Nanggepin sedikit lagi,

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "Skalaras" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
>jadi jangan berpuas diri dulu, memperjuangkan istilah Tionghoa itu
tidak mudah, memakan waktu lama.
> 
> Kalau orang Tionghoa sendiri masih setengah hati memakai istilah
Tionghoa, bagaimana bisa meyakinkan orang lain? 

Apa sih gunanya mengampanyekan penggunaan kata tionghoa sebagai ganti
kata cina? Apakah penggunaan kata tionghoa menjamin tidak adanya
diskriminasi ras terhadap org 'tionghoa'? apakah penggunaan kata cina
otomatis/selalu berarti penghinaan thd org 'cina'?

Mungkin tidak terjadi kalimat seperti dibawah ini?
a. "Wuih, iku wong cino pinter" (Terjemahan: Itu orang cina pintar).
b. "Woo, ya dasar tionghoa anjing".

Tentu anda bisa saja mengandai2 bahwa cino selalu diasosiasikan dengan
makian (oleh karena itu kalimat "b" normalnya menggunakan "cino"
instead of "tionghoa") sementara tionghoa tidak (tepatnya, belum).
Tapi pertanyaan saya, mungkin tidak kasus a-b itu terjadi? kalo
mungkin, lalu apa gunanya ngotot maksa org lain utk memakai istilah
tionghoa (dengan harapan istilah tersebut menunjukkan penghargaan atas
etnisitas seseorang)?

Jadi tolong terangkan, apa manfaat perubahan kata 'cina' menjadi
tionghoa? Lalu, kasih bocoran dikitlah, habis 'kampanye tionghoa' ini
sukses, mo minta apalagi? Apa pemerintah kita saat ini sedang
'nganggur' sehingga punya waktu utk ngurusin 'cina menjadi tionghoa'?

> Maka jangan salahkan kalau saya memakai kata2 keras terhadap
kelompoknya sendiri. 

Pertama, (seperti yg ditanyakan beberapa orang) siapa yg mengangkat
anda menjadi hakim sehingga punya wewenang 'memakai kata2 keras'?
Kedua, 'kelompok' sendiri itu yg mana? bukannya baru2 ini anda membuat
segregasi baru antara mereka yg mau menggunakan 'cina' (yg anda sebut
kasta rendah) dan yg menggunakan 'tionghoa'?


Salam,
Jimmy
PS: ayo dong, rekan2 tionghoa/cina, kita lebih mawas diri lah.

Kirim email ke