnya, yaitu: 'Cino Indonesia, jangan sok eksklusif merasa diri sendiri yang paling jadi korban di Indonesia! Tapi, kembangkan PENGALAMAN Anda sebagai Cino di Indonesia itu untuk MERANGKUL pengalaman sesama kita di Indonesia dari suku-suku lainnya yang juga SAMA-SAMA menderita!
KT: Setuju. Masalah yg terjadi pada diri Cino Indonesia itu juga merupakan bagian dari masalah bangsa Indonesia. Sudah sejak jaman sebelum kemerdekaan, selalu ada suku tionghoa yg berjuang bagi tanah air ini secara keseluruhan dan berjuang agar bisa diterima sebagai bagian dari bangsa ini. Ironisnya, justru semasa Orde Baru, ada sejumlah tokoh Cino yg mencoba meng-ekslusif-kan Tionghoa Indonesia, dengan memaksa suku Cino tersebut menghapuskan segala kecinaannya, yg membuat cino kelihatan ekslusif dgn program asimilasinya. Kalau begitu, yg harus anda marahi justru Tokoh Cino pelopor asimilasi sebangsa Bp. Kristoforus Sindhunata. Dimana hasil dari program tsb adalah berupa saling tdk memahami antara sesama etnis Tionghoa, serta etnis Tionghoa dengan etnis lainnya yg berujung kepada kerusuhan Mei 1998 yg penuh darah dan harus dibayar mahal tersebut, sementara keluarga Sang Tokoh asmilasi tetap tak tersentuh. Ironis sekali. JD: Saya sering mengambil contoh fiktif begini. Saya dengan muka Cino saya nyerempet mobilnya tentara di jalanan, si tentara pun turun dengan garangnya dan langsung ngaploki saya. Okey! Nah, dalam konteks begini Cino GOBLOG bakal langsung bilang si tentara itu RASIS dan ngaploki saya SEMATA-MATA hanya karena muka saya muka Cino! Ini adalah reaksi goblog yang buta tuli sama kenyataan!? Tahu kenapa? Karena, KALAU SAJA muka saya sama-sama coklatnya dan sama-sama huananya sama mukanya si tentara, maka tentu saja saya bakal tambah mampus disiksa si tentara dalam konteks kejadian yang serupa, yaitu 'nyrempet mobilnya si tentara'. Gara-gara muka saya muka muka Cino, maka si tentara pun masih mikir 'kalau-kalau' muka saya yang Cino ini kenal dengan atasannya!? Tapi, coba saja muka saya ini mukanya si kulit coklat, maka nggak cuman ditampar, muka saya pun diinjek-injek sama si TNI/ABRI bajingan itu! Anda para Cino di sini HARUS sadar atas realitas itu! KT: Kukatakan kepada anda. Tidak semua orang dilepaskan pada situasi spt itu. Tidak semua Cino punya koneksi ke tentara. Apa anda pernah melihat Cino grass root kalangan bawah yg miskin perlindungan hukum itu, secara tdk sengaja menyerempet atau katakanlah mendahului /menyalip mobil yg kebetulan mobil tsb milik tentara, trus diberhentikan, dan karena muka cino sengak yg jelas dari pakaian dan tampang ngak punya duit dan koneksi itu kemudian di keroyok dan dihajar habis tanpa bisa berbuat apa-apa? Kelihatannya anda harus bisa melihat ke bawah Bung, ke kalangan cino grass root, jangan ke level anda terus, dan rasakan penderitaan mereka akibat dikerjain aparat tanpa bisa berbuat apa-apa, sementara cino selevel anda menganggap gampang soal spt ini, tokh bisa ditangani dengan koneksi bapak gue. Anda bisa mengatakana begitu karena anda terlahir dari Cino kalangan atas yg dekat dengan kekuasaan sehingga tentara ingin menganggu andapun ketakutan, apalagi bila anda itu benar keturunan dari Bp. Sindhunata yg jaya itu, yg mempunyai kekuatan yg membackup dibelakangnya, sudah jelas tak akan ada yg berani menyentuh anda. Bahkan spt kata anda: "KALAU SAJA muka saya sama-sama coklatnya dan sama-sama huananya sama mukanya si tentara, maka tentu saja saya bakal tambah mampus disiksa si tentara dalam konteks kejadian yang serupa" Ck ck ck ck Tentara menyiksa rakyat sendiri. Lantas kepada siapakah rakyat musti berpaling utk mendapatkan sebentuk keadilan? Kukatakan, kalau orang yg tak sengaja menyerempet tentara itu bukan tampang Cino atau katakalanlah tampang Cino juga, dan dengan tampang menyesal yg begitu tinggi itu memohon maaf kepada si tentara, apakah tentara tersebut akan mempunyai nurani utk melepaskannya? Apakah anda sedang mengatakan Tentara Indonesia pun tak punya nurani sehingga sesama rakyatnya hrs disiksa hanya krn tak sengaja menyerempet, bahwa tentara bukan untuk melindungi rakyat sendiri, tetapi terlebih utk melindungi segelintir kaum kaya dan punya kuasa (terlepas dari tampang cino dan bukan-cino, terlepas dari suku org tersebut)? Bahwa asalkan punya koneksi ke tentara, maka tak tersentuh, bahwa tentara adalah bodyguard dan bayaran mereka, bahwa akhirnya Tentara bukanlah pelindung rakyat, tetapi penyiksa rakyat tanpa melihat hukum ? JD: Kita itu ditindas BUKAN karena KITA CINO atau pun karena Indonesia itu secara 'de facto' rasis model tulisannya si tolol Wong Chi No di milis-milis, tapi karena Negara Indonesia itu memang yang masih sangat represif dan sangat barbar! Singkatnya, JANGAN secara eksklusif menggolongkan kasus Anda sebagai kasus tersendiri yang UNIK sebagai 'nasibnya si Cino di Indonesia'; KT: Sejarah negeri ini pernah mencatat tokoh cino yg rasis, yg membuat suku cino terlihat ekslusif, dan dipaksa menanggalkan jati dirinya demi program asimilasinya. Akhirnya Cino tersebut ditindas dgn sejumlah peraturan yg dikeluarkan dan dipantau ketat oleh BAKIN, juga atas usul tokoh Cino tersebut, inilah yg membuat uniknya nasib si cino indonesia. JD: tapi, kembangkan kasus diskriminasi tersebut menjadi wacana GENERIK atas SALAH SATU CONTOH kasus penindasan terhadap salah satu suku bangsa di Indonesia dalam rangka penegakan IDENTITAS ke-Indonesia-an! KT: Nah, utk yg ini gue setuju, setuju sekali. Sementara tulisan anda lainnya itu tak akan kukomentari, tiba-tiba hilang selera nulis, mending bobo aja. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, JD <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Sorry, karena repot saya lama tidak menanggapi thread ini. Eniwe, supaya > singkat dan padat saya bikin jawabannya titik per titik. > > 1. Identitas kecinaan tidak konfrontatif dengan identitas ke- Indonesia-an > Dari tulisan si mayatperempuan kelihatan jelas bahwa dia melihat adanya > konfrontasi di antara identitas saya misalnya, sebagai 'keturunan Cina' > di satu pihak dengan status politik saya sebagai 'Warga Negara > Indonesia' di sisi lain. Ini adalah konfrontasi palsu yang tidak perlu > diungkit-ungkit. Secara jelas saya punya dua identitas, yaitu (satu) > sebagai keturunan Cina yang lahir dan besar di Indonesia dan dus (dua) > saya warga negara Indonesia. Kedua *sumber identitas* ini sifatnya > adalah saling melengkapi sebagaimana identitas Jawa-Indonesia atau pun > Batak-Indonesia; dan sama sekali tidak bersifat konfrontasional seperti > identitas Jawa lawan identitas Indonesia, atau pun identitas Batak lawan > identitas Indonesia, di dalam rangka Republik Indonesia! Di dalam negeri > saya sangat merasa 'Cina', tapi anehnya, di luar negeri saya justru > merasa sangat Indonesia! Bagaimana kita mendamaikan kedua sumber > identitas ini agar tidak konflik sendiri di dalam diri kita dan kemudian > menjadi asal usul semua sakit jiwa? Kuncinya cuman satu: damaikan > mereka, dan jangan dikonflikan! > > 2. Krisis identitas Cino di Indonesia itu jelas dan nyata > Tapi ini MURNI bukan cuman problemnya si cino kayak saya dan sebagian > dari Anda; tapi juga problemnya si Batak-Indonesia, si Dayak- Indonesia, > si Jawa-Indonesia! Singkatnya, problem si cino model saya ini HANYALAH > satu prototype kecil dari problemnya SETIAP orang Indonesia karena > SETIAP orang Indonesia sendiri otomatis punya identitas ganda; yaitu > identitas dalam kerangka ke-Indonesia-annya dan dalam kerangka > ke-suku-annya. Kalau saja saya ini tukang kotbah, maka dari dulu saya > sekali secara konsisten saya telah mengartikulasikan hal ini > sedalam-dalamnya, yaitu: 'Cino Indonesia, jangan sok eksklusif merasa > diri sendiri yang paling jadi korban di Indonesia! Tapi, kembangkan > PENGALAMAN Anda sebagai Cino di Indonesia itu untuk MERANGKUL pengalaman > sesama kita di Indonesia dari suku-suku lainnya yang juga SAMA-SAMA > menderita! > > Saya sering mengambil contoh fiktif begini. Saya dengan muka Cino saya > nyerempet mobilnya tentara di jalanan, si tentara pun turun dengan > garangnya dan langsung ngaploki saya. Okey! Nah, dalam konteks begini > Cino GOBLOG bakal langsung bilang si tentara itu RASIS dan ngaploki saya > SEMATA-MATA hanya karena muka saya muka Cino! Ini adalah reaksi goblog > yang buta tuli sama kenyataan!? Tahu kenapa? Karena, KALAU SAJA muka > saya sama-sama coklatnya dan sama-sama huananya sama mukanya si tentara, > maka tentu saja saya bakal tambah mampus disiksa si tentara dalam > konteks kejadian yang serupa, yaitu 'nyrempet mobilnya si tentara'. > Gara-gara muka saya muka muka Cino, maka si tentara pun masih mikir > 'kalau-kalau' muka saya yang Cino ini kenal dengan atasannya!? Tapi, > coba saja muka saya ini mukanya si kulit coklat, maka nggak cuman > ditampar, muka saya pun diinjek-injek sama si TNI/ABRI bajingan itu! > > Anda para Cino di sini HARUS sadar atas realitas itu! > > Kita itu ditindas BUKAN karena KITA CINO atau pun karena Indonesia itu > secara 'de facto' rasis model tulisannya si tolol Wong Chi No di > milis-milis, tapi karena Negara Indonesia itu memang yang masih sangat > represif dan sangat barbar! > > Singkatnya, JANGAN secara eksklusif menggolongkan kasus Anda sebagai > kasus tersendiri yang UNIK sebagai 'nasibnya si Cino di Indonesia'; > tapi, kembangkan kasus diskriminasi tersebut menjadi wacana GENERIK atas > SALAH SATU CONTOH kasus penindasan terhadap salah satu suku bangsa di > Indonesia dalam rangka penegakan IDENTITAS ke-Indonesia-an! > > 3. Integrasi si Cino, atau pun Asimilasi si Cino ... sudah terbukti GAGAL > Dan bukan cuman di Indonesia toq proses begituan GAGAL! Di Perancis pun > itu gagal sebagaimana bisa kelihatan jelas di TV-TV belakangan ini! Juga > di Amerika! Karena itulah, di Amerika pun mereka meninggalkan kebijakan > asimilasi alias 'melting pot' dalam aksen Inggrisnya dan memprioritaskan > 'affirmative action'. > > 'Affirmative action' sukses besar bukan cuman di Amerika, tapi juga di > Singapore. Di Singapore dan di Amerika muka-muka Cino tanpa > sungkan-sungkan pacaran dengan muka-muka India atau pun Melayu; bukannya > kayak di Indonesia di mana Cinonya malah merasa paling tinggi sendiri, > paling jadi korban sendiri dan paling beradab sendiri! Mentalitas Cino > goblog nan feodal kayak mentalitasnya para Cino di Indonesia inilah yang > perlu kita kikis habis! > > Tapi cara pengikisan itu pun tidak bisa melalui jalur ASIMILASI di mana > si Cino dibuat MENJADI dan DIPAKSA jadi 'Indonesia nan abstrak'; si Cino > sebaliknya harus dibiarkan eksis dan KO-eksis dengan suku-suku lainnya! > > 4. Singkatnya > Singkatnya, Cino di Indonesia memang adalah si minoritas atau pun si > suku yang secara kultural maupun sukuis KEBETULAN sekali memang lebih > dari pada suku-suku yang lain. Orang Indonesia dari suku mana saja yang > mau tutup mata sama fakta ini yach lebih baik memperbaiki kaca matanya > biar bisa melihat lebih jelas. > > TAPI, itu jangan lantas dilihat sebagai alasan untuk MERASA SUPERIOR dan > LEBIH dibandingkan dengan suku-suku lainnya! > > Cino Indonesia itu 10000000000 kali masih lebih untung nasibnya > dibandingkan, misalnya, orang Aceh atau orang TimTim dulu. Faktanya, > orang Aceh atau TimTim itu secara bajingan sekali disiksa sama si > tentara-tentara Indonesia anjing itu jauh lebih buruk dari pada > perlakuan terhadap suku Cino-Indonesia. > > So, berpikirlah secara luas dan obyektif model: > a. Cino-Indonesia didiskriminasi? Iya, memang! Tapi suku-suku lain pun > juga didiskriminasi secara sistematis oleh wacana ke-Indonesia-an ini > dan lebih buruk lagi, suku-suku lain itu BETUL-BETUL disiksa DI TANAH > KELAHIRAN mereka sendiri, nggak kayak si Cino yang disiksa karena dia > sukunya suku asing! > b. Cino-Indonesia diperlakukan tidak adil? Iya, memang! Tapi suku- suku > Indonesia lainnya pun juga didholimi oleh para penguasa di negara fasis > Pancasilais ini! So, jangan sok eksklusif merasa diri sendiri yang jadi > korban model tulisannya cino-cino goblog kayak si Wong ChiNo itu! > > Kita keturunan Cino di Indonesia ini punya satu keunggulan yang TIDAK > dimiliki oleh suku-suku lainnya di Indonesia. Yaitu: kita punya dukungan > internasional. Waktu perempuan Cino disikat sama tentara-tentara > bajingan, maka Cino huaqiao sedunia pun langsung teriak-teriak menekan > si Indonesia! > > Tapi coba waktu si perempuan Aceh atau TimTim tempeknya dijejelin > bedilnya tentara Indonesia; maka si perempuan itu yach membujur > sendirian jadi mayat kesepian! Tidak ada satu orang pun yang sudi > berteriak atas kematiannya; nggak ada satu orang pun yang merasa > keberatan dengan fasisme si TNI/ABRI bajingan di Indonesia itu! > > Betapa beruntungnya jadi Cino! > > So, Cino Indonesia, HORIZONTAL-KAN pengalaman Anda itu! Artinya, Anda > disiksa? Okey, tapi lihat juga tetangga Anda si Aceh, si Dayak, si Bali, > si Maluku yang juga disiksa! Pengalaman Anda itu sebagai Cino di > Indonesia itu jangan malah diekspose sendirian menjadi SEOLAH-OLAH saja > satu kasus yang terpisah dan unik dari kasus-kasus lainnya di dalam > bingkai ke-Indonesia-an sialan ini! > > Sekali Anda bisa begitu, maka Anda pun bisa langsung berdamai dengan > identitas Anda! Anda jadi Cino di Indonesia, sekaligus jadi orang > Indonesia juga? > > Ngerti nggak? > > > > JD > > ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Give at-risk students the materials they need to succeed at DonorsChoose.org! http://us.click.yahoo.com/wlSUMA/LpQLAA/E2hLAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/