Dari kisah seorang pemudi Tionghoa yang bernama natalia ini, sebenarnya bisa 
kita lihat wajah2 pada umumnya anak muda di Indonesia, tak peduli Tionghoa atau 
bukan. anak2 muda zaman sekarang, sebenarnya sudah tercerabut dari akar 
budayanya sendiri. jika yang Tionghoa bnyak yang tak lagi memahami budaya 
tionghoa, yang orang Jawapun berapakah yang masih mengerti tentang Wayang Jawa? 

Mereka adalah anak hasil globalisasi, yang disenangi adalah mc Donald dan 
Kentucky, bukan lagi ayam MBok Berek atau gudeg jogja, lebih keren nonkrong di 
Starbuck dibanding warteg. yang ditonton film Holywood atau adakalanya film 
seri asia lainnya yang sedang in, musik yang digandrungi bisa dari musik pop 
barat atau musik pop asia lainnya, yang jelas semua ini adalah bagian dari 
budaya massa - pop culture. 

keterlepasan anak2 muda ini dari budaya asalnya, bukan menandakan mereka lebih 
dekat ke budaya Indonesia! karena yang namanya budaya Indonesia itu sebenarnya 
adalah hasil sintesa dari berbagai budaya lokal di Indonesia. seorang yang 
menanggalkan budaya asalnya, hanya akan menjadi  manusia2 yang miskin budaya 
atau tak berbudaya, tidak akan ada sumbangsihnya terhadap perkembangan budaya 
Indonesia itu sendiiri !


salam,
ZFy


  ----- Original Message ----- 
  From: indarto tan 
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
  Sent: Tuesday, August 28, 2007 11:54 AM
  Subject: [budaya_tionghua] Masalah perkiblatan.


  Dalam suatu diskusi (lebih tepat pembicaraan searah) yang diadakan di Jakarta 
baru-baru ini, membicarakan arah perkumpulan masyarakat keturunan 
Indonesia-Tionghua.
  Dari diskusi, ahkirnya memancing masalah 'perkiblatan'. Ceritanya begini :
  Seorang pemudi mahsisiwi Tionghua lahir di Jakarta bernama Natalia. Ia diajak 
orang tuanya yang kelahiran Medan dan fasih berbahasa Hokkian kia-kia ke 
Tiongkok. Singkat cerita, ia suka kekia-kianya, tetapi tidak lagi merasa 
sebagai orang Tionghua, ia merasa asing disana, karena dia merasa dirinya orang 
Indonesia ! Oleh pembicara dianggap, inilah tipe generasi muda INTI yang 
diidealkan.

  . 
   

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke