-----Original Message----- From: Ulysee [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Saturday, June 02, 2007 2:06 AM To: 'budaya_tionghua@yahoogroups.com' Subject: RE: [budaya_tionghua] Re: Peristiwa Mei dan sikap budaya >> tiongkok tidak akan menutup diri, tapi perang dingin tidak harus dengan negara yang menutup diri kok. >> Urusan Indonesia dengan RRC memang urusan bilateral kenegaraan. Tapi bukan berarti tidak ada hubungan dengan Tionghoa Indonesia. Wehehehe, lu kudu belajar sama si Otong, dan jurus han liong sip pat ciangnya tuh man. Dari 18 jurus pukulan naga itu, nanti lu nyadar deh, bahwa urusan tionghoa Indonesia, ternyata erat kaitannya dengan sikon di luar Indonesia. Dulunya gue kaga percaya, tapi setelah diulik satu-dua jurus.. Eh masuk akal juga. Tapi jangan bilang si Otong gue promosi jurus dia ke elu, Gue lagi gondok setengah mampus sama dia. Masa si bu Ida diajak makan malem, gue kaga diajak. Huh, awas, aja! Oh, iya, sambil belajar han liong sip pat ciang, Jangan lupa lu colong ilmu tongkat penggebuk anjing andalan dia. Lumayan buat gebuk anjing liar yang banyak ribut menggonggong. Tapi ya kasihanilah juga, sebab anjing yang menggonggong pada umumnya tidak berani mengigit. Gonggong nya aja yang kenceng. Kalau bisa sih sekalian lu colong tuh tongkat penggebuk, gue pinjem buat gebukin si Otong sampah nya sekalian. Hehehe. -----Original Message----- From: budaya_tionghua@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Liquid Yahoo Sent: Friday, June 01, 2007 3:44 PM To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Peristiwa Mei dan sikap budaya Uly: > Maka timbul suatu pertanyaan yang hipotetis, apakah sejarah akan > terulang kembali pada saat sekarang seperti dalam perang dingin > ketika itu ? ====> AKAN ---------------------------------------------------------- Tidak jika Tiongkok tidak menutup dirinye kaya dulu...
*********************************************** Uly: > dan apakah orang Tionghoa sudah merasa aman dan yakin > tak akan terulang kembali seperti dahulu ? ==> BELUM ---------------------------------------------------------- Aman jika etnis TiongHua di Indonesia mau berbaur dengan etnis laen, tidak mem-beda2kan & tidak melecehkan etnis non tionghua seperti tulisan2 ken ken dimillis laen.... *********************************************** Uly: > " Boleh baik-baik sama RRC, tapi jangan terlalu akrab sama tionghoa > Indonesia sendiri." > Jaga jarak, supaya tidak bikin cemburu. Kalau ada yang cemburu, dan > ngamuk, walah, bisa cialat tionghoa Indonesia. ---------------------------------------------------------- Salah, urusan bilateral negri Tiongkok adalah urusan pemerintah Indonesia, urusan TiongHua Indonesia adalah dengan masyarakat non TiongHua di Indonesia, harus berbaur, bergaul, merangkul untuk berteman tidak pilih kasih, itu adalah pendekatan persuasif demi keamanan yang kondusif dengan menampik semua stereotype & prasangka buruk dari semua pihak di masyarakat.... Ude terbukti toh taon 98 disaat rakyat marah, pemerintah pun tak mampu berbuat apa2, semua keparat negara pade ngumpet karena takut dengan amok massa, ingat minoritas tidak akan diterima mayoritas jika minoritas tidak mau menerima mayoritas, tidak akan ada jabat tangan jika hanya 1 yang mengulurkan tangan!!! Well ape lagi kalo kedua belah pihak ga ada yang inisiatif untuk mengulurkan tangan.... Sepakat untuk tidak saling deket.... ----- Original Message ----- From: "Ulysee" <[EMAIL PROTECTED] <mailto:ulysee_me2%40yahoo.com.sg> com.sg> To: <budaya_tionghua@ <mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com> yahoogroups.com> Sent: Friday, 01 June, 2007 09:28 Subject: RE: [budaya_tionghua] Re: Peristiwa Mei dan sikap budaya > > Hmmm, jadi begitu ya. > > Jika Amerika mau menggebuk RRC, yang diobok-obok adalah > tionghoa-tionghoa di negara lain. > Dan yang paling gampang diobok-obok adalah tionghoa Indonesia. > Selain latar belakang sejarahnya yang rentan de vide et impera, juga > tionghoa di Indonesia paling banyak dibanding di negara Asia tenggara > lainnya. > Padahal cuman 3% dari keseluruhan penduduk aje lhoh. > > Dan sekarang Indonesia lagi akrab banget sama RRC, > Lihat aja berapa pinjeman dari RRC, > Berapa proyek kerjasama dengan RRC dan bukan dengan Amerika. > Kalau Amerika cemburu.. Weleh... maka jawaban dari pertanyaannya adalah: > > > Maka timbul suatu pertanyaan yang hipotetis, apakah sejarah akan > terulang kembali pada saat sekarang seperti dalam perang dingin > ketika itu ? ====> AKAN > > dan apakah orang Tionghoa sudah merasa aman dan yakin > tak akan terulang kembali seperti dahulu ? ==> BELUM > > dan tak akan ada negara lain yang memancing di air keruh untuk memecah > belah persatuan > bangsa? ==> NGGAK JANJI > > Lalu bagaimana? > Strategi terbaik buat pemimpin bangsa Indonesia adalah > " Boleh baik-baik sama RRC, tapi jangan terlalu akrab sama tionghoa > Indonesia sendiri." > Jaga jarak, supaya tidak bikin cemburu. Kalau ada yang cemburu, dan > ngamuk, walah, bisa cialat tionghoa Indonesia. > Mau dilindungi juga susah, kalau udah maunya yang empunya dunia gebuk > tionghoa. > > Nah, simalakama. > Kalau ngga akrab sama tionghoa di dalam negeri sendiri, > ntar ada yang pelintir : "alergi sama tionghoa" atau "anti tionghoa" > sekalian. Celaka duabelas. > Seperti kata istilahnya temen gue "Ampun SBY", > > maksudnye, Ampun, Sial Bener Ye, wakakakakaka. [Non-text portions of this message have been removed]