Salah satu bentuk Debat kusir:

Ketika kita sedang bicara kelakuan buruk Jepang, yang diskusi tidak mengiyakan 
atau membantah, tapi berkelit, mencoba memperlebar masalah, mengalihkan fokus. 
dengan cara mempertanyakan mengapa tak membahas kelakuan buruk Stalin di Rusia 
dan revolusi kebudayaan di RRT !
Apakah hubungannya? apakah kelakuan Stalin menyebabkan Jepang menginvasi 
Indonesia? apakah revolusi kebudayaan menyebabkan pembantaian Nanjing? semakin 
Absurd ------

 
  ----- Original Message ----- 
  From: Liquid Yahoo 
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
  Sent: Thursday, December 20, 2007 8:28 PM
  Subject: OOT: Re: RE: [budaya_tionghua] kembali ke budaya, bosen debat kusir


  Ya memang debate kusir kalo sampe anda bilang ngelus dada, kecuali anda 
  perempuan maka si dada ga bakalan marah, tapi dada ini khan laki2 tulen 
  menurut KTPnye.

  Emang sebaiknya focus saja, jangan melenceng sampe nulis "keluarga dekat 
  anda atau anda sendiri", atau tulisan "Ngelus dada" itu ilmu ngeles 
  namanya....

  Dan topicnye bener2 salah, seharusnye kemaren2 ditulis "Kembali ke 
  millis, ayo debate kusir", hehehehe....

  ----- Original Message ----- 
  From: "Skalaras" <[EMAIL PROTECTED]>
  To: <budaya_tionghua@yahoogroups.com>
  Sent: Thursday, 20 December, 2007 13:24
  Subject: Re: RE: [budaya_tionghua] kembali ke budaya, bosen debat kusir

  > Ini sih debat kusir!
  >
  > Sayang, karena berprasangka buruk thd saya, anda terpaksa mengeluarkan 
  > serangkaian pernyataan2 yang melebar tak karuan, yang akhirnya tak bisa 
  > anda pertanggung jawabkan sendiri!!! karena saya mengkritik Jepang, anda 
  > terpaksa membela Jepang dng cara berbelit2, karena saya memuji rakyat 
  > Jerman, anda berusaha membantah dng menyatakan rakyat Jerman tdk rela dan 
  > diindoktriasi.
  >
  > ----- Fokus kita adalah empati terhadap korban! mengapa anda belokkan 
  > menjadi simpati thd sang penyebab derita?
  > ----- di contoh kecelakaan, kita tidak bicara penyebab kecelakaan. karena 
  > fokusnya bukan kesitu
  > ----- dalam kasus perang dunia ke 2, sudah jelas kejahatan Hitler dan 
  > militer jepang. apa alasan kita untuk bersimpati thd mereka?
  >
  >
  > ----- Original Message ----- 
  > From: Dada
  > To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
  > Sent: Wednesday, December 19, 2007 10:02 PM
  > Subject: OOT: RE: [budaya_tionghua] kembali ke budaya, bosen debat kusir
  >
  >
  > Quote
  >
  > Anda tak akan berkata demikian jika keluarga dekat anda atau anda sendiri
  > yang menjadi korban
  > langsung!..............................................(1)
  >
  > Memangnya untuk memahami penderitaan orang lain kita sendiri yang harus
  > menjadi korban? ini pertanyaan yang semakin absurd!.........(2)
  >
  > Dialog :
  >
  > Si A anaknya mati kecelakaan, dia mendapat ganti rugi material yang 
  > besar.
  > tapi dia tetap sedih, tak bisa melupakan hal ini.
  > Si B berkomentar ringan: mengapa masih bersedih? toh udah dapat ganti 
  > rugi,
  > yang gedenya bisa untuk membeli rumah.
  > Si C menyanggah : Anda tak akan berkata demikian jika anda sendiri yang
  > kehilangan anak kesayangan.
  > Si B balik bertanya : apa anda sendiri pernah kehilangan anak? kok berani
  > bilang begitu?
  > Si C berkata : Saya tak seperti anda, saya belajar menjadi orang yang 
  > peka,
  > yang punya kepedulian sosial tinggi, meskipun saya tak mengalami sendiri,
  > saya belajar memahami penderitaan orang lain. saya kira, semua orang yang
  > memiliki nurani tak perlu menjadi korban untuk bisa merasakan penderitaan
  > orang lain.
  >
  > Si B menangkis : Orang yang menabrak anak itu mungkin tidak sengaja
  > melakukannya ,akan tetapi anda telah dengan sengaja menabrak harga diri 
  > saya
  > dengan menyebut diri saya tidak peka?
  >
  > Si C mengernyit : Loh anda kok jadi balik menuduh saya?
  >
  > Si B menegaskan: Dengan bermodalkan segelintir pertanyaan anda mengklaim
  > diri anda peka. Anda bilang anda belajar memahami penderitaan orang lain,
  > akan tetapi saat belajar anda telah berlagak menjadi guru? Ada spirit
  > kesombongan dalam diri anda.
  >
  > Si C melompat : Saya tidak seperti anda !!!
  >
  > Si B tersenyum : Anda tidak akan berkata demikian jika anda pelakunya 
  > yang
  > menabrak anak si A!
  >
  > Si C mulai berkerut dahi: Loh Loh Memangnya kalau saya pelakunya saya 
  > tidak
  > bisa memahami penderitaan orang lain menjadi korban? Kenapa saya harus
  > merasa dihantui perasaanbersalah, Saya toh bisa saja memberi ganti rugi ,
  > yang gedenya bisa untuk membeli rumah
  >
  > Si B tersenyum terkekeh2 :hihihihihi
  >
  > Robby Wirdja
  >
  > From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
  > [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Skalaras
  > Sent: Wednesday, December 19, 2007 1:35 PM
  > To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
  > Subject: Re: [budaya_tionghua] kembali ke budaya, bosen debat kusir
  >
  > Mungkin harus dibuat ilustrasi nyata, mirip sebuah anekdot, untuk
  > menjelaskan dua pernyataan dibawah:
  >
  > Si A anaknya mati kecelakaan, dia mendapat ganti rugi material yang 
  > besar.
  > tapi dia tetap sedih, tak bisa melupakan hal ini.
  > Si B berkomentar ringan: mengapa masih bersedih? toh udah dapat ganti 
  > rugi,
  > yang gedenya bisa untuk membeli rumah.
  > Si C menyanggah : Anda tak akan berkata demikian jika anda sendiri yang
  > kehilangan anak kesayangan.
  > Si B balik bertanya : apa anda sendiri pernah kehilangan anak? kok berani
  > bilang begitu?
  > Si C berkata : Saya tak seperti anda, saya belajar menjadi orang yang 
  > peka,
  > yang punya kepedulian sosial tinggi, meskipun saya tak mengalami sendiri,
  > saya belajar memahami penderitaan orang lain. saya kira, semua orang yang
  > memiliki nurani tak perlu menjadi korban untuk bisa merasakan penderitaan
  > orang lain.
  >
  > Cukup jelas bukan? dua pernyataan ini saling memperkuat, intinya
  > menandaskan: Si B adalah orang yang tak punya nurani, yang baru bisa
  > merasakan penderitaan orang lain jika dia sendiri juga mengalami hal 
  > serupa.
  >
  > ----- Original Message ----- 
  > From: Dada
  > To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
  > <mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com>
  > Sent: Wednesday, December 19, 2007 5:12 AM
  > Subject: RE: [budaya_tionghua] kembali ke budaya, bosen debat kusir
  >
  > Bung Skalaras sedang bermain catur seorang sendiri.... Entah siapa
  > pemenangnya ,
  >
  > ZFy
  > anda tak akan berkata demikian jika keluarga
  > dekat anda atau anda sendiri yang menjadi korban
  > langsung!.................................................( 1)
  >
  > ZFy
  >
  > Memangnya untuk memahami penderitaan orang lain kita sendiri yang harus
  > menjadi korban? ini pertanyaan yang semakin absurd!
  >
  > ......( 2)
  >
  > Robby Wirdja
  >
  > From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
  > <mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com>
  > [mailto:budaya_tionghua@yahoogroups.com
  > <mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com> ] On Behalf Of Skalaras
  > Sent: Tuesday, December 18, 2007 8:11 PM
  > To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
  > <mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com>
  > Subject: Re: [budaya_tionghua] kembali ke budaya, bosen debat kusir
  >
  > Memangnya untuk memahami penderitaan orang lain kita sendiri yang harus
  > menjadi korban? ini pertanyaan yang semakin absurd!
  >
  > ZFy
  >
  > ----- Original Message ----- 
  > From: Liquid Yahoo
  > To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
  > <mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com>
  > <mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com>
  > Sent: Saturday, December 15, 2007 6:44 PM
  > Subject: Re: [budaya_tionghua] kembali ke budaya, bosen debat kusir
  >
  > ZFy
  > Ini pandangan yang absurd, anda tak akan berkata demikian jika keluarga
  > dekat anda atau anda sendiri yang menjadi korban langsung!
  > ***
  >
  > Memangnya keluarga dekat anda atau anda sendiri yang menjadi korban
  > langsung, sehingga anda bisa menulis demikian, absurd ya, cerita dong 
  > biar
  > kita ga absurd lagi....
  >
  > ----- Original Message ----- 
  > From: "Skalaras" <[EMAIL PROTECTED] <mailto:skalaras%40cbn.net.id>
  > <mailto:skalaras%40cbn.net.id> >
  > To: <budaya_tionghua@yahoogroups.com
  > <mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com>
  > <mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com> >
  > Sent: Friday, 14 December, 2007 20:14
  > Subject: Re: [budaya_tionghua] kembali ke budaya, bosen debat kusir
  >
  > Recent Activity
  > a.. 15New Members
  > b.. 1New Links
  > Visit Your Group
  > Y! Messenger
  > All together now
  >
  > Host a free online
  >
  > conference on IM.
  >
  > Need traffic?
  > Drive customers
  >
  > With search ads
  >
  > on Yahoo!
  >
  > Moderator Central
  > Yahoo! Groups
  >
  > Join and receive
  >
  > produce updates.
  > .
  >
  > [Non-text portions of this message have been removed]
  >
  > [Non-text portions of this message have been removed]
  >
  > [Non-text portions of this message have been removed]
  >
  > [Non-text portions of this message have been removed]
  >
  >
  >
  >
  >
  > [Non-text portions of this message have been removed]
  >
  >
  >
  > .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.
  >
  > .: Website global http://www.budaya-tionghoa.org :.
  >
  > .: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.
  >
  > .: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :.
  >
  >
  > Yahoo! Groups Links
  >
  >
  >
  > 



   

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke