saya rasa tidak semudah itu rinto. bagaimana dengan kasus walikota semarang yang secara resmi memberlakukan SBKRI??
btw, kamu tau apa gak sih apa itu SBKRI?? jangan-jangan sama sekali gak tau juga nih. Sub-Rosa II --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Rinto Jiang <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > > Rinto Jiang: > > Kenapa harus mengurus SBKRI? Kita harus tahu bahwa penyertaan SBKRI > secara resmi sudah dibatalkan oleh Presiden Soeharto pada tahun 1996, > diperkuat oleh Habibie pada tahun 1999. Bila masih ada oknum2 yang > nakal, itu oknum, itu karena di Indonesia pengertian hukum itu masih > rendah. Mayoritas dari kita selalu ingin cepat, mudah dan tidak repot, > konsekuensinya, uang pelicin. Ini yang sebenarnya menjadi sebab utama > mengapa SBKRI masih terus menjadi permasalahan, bukan karena oknum2 itu > peduli akan keamanan negara, takut si A itu WNI palsu (Cina Malaysia) > yang mau bikin KTP dan paspor Indonesia biar mulus dalam usaha menebang > hutan di Kalimantan, bukan !. Yang ada di dalam otak oknum2 tadi adalah, > bila yang datang orang Tionghoa, maka mereka punya kesempatan untuk > memanfaatkan SBKRI untuk melakukan pemerasan legal. > > Saya dari dulu sudah mulai menghimbau seluruh orang yang peduli akan > negeri ini untuk melakukan aksi, jangan cuma berkoar2 di milis > menghujat2 pemerintah atau oknum2 yang korup. Bagi yang punya waktu, > cobalah untuk mengurus surat2 lewat jalan resmi, jangan lewat belakang > atau lewat calo2. Bila dimintai SBKRI, jangan kasih, tunjukkan fotocopy > Inpres dan Keppres yang sudah membatalkan keharusan menyertakan SBKRI > bila mengurus surat2. Fotocopy itu ada di bagian "Files" milis, boleh > didownload sendiri. > > Konteks memberantas oknum2 seperti ini ada 2 macam, top-down dan > bottom-up. Top-down adalah niat pemerintah untuk melaksanakan penegakan > hukum, sedangkan bottom-up adalah usaha kita, para korban pemerasan > untuk melakukan "perlawanan kecil". Top-down boleh dengan cara > melaporkan sang oknum kepada atasan atau telepon hotline SBKRI yang saya > kurang tahu masih aktif atau tidak. > > Namun, daripada mengharapkan niat pemerintah, lebih baik kita berusaha > sendiri, tidak usah mengharapkan hasil dahulu, yang penting oknum2 tadi > tahu bahwa kita sudah muak. Dengan demikian, mudah2an oknum2 tadi pelan2 > akan sadar bahwa orang Tionghoa bukan sapi2 perahan yang tetap tinggal > diam bila digertak dan diperas. > > Tapi, sebaliknya, bila kita di satu pihak juga mendapat keuntungan dari > kolusi (orang memeras, kita menyuap), maka kita tak berhak menyumpahi > sang oknum, karena ini adalah mutualisme. > > > Rinto Jiang > .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/