Zfy menulis:

Di Tiongkok Kuno, ada pandangan miring tentang teknologi, teknik dipandang
hanyalah akal2an semata, termasuk "Pang Men Xie Dao" atau "pintu samping
jalan miring". kedudukannya di masyarakat sangat rendah, dibawah filsafat,
sastra dan seni. ahl ini tentu sangat berperan dalam menghambat kemajuan
teknologi di sana.

ZFy



Rinto Jiang:

Ini benar adanya, Tiongkok sebagai negara adikuasa di dunia sejak zaman Han, waktu itu ada 2 adikuasa dunia, Roma di Barat dan Tiongkok di Timur. Namun ditinjau dari teknologi, Tiongkok waktu itu menang banyak dari Roma.

Teknologi Tiongkok mencapai puncaknya di zaman Song, di saat itu ditemukan mesiu, ilmu forensik. Juga ada ahli aljabar Tiongkok, seperti yang menyumbangkan tulisan rumus tentang teori sisa. Sedangkan teknologi maritim mencapai puncaknya di zaman Ming awal. Ekspedisi Cheng Ho adalah bukti kejayaan teknologi ini pada masanya.

Namun sayang sekali, kaum Konfusianis istana memusuhi kemajuan teknologi ini, terutama karena dianggap akan memarginalkan filsafat Konfusius. Kejayaan maritim Ming pudar karena konflik dan intrik istana seperti yang saya tulis 2 tahun lalu di milis ini. Itu makanya, sepeninggal Cheng Ho, tidak ada ekspedisi lebih lanjut bukan karena tidak ada laksamana lain yang berkompeten, melainkan karena Tiongkok memulai politik tutup pintunya selama lebih 400 tahun yang mengakibatkan Tiongkok tertinggal 500 tahun dari Barat. Setelah 1911, perang saudara, invasi Jepang, perang saudara lagi dan terakhir politik trial-error Mao Zedong memundurkan Tiongkok lebih lanjut. Tiongkok saya anggap baru benar2 merdeka dan mulai berbenah diri pada tahun 1978.

Bila di masa depan, Tiongkok kembali meraih kejayaannya, saya cuma bisa bilang they deserve it. Di mana Indonesia saat itu? Kita sudah harus mulai bangun.

--------------------------------------------------------

Laksamana Cheng Ho (鄭和, Zheng He = Mandarin, 1371~1435) adalah tokoh sejarah di abad ke-15 masa Dinasti Ming di bawah pemerintahan Kaisar Cheng Zhu Di. Dia terlahir dengan nama Be Sam-po (Ma Shan-bao = Mandarin), jadi benar ianya bermarga Ma (Be = Kuda) dan mendapatkan marga The (Zheng/Cheng = Mandarin) sewaktu ia menjadi kasim/sida-sida dalam istana kekaisaran. Itulah mengapa ia disebut sebagai Sam Po Kong yang berasal dari nama kecilnya.

Ia adalah lambang kejayaan ekspedisi maritim China, memang sebelumnya pada Dinasti Yuan, Kaisar Kubilai Khan telah mengadakan ekspedisi ke Jawa, namun ekspedisi Laksamana Zheng Ho (mulai 1405 sampai 1433) adalah ekspedisi terjauh lebih cepat 50 tahun daripada ekspedisi maritim pertama oleh bangsa Portugis. Ia telah mencapai Afrika Timur sebelum orang lain menjejakkan kaki ke sana. Tidak berlebihan bila kita katakan armada ekspedisinya merupakan raja di Lautan Hindia pada waktu itu. Jadi adalah salah bila mengatakan bahwa bangsa China hanya menjadi raja di daratan ataupun bangsa yang kontinental.

Namun sepeninggal Laksamana Cheng Ho, kemudian terjadi kemerosotan kekuatan maritim China secara besar2an karena pertentangan antara kaum pejabat sipil yang mewakili kaum Konfusianis dengan pejabat militer plus golongan kasim di istana. Pada waktu itu, kaum Konfusianis menentang ekspedisi dan penguatan maritim karena menganggap mengadakan pemusatan perhatian pada pembangunan di dalam negeri adalah lebih penting daripada meluaskan pengaruh ke luar yang belum tentu ada manfaatnya.

Namun, ada motif di balik ketidaksetujuan tersebut yang sangat mungkin dikarenakan kaum Konfusianis merasa terpinggirkan oleh euforia kejayaan maritim waktu itu. Konfusianis yang lebih mementingkan pertanian daripada ekspedisi maritim akhirnya memenangkan pertentangan politik ini. Para pelaut kemudian dikirim ke pedalaman untuk mendukung usaha perbaikan Kanal Besar yang merupakan urat nadi pertanian. Juga karena adanya ancaman dari bangsa Manchuria yang bersatu dan mulai menguat di utara, sehingga Kaisar Cheng Zhu Di kemudian memutuskan untuk memusatkan perhatian di daratan (angkatan darat).

Yang disesalkan, kaum Neo-Konfusianis kemudian malah memusatkan perhatian pada pengembangan ilmu filsafat dan meninggalkan usaha memajukan teknologi dan sains yang telah ada pada masa itu, dan masuklah China ke zaman politik menutup diri dari luar China dan segala kemajuannya.

Usaha ekspedisi maritim China tak banyak yang tahu sebab mereka tidak bertujuan untuk menanamkan pengaruh dan kekuasaan di tanah yang mereka kunjungi, karena tujuan utama mereka hanya mengadakan ekspedisi perdagangan dan bukan mencari daerah koloni.


Rinto Jiang



.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :.




SPONSORED LINKS
Indonesia Culture Chinese


YAHOO! GROUPS LINKS




Kirim email ke