Ada dua hal yang seringkali bertabrakan. Yaitu Isu dan Bukti. 
Yang mana kadang-kadang pembedanya cuman masalah percaya dan logika. 
 
Misalnya ada yang percaya Isu Anti tionghoa, 
Lalu tionghoa yang banyak  kabur ke bandara dijadikan bukti. 
Astaganaga, dimana logika. 
 
Pada saat terjadi kekacauan di satu tempat, 
Reaksi pertama orang-orang yang takut adalah melarikan diri. 
Melarikan diri itu bukti TAKUT, bukan bukti adanya Anti tionghoa, 
 
Isu pembantaian Anti tionghoa, 
Harusnya yang jadi bukti itu ya misalnya kuburan massal orang tionghoa
Jumlah orang tionghoa yang meninggal dengan angka yang besar.
Atau semacamnya. 
Masa jumlah orang hidup yang kalangkabut di bandara?
 
Menyatakan Ada atau tidak Ada, 
pakai percaya atau logika?
 
-----Original Message-----
From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of melani chia
Sent: Saturday, June 02, 2007 2:00 PM
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Peristiwa Mei dan sikap budaya ==>
Neng Uli
 



Akhmad Bukhari Saleh <[EMAIL PROTECTED] <mailto:absaleh%40indo.net.id>
net.id> wrote:
= ----- Original Message ----- 
From: melani chia
To: budaya_tionghua@ <mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com>
yahoogroups.com
Cc: komunitas-tionghoa@ <mailto:komunitas-tionghoa%40googlegroups.com>
googlegroups.com
Sent: Friday, June 01, 2007 7:18 PM
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Peristiwa Mei dan sikap budaya ==>
Neng
Uli

> Pak ABS benar kali disana tdk ada pembantian anti tionghoa


- - - - - -

Tentunya kata "pembantian" di atas ini hanya salah ketik saja ya? Dan
yang
dimaksud Chia kouwnio adalah "pembantaian"...

Kalau iya, lalu anak kalimat yang 'seram dan dahsyat' di atas ini:
"pembantaian anti Tionghoa", maksudnya apa ya?
emang dasyat pak atas apa yg telah menimpah saudara2 di indo.

Secara bahasa, makna dari "pembantaian anti Tionghoa" itu adalah adanya
sekelompok orang yang punya karakter anti (memusuhi) terhadap kaum
Tionghoa, lalu mereka mengumpulkan, dengan secara tipuan atau dengan
paksaan, sejumlah besar orang kaum Tionghoa ke suatu tempat, dan
kemudian membunuh orang-orang Tionghoa itu di tempat tersebut dengan
sekaligus!
===Kalau sampe digiring,dipaksa kesuatu tempat baru dihabisi,biasanya
hanya terjadi saat perang pak,..misalnya pembantaian org2 yg dituduh
terlibat pki,..ya digiring aja,abis itu.......

Kalau memang betul arti kalimat tersebut seperti itu, apakah Chia
kouwnio,
atau orang lain, bisa mengatakan bahwa yang begitu itu pernah terjadi
pada
Mei '98?
Kalau bukan begitu arti kalimat tersebut, apa Chia kouwnio punya makna
lain
dari anak kalimat "pembantaian anti Tionghoa" yang seram dan dahsyat
itu?
Barangkali bisa dijelaskan...
===Berapa byk china yg kalang kabut di airport jakrta,bm lagi dibandara
lainnya
o......mungkin ini bukan ukuran bhw anti china,....mungkin cokin
ketakutan
or kebanykan duit aja ,....mungkin jalan2 keluar negri.

Yang kita tahu pasti terjadi pada Mei '98 adalah sejumlah besar orang,
dengan tipuan dan iming-iming barang jarahan, digiring masuk mall, lalu
dibantai sekaligus dengan cara mall-nya dibakar, sehingga semua orang
itu
mati tertambus (pinjam istilah melayu-tionghoa nih)!
Tapi orang-orang yang mati tertambus itu tidak dibedakan antara Tionghoa
dan bukan Tionghoa. Dan saya tidak tahu, kalau dilakukan identifikasi
satu
per satu dan dihitung, kaum mana yang lebih banyak korbannya...

Marilah kita menghentikan 'nyinyir annual' Mei '98. Tidak ada untungnya,
hanya banyak ruginya bagi kaum Tionghoa sendiri.

lho.......siapa yg mulai????????


Lebih baik kita bertindak konkrit. Mari kita contoh apa yang dilakukan
para
keluarga korban penembakan Trisakti, korban Semanggi I dan II, dan
korban penculikan aktivis, yang juga korban-korban nyata kasus Mei '98.
Mereka tidak pernah berhenti melakukan aksi-aksi konkrit untuk
menyelesaikan masalah mereka secara hukum di tingkat nasional maupun
internasional. Tentunyadengan mengemukakan data-data substantial tentang

derita mereka.
Namun yang pasti, mereka tidak hanya nyinyir di milis saja. Dan juga
tidak
pernah 'memperdagangkan' derita mereka sebagai komoditas assylum di
luarnegeri.

rasanya tdk ada yg mau minta assylum,kalau saja keselamatan tdk terancam
buat sedikit info: sebagian mereka yg di filadelphia(USA)hrs kerja
ilegal,jam tidur kurang,gaji ditekan,...apa ini yg disebut jual
penderitaan.......tdk ada pilihan memyelamatkan diri kenegara
org,.......

Kalau Chan lauwhia "ngeliat kenyataan pemerkosaan" dan Chia kouwnio
"menyaksikan pembantian", siapa pun korban pemerkosaan dan pembantaian
itu, Tionghoa mau pun bukan, menjadi kewajiban hukum heng-cie untuk
mengemukakan halnya.
Kalau takut, saya siap mendampingi. Jangan kuatir, kalau cuma sama
tentara
dan polisi saja sih saya nggak pernah takut lah.

=====Menyaksikan saat kejadian: hanya 2 asumsi 1.sebagai
korban,...2.kalau saya pria mungkin adalahsalah satu pelakunya.

=====Napa takut sama tentara dan polisi pak?????mereka palakunya ya
pak?????

Walau pun sederhana, ada satu aksi yang menarik dari keluarga korban
Trisakti, Semanggi dan penculikan Mei '98, yaitu menganjurkan jangan
memilih partai yang tidak mendukung pentuntasan kasus pelanggaran HAM
tersebut pada Pemilu 2009.

Pemerkosaan masal dan pembantaian juga pelanggaran HAM berat, tidak
perduli korbannya Tionghoa atau bukan.
Jadi kalau memang betul pernah "ngeliat kenyataan pemerkosaan" dan
"menyaksikan pembantaian", mari maju ke depan, berkampanye agar
masyarakat tidak memilih partai yang tidak mendukung pentuntasan kasus
perkosaan massal dan pembantaian tersebut pada Pemilu 2009.

====yg ideal hanya bisa didengar pak palksanaanya tdk terbukti

Wasalam. 


---------------------------------
The all-new Yahoo! Mail goes wherever you go - free your email address
from your Internet provider.

[Non-text portions of this message have been removed]
 


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke