--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Eko Boenandar <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > dibusek
> Kalau saja perang dunia II dimenangkan oleh Belanda > pasti sekarang seluruh dunia cenderung ber bahasa > Belanda dan meniru budaya Belanda. > Budaya Barat lebih > sukar masuk ke (diterima di) Jepang mungkin karena > mereka tidak punya rasa rendah diri yg keterlaluan > sebab orang Jepang bisa punya prestasi (setara dgn > orang Barat?) dan masih bisa punya alasan untuk tidak > diremehkan orang. > dibusek > eko > Piye to mas? Belanda termasuk pemenang PD II sebagai anggauta Balatentara Sekutu (Allied Forces) melawan kekuatan sumbu (Jerman - Jepang - Italia). Sebagai pemenang PD II pasukan Belanda masuk ke Indonesia kembali, segera setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan ditahun 1945. Jangan keliru mas, budaya Barat masuk ke Jepang secara mbludak setelah mereka kalah di PD II. Mereka membanjiri konsevatorium konservatorium musik di barat, misalnya Austria, untuk menguasai musik klassik. Mereka menggelar opera opera klassik barat di Tokyo disamping theater Kabuki mereka. Mereka menikah kebanyakan dalam busana barat. Cilokonya, mereka juga ikut ikut merayakan natal dengan memasang pohon natal, tanpa mengetahui latarbelakang pohon natal. Lihatlah, dalam upacara tinggi kenegararaan, pejabat tinggi mereka, termasuk tenno, muncul dengan busana klassik barat, stelan hitam dengan jas yang bagian belakangngnya panjang, berdasi kupu kupu. Ini diambil dari tradisi kekaisaran Jerman Prussia dimasa kaisar Wilhelm. Salam budaya Danardono