Zhou-heng, 
 
Saya meragukan niat anda memaparkan sejarah secara ballance tanpa unsur2
sentimen.
Abis kalu cerita kayaknya emosi penuh dendam gitu sih, heheheh.
Pake istilah "mengaku kalah" segala, khan yang mau belajar sejarah jadi
bingung. 
Sejarah harusnya dipelajari tanpa keberpihakan toh? 
 
Ya, mengenai bahasa mandarin di Indonesia pernah dibahas beberapa kali, 
dan seingat saya Anda tidak pernah mendiskusikannya sampai tuntas. 
Kalau enggak dihentikan moderator karena terlalu melebar, tiba-tiba ada
yang berhenti diskusi tanpa pamit.
 
Let's skip the crap, kita diskusikan sampai tuntas sekarang, oke? 
lupakan perang perangan, lupakan kalah kalahan, lupakan bahasan yang
lalu.
kita cari tahu, apa yang sebenarnya terjadi sih?
 
Dari fakta yang sama, Simpel aja pertanyaan saya, 
 
* Kalau Suharto memang mau mengharamkan bahasa Mandarin, kenapa
diperbolehkan ada koran berbahasa mandarin?
bukankah hal itu membuat asumsi "Suharto anti budaya tionghoa" jadi
tidak masuk akal?
 
* Bukankah lebih masuk akal kalau dibilang "Suharto hendak membendung
campurtangan RRT", 
maka, semua terbitan mandarin disensor ketat, termasuk satu satunya
koran yang diperbolehkan berbahasa mandarin.  Yang dari luar negri
bahkan di banned sekalian, karena tidak ada kemampuan menyaring
semuanya.
Nah, itu lebih masuk logika khan???
 
 
 
 

-----Original Message-----
From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of
[EMAIL PROTECTED]
Sent: Saturday, February 02, 2008 9:40 PM
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: RE: [budaya_tionghua] Re: Soeharto dan Kebijakan Anti-Tionghoa



Uly,

Saya meragukan niat anda mau belajar sejarah! wong membaca tulisan saya
saja tidak niat kok. hanya membaca kepala dan buntut langsung ber-koar2,
dan paling senang mengomentari hal2 yang bukan prinsip, mengenai perang
dng suhartolah, apa berniat membelokkan persoalan?

Baca sekali lagi yang teliti! mengenai koran bhs mandarin di zaman
Suharto, sudah saya singgung di bawah! Kalau anda memang berniat
berdiskusi yang sehat, tanggapi saja urian saya di bawah, apa ada yang
salah? tak usah menyimpang ke mana2.

Dan sebenarnya, masalah pelarangan bahasa mandarin ini sudah pernah
dipaparkan dan dibahas berulang kali di sini. waktu itu saya tahu anda
juga mengikuti dsikusi , dan anda juga tak memungkiri hal ini(diam
saja),
mengapa sekarang kembali seperti oang baru yang me-ngulang2 pertanyaan
lama?

ZFy

> Gue mau komentarin nomer 2 aje,
> kalau bahasa mandarin/ huruf mandarin dianggap HARAM,
> kok papi gue bisa langganan koran berhurup mandarin tuh???
>
> Itu khan nggak masuk logika,
> katanya haram, katanya nggak boleh, katanya ANTI budaya tionghoa,
> lha kok ada koran berhurup mandarin itu terbit pas jaman ORBA itu khan
> fakta.
> Yang merontokkan asumsi "anti budaya tionghoa" itu.
>
> Apa tuh namanya koran yang pake hurup mandarin itu?
> dan terbitnya dari tahun berapa tuh?
>
> Kalimat Anda ini bikin bingung : "Apakah kami harus mengaku kalah thd
> suharto yang berhasil menanamkan keyakinan sedemikian teguh di hati
> generasi muda Tionghoa?"
>
> Walah, Anda ini lagi main perang-perangan sama Suharto?
> Kok ada Kalah-kalahan segala?
> Kita generasi muda mah lagi cari tahu soal "apa sih yang sebenarnya",
> bukan lagi perang perangan. Lagian Suhartonya udah mati kok.
>
>
> -----Original Message-----
> From: HYPERLINK
"mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com"[EMAIL PROTECTED]
com
> [mailto:HYPERLINK
"mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com"[EMAIL PROTECTED]
com] On Behalf Of
> HYPERLINK "mailto:skalaras%40cbn.net.id"[EMAIL PROTECTED]
> Sent: Saturday, February 02, 2008 1:09 PM
> To: HYPERLINK
"mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com"[EMAIL PROTECTED]
com
> Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Soeharto dan Kebijakan
Anti-Tionghoa
>
>
> Bung Jimmy,
>
> Saya hargai anda sbg generasi muda yang masih mau bertanya, tidak
> langsung
> menyanggah.
>
> 1. Kursus2 mandarin pada zaman puncak kekuasaan Suharto tidak ada yang
> berani terang2an berdiri, ini fakta dilapangan. Jangankan kursus
resmi,
> pada awal berkuasanya Orde baru, guru2 yang menjalankan les private
> bahasa
> mandrin juga ada yang diciduk aparat untuk diinterograsi, setelah
diberi
> peringatan lantas dilepas. keadaan ini memang sedikit longgar pada
akhir
> kekuasaan suharto(mungkin setelah melihat kemajuan RRT, dia mulai
> melihat
> kegunaan bhs mandarin utk kebutuhan ekonomi), tapi tetap tak ada yang
> berani terang2an pasang papan nama di depan tempat kursus, seperti
yang
> mewabah sekarang ini.
>
> Kelenteng2 memang tidak ditutup, tapi kegiatannya dibatasi, tidak
> mungkin
> ada arak2 gotong toapekong seperti di glodok tempo hari. yayasan2
budaya
> adalah untuk intern, mana boleh menyebarkan kegiatannya untuk umum?
> contoh
> nyata adalah kesenian Barongsai, apa ada barongsai ditarikan di tempat
> umum?
>
> 2. Bahasa mandarin adalah bahasa Haram, ini bisa anda lihat di
formulir
> isian pabean yang dibagikan ke penumpang di pesawat terbang. Di situ
> jelas
> tertera Barang yang dilarang untuk dibawa masuk ke Indonesia: Senjata
> Api,
> Narkotika, pornografi, dan...semua bahan cetakan yang ada bahasa
> mandarin!
> ini nyata, bukan fakta yang terdistorsi alias bohong! Anda mungkin
tidak
> pernah membayangkan bagaimana tegangnya saya yang setiap melewati
bagian
> pemeriksaan barang di bandara, hanya karena menyembunyikan buku
> mandarin,
> ini jelas bukan paranoid kan?
>
> Dng peraturan bhs ini, tak ada lagi aksara mandarin di papan nama
> toko(sebelumnya banyak toko yang memasang aksara mandarin disamping
> huruf
> latin), iklan bioskop untuk film hongkong juga menghilangkan sama
sekali
> aksara mandarinnya(-seblumnya lazim dicantumkan)-. tak ada toko buku
> berbahasa mandari yang berdiri (seblumnya banyak), tak ada lagi mass
> media
> berbhs mandarin yng beredear selain "harian Indonesia" yang disponsori
> ABRI (dulunya banyak).
>
> Dengan kondisi seperti ini, mana mungkin Buku saya yang mencantumkan
> aksara mandarin (anda pasti tahu buku saya Dwi bahasa) boleh beredar?
> lagian, Sub judul buku saya "Antologi Puisi Tiongkok Klasik" pasti
akan
> diganti oleh penerbit menjadi " antologi Puisi cina Klasik".
>
> Sekarang anda lihat sendiri, kondisi saat ini sangat kontras dibanding
> zaman Suharto. koran mandarin menjamur, toko2 buku mandarin banyak
> berdiri, kursus2 berjibun, barongsai ada di mana2. ini menunjukkan
apa?
> Kalaupun anda menganggap yang dulu itu hanya karena ketakutan tanpa
> alasan
> alias paranoid, perlu juga dipertanyakan juga, siapa yang menciptakan
> teror sehingga masyarakat tionghoa paranoid?
>
> Sembari menulis jawaban untuk anda, saya sebenarnya juga sangat sedih,
> mengapa? Karena semua fakta2 tempo dulu ini sebenarnya sudah sering
> dipaparkan dan dibahas tuntas di millis ini, Tapi selau dipertanyakan
> kembali, rupanya banyak kaum muda tionghoa yang tak mengalami masa2
> itu(sebetulnya mengalami, tapi tak memperhatikan) tetap saja skeptis,
> menganggap semua itu hanya dongeng orang tua saja. meskipun diuraikan
> semua fakta, tetap akan dianggap bias, terdistorsi alias BOHONG.
apakah
> kami harus mengaku kalah thd suharto yang berhasil menanamkan
keyakinan
> sedemikian teguh di hati generasi muda Tionghoa?
>
> Catatan: Saya tak sepenuhnya pesimis thd generasi muda, karena diluar
> saya
> banyak menemui kaum muda yang sadar akan dosa suharto thd budaya
> Tionghoa.
>
> Salam,
> ZFy
>
>> Bung Zhou,
>>
>> Ikut nimbrung sedikit ya.
>>
>> --- In HYPERLINK
"mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com"[EMAIL PROTECTED]
com, "Skalaras" <[EMAIL PROTECTED]>
> wrote:
>>>
>>> - Kalau di zaman Suharto, millis "Budaya Tionghoa" ini adalah Barang
>> Haram,
>>> yang membikin terancam akan diciduk aparat. Jadi kita takkan bisa
>> ketemu dan
>>> bercuap2 di sini. apakah ini bagi anda " Ya tak ma-sa-lah"?
>>
>> Yg saya tanyakan premise awalnya dulu aja deh. Apakah benar bahwa
>> budaya tionghoa adalah barang haram? Kok masih ada klenteng yg
>> berdiri, yayasan2 seni bercorak tionghoa, kursus2 bahasa mandarin.
>>
>> Org tionghoa mengalami kesulitan pada jaman itu, saya setuju. Setuju
>> juga
>
>
>
> No virus found in this incoming message.
> Checked by AVG Free Edition.
> Version: 7.5.516 / Virus Database: 269.19.18/1255 - Release Date:
> 2/1/2008 9:59 AM
>
> No virus found in this outgoing message.
> Checked by AVG Free Edition.
> Version: 7.5.516 / Virus Database: 269.19.18/1255 - Release Date:
> 2/1/2008 9:59 AM
>
>
>
>
> .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.
>
> .: Website global HYPERLINK
"http://www.budaya-tionghoa.org"http://www.budaya--tionghoa.-org :.
>
> .: Pertanyaan? Ajukan di HYPERLINK
"http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua"http://groups.-yahoo.com/
-group/budaya_-tionghua :.
>
> .: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua HYPERLINK
"http://iccsg.wordpress.com"http://iccsg.-wordpress.-com :.
>
>
> Yahoo! Groups Links
>
>
>
>



 


No virus found in this incoming message.
Checked by AVG Free Edition.
Version: 7.5.516 / Virus Database: 269.19.18/1255 - Release Date:
2/1/2008 9:59 AM



No virus found in this outgoing message.
Checked by AVG Free Edition. 
Version: 7.5.516 / Virus Database: 269.19.19/1256 - Release Date:
2/2/2008 1:50 PM
 


[Non-text portions of this message have been removed]

Reply via email to