--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "ardian_c" <[EMAIL PROTECTED]> 
wrote:

> lha itu khan uang susu simbolis tuh, gak ada istilah harga uang 
susu 
> 1 milyard huehehehehehe nah kalu dah buka 1 milyard bisa jd emang 
> dijual.
-------------------
MJ:
apa sih artinya simbolis? 
Cincin kawin juga bermakna simbolis sebagai tali pengikat. tapi 
orang yang memakainya kan memang tidak bisa bebas lagi pacaran sama 
orang lain. kalo mau maksa dia akan disalahkan. Begitu juga dengan 
lamaran. 


> Kalu istilah dijual seh itu mah persepsi ente aje dah yg ngeres. 
> Kalu itu khan utk dinikahi bukan dijadiin pelacur. 
---------------------
MJ:
Hei… dimana ada kata2 saya bilang untuk dijadikan pelacur? Jadi 
siapa yang ngeres disini? elo apa gue?  pikir!!! 


> Nah kalu mas 
> kawin gimana tuh ? sama aja dibeli jg itu bini ?
----------
MJ:
Mas kawin itu ya sama saja lamaran. pokoknya ngasih kepihak 
perempuan karena anaknya mau diambil. Jadi ya enggak ada bedanya.


> Lagian itu duit khan nanti ada sebagian yg dikembaliin dari 
> keluarga perempuan ke keluarga pria.
---------------------
MJ:
yang sebagiannya tetap dia ambil kan?  maksudnya sebagian 
dikembalikan itu apa? mau bilang dia enggak serakah? Tetep aja 
dijual namanya. Cuman aja malu2ngambilnya.


> Ngkale mertua ente mesti dibekelin kitab San Zi Jing ataw DiZi Gui 
> kale. Nah itulah banyak nyang ngaku2 budaya2 tapi gak ngerti 
isinye 
---------------------
MJ:
Mertua dan ortu gue itu orang yang praktis. Bukan tidak tahu tapi 
tidak mau segala upacara simbolis2an. ini abad 21 neng, bukan lagi 
abad pertengahan.
Kalau yang ngawinin itu pejabat yah mungkin ada gunanya pakai 
upacara2 abad pertengahan itu untuk kenalkan budaya ethnicnya pada 
orang asing tamu2nya. tapi kalo orang biasa kaya kita ini pakai 
upacara2 gituan, kok kanyanya ndeso banget.


> hehehehehehe ritual segala macem khan pernik budaya tapi dibalik 
> pernik itu ada isinye, makanya baca bae2 kitab2 klasik yg ada en 
> jadi landasan pernik2 budaya. Kalu perlu kasih ame mertua ente 
ataw 
> ortu ente sendiri trus disuruh belajar, kalu dah mati ya bakarin 
aje 
> sape tau di alam baka sono ortunya ataw mertuanya bisa belajar 
lage.
-----------------------------
MJ:
ortu gue waktu ngawinin anak pertamanya yang lelaki memang masih 
pakai lamaran ber-nampan2 dan pernikahan pakai acara pernak pernik 
budaya china pakai encim2 yang suaranya cempreng sebagai pembawa 
acaranya... memalukan hehehe…. tapi pakaian pengantin tetap aja pake 
ala barat.. waktu itu gue masih kecil sekali, masih kelas 3 SD, jadi 
enggak ingat betul dan tidak tahu apa artinya. 

Tapi waktu ngawinin anak kedua dijamannya orba, engkoh gua itu 
memang sangat tidak suka apa2 yang tradisional, apalagi gembar 
gembor lamaran sampai bikin geger orang sekampung (orang bawa 
lamaran ber-nampan2 dengan serombongan pengantar ber-mobil2 kijang 
kan menghebohkan lingkungan tetangga). Jadi atas kesepakatan 
bersama, segala pernak pernik budaya dihilangkan. Begitu juga sampai 
anak bungsu menikah, enggak laki enggak perempuan semua sudah tidak 
mau lagi pakai upacara2 abad pertengahan itu.


> Kalu secara sejarah mah gak ada itu kitab klasik org tionghoa yg 
> anjurin basmi 1 bangsa en cewe2nye dijadiin budak sex hehehehehe
------------------------
MJ :
Ini apa lagi maksudnya? kamu tuh lagi mabok apa gimana? kok jadi 
disangkutkan sama pembasmian satu bangsa  dan cewe2nya dijadikan 
budak sex?
Yang berdebat intern chinese yang jadi korban ejekan kok jadi orang 
islam? itu kan cerita jamannya nabi muhamad? Mau kejadian lagi ya?










> --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "marthajan04" 
> <marthajan04@> wrote:
> >
> > Duh saya kok sebel sih sama tradisi lamar2an budaya apapun juga. 
> > Semua kebudayaan kuno /tradisi soal pernikahan itu semuanya 
> > merendahkan pihak wanita, se-olah2 wanita itu dibeli. Memberikan 
> > lamaran dari pihak laki2 kepada pihak perempuan sampai ada 
istilah 
> > ganti uang susu, menurut saya benar2 menghina keluarga wanita. 
> > Anaknya mau diambil, jerih payah ibunya membesarkan anaknya 
hanya 
> > dihargai berapa juta rupiah saja.
> > Seharusnya setelah itu dilakukan, memang keluarga pihak wanita 
> tidak 
> > punya hak lagi terhadap anak gadisnya, sebab segala jerih payah 
> > orang tuanya sudah ditebus pihak laki2.
> > Makanya jaman dulu kala, menantu perempuan itu suka disiksa sama 
> > keluarga suaminya, dijadikan pembantu keluarga itu dsb. dan 
> keluarga 
> > pihak perempuan harus rela karena begitulah tradisinya dan juga 
> > karena sudah dijual dengan cara memberikan lamaran2 itu.
> > 
> > Jaman sekarang mah enggak usah lagi diteruskan budaya menjual 
anak 
> > perempuan itu. Jadikan saja kenang2an bahwa jaman dulu anak 
> > perempuan dijual orangtuanya kepada pihak suami.
> > 
> > Bukan hanya pada budaya tionghoa saja tapi juga pada semua 
tradisi 
> > nikah dalam budaya apapun juga. Misal : budaya jawa yang 
> > mengharuskan perempuan bersimpuh didepan suaminya dengan mencuci 
> > kakinya yang kotor kena telor yang sengaja diinjak.
> > Itu kan melukiskan bahwa wanita itu harus jadi babu suaminya.
> > 
> > Sebetulnya saya juga ingin kasih contoh budaya2 lainnya yang 
> > semuanya merendahkan wanita tapi berhubung saya juga kurang 
banyak 
> > pengetahuan tentang itu, jadi hanya ini saja yang saya jadikan 
> > contoh.
> > Tapi saya yakin, semua tradisi kuno tentang pernikahan itu 
> > merendahkan perempuan sebagai istri.
> > Sudah selayaknya kita sebagai orang tua menolak anak kita dijual 
> > bukannya malah kesempatan minta ini itu. Percayalah anak wanita 
> anda 
> > bukannya dihargai malah dihina.
> > 
> > MJ
> > 
> > 
> > 
> > 
> > --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "Lim Wiss" <lim.wiss@> 
> > wrote:
> > >
> > > Memang ada baiknya kalian bicarakan dengan masing-masing orang 
> tua.
> > > Keinginan setiap orang tua berbeda saat menerima barang 
lamaran.
> > >  
> > > Tanyakan pula hari & jam buat acara lamaran pada pihak 
keluarga 
> > wanita.
> > > Jika tidak sesuai, bisa membuat keluarga wanita jadi 
> berprasangka 
> > buruk pada
> > > keluarga pria.
> > >  
> > > -Lim Wiss-
> > > 
> > >   _____  
> > > 
> > > From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
> > > [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Rinto 
Jiang
> > > Sent: Thursday, June 22, 2006 8:38 PM
> > > To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
> > > Subject: Re: [budaya_tionghua] tatacara lamaran hakka dan 
hokkian
> > > 
> > > 
> > > 
> > > Phanbienton menulis:
> > > 
> > > Para suheng yang terhormat,
> > > mohon penderahan mengenai:
> > > 1) tradisi/cara melamar anak gadis ornag Hakka. Apa
> > > saja yang harus dibawa? seingat saya ada 9 macam
> > > dengan isi masing2 12 biji lalu diserahkan ke orangtua
> > > gadis itu dan kemudian dikembalikan ke ornagtua pihak
> > > lelaki separuh. Apa makna masing2 jenis barang?
> > > misalnya ada kucai, jeruk, apel, putaochiu, satru?,
> > > dsb...
> > > 2) tradisi untuk melamar anak gadis orang hokkien?
> > > to xie.
> > > 
> > > Rinto Jiang:
> > > 
> > > Pertama, tidak ada tradisi baku mengenai ini. Walau secara 
garis 
> > besar 
> > > pada dasarnya ada kesamaan di antara sesama Hokkian atau 
Hakka, 
> > namun 
> > > ini masihpun lebih banyak perbedaannya. Yang paling penting 
> adalah 
> > 2 
> > > keluarga harus menyamakan dulu persepsi dan pendapat di antara 
> > mereka. 
> > > Itu gunanya mak comblang dalam tradisi pernikahan Tionghoa.
> > > 
> > > Biasanya, tidak boleh ada jumlah ganjil dalam simbol tradisi 
> > pernikahan. 
> > > Hadiah cuma diberikan sewaktu melamar, sewaktu melamar itulah, 
> mak 
> > > comblang ada sebagai protokol. Tentunya zaman sekarang tak 
> seperti 
> > dulu, 
> > > banyak keluarga anak muda yang telah saling kenal sewaktu 
mereka 
> > > berpacaran, sehingga boleh saja dimusyawarahkan bersama. 
Namun, 
> > tentu 
> > > saja masih tetap ada kesungkanan, makanya, mak comblang 
mungkin 
> > dapat 
> > > mengatasi masalah di antara 2 keluarga tadi. Misalnya, 
terkadang 
> > sulit 
> > > bagi pihak perempuan untuk membuka mulut mengenai bagaimana 
> > resepsi 
> > > dilaksanakan, tamu yang diundang dan lain2. Mak comblang dapat 
> > menjadi 
> > > penyalur suara yang baik dalam masalah seperti ini.
> > > 
> > > Hadiah2 yang harus diantarkan sewaktu melamar, lebih baik 
> langsung 
> > > ditanyakan kepada orang tua di keluarga kita atau di pihak 
> mereka. 
> > Bila 
> > > kesepakatan dicapai, tidak akan ada salah paham terjadi 
> kemudian. 
> > Ini 
> > > penting, karena yang menurut kita baik, belum tentu baik 
menurut 
> > mereka. 
> > > Tidak terikat harus buah2an misalnya, karena itu hanya simbol.
> > > 
> > > Selain hadiah, ada pula bingkisan angpao. Biasanya, di 
kalangan 
> > Hokkian 
> > > ada 2 macam, mahar besar dan mahar kecil. Mahar kecil 
merupakan 
> > ucapan 
> > > terima kasih kepada orang tua pihak perempuan jasa mereka 
telah 
> > > membesarkan sang calon istri. Mahar kecil ini akan diterima 
oleh 
> > orang 
> > > tua pihak perempuan. Sedangkan mahar besar adalah cara 
keluarga 
> > pihak 
> > > perempuan memberikan muka kepada keluarga laki2, biasanya akan 
> > > dikembalikan langsung atau setelah resepsi usai.
> > > 
> > > Ini cuma lamaran, terkadang hari lamaran ini juga sekaligus 
hari 
> > > tunangan. Bila demikian, maka mas kawin berupa cincin atau 
> > perhiasan 
> > > lainnya harus disiapkan pada hari tersebut.
> > > 
> > > Begini dulu singkatnya, karena belum menikah jadi kurang jelas 
> > detilnya.
> > > 
> > > Rinto Jiang
> > > 
> > > 
> > >  
> > > 
> > >  
> > > <http://promos.hotbar.com/promos/promodll.dll?
> > RunPromo&El=&SG=&RAND=18941&pa
> > > rtner=hbtools> Upgrade Your Email - Click here! 
> > > 
> > > 
> > > 
> > > [Non-text portions of this message have been removed]
> > >
> >
>









------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
See what's inside the new Yahoo! Groups email.
http://us.click.yahoo.com/2pRQfA/bOaOAA/yQLSAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke