--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "Dada" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > 4 , gabungan frasa "personal" + "agama" (Sindhunata + Katolik) , merupaka > agenda terselubung dalam melimpahkan beban sejarah masa lampau pada > tionghoa-tionghoa katolikk , dan hendak dibenturkan pada tionghoa KHC. Kita > tentu tidak menerima , kalau segelintir konglomerat busuk + ditambah label > tionghoa dibelakangnya , bahkan disebut sebagai tokoh tionghoa .......atau > pelaku kriminal diberitakan dalam surat kabar ditambah label tionghoa > ............ > > Robby Wirdja > >
Kenken: Nak Robby, contoh kasus spt Kwik Kian Gie (budhis) yg selalu mengecam para koruptor yg kebetulan beretnis Tionghoa jelas merupakan contoh pembeda antara 'tudingan' bahwa Tionghoa itu korup. dan ini pula yg membedakan antara perilaku Tionghoa vs Katolik. Pernakah ada satu orang katolik yg mengecam perilaku saudara seiman mereka spt Kristoforus Sindhunata cs atas peran mereka terhadap pemberangusan identitas dan budaya Tionghoa? Ada berapa banyak orang katolik yg berperilaku spt Suma Mihardja dalam mempertanyakan perilaku korup dan pengedar sabu-sabu yg kebetulan beretnis Tionghoa? Tionghoa tidak pernah melindungi kriminil atas dasar kesamaan latar-belakang etnisnya. Tetapi pernah tidak ada Katolik yg menolak keputusan Vatican ketika mengangkat para penjahat dan penghianat Tiongkok sbg Santo (orang suci)? Frans Seda pernah memaksa-maksa tionghoa untuk berasimilasi yg berarti "pemberangusan" menurut I.Wibowo. Adakah generasi muda Katolik meminta maaf dan membetulkan kekeliruan dari sesama Katolik itu? NEVER HEARD BEFORE.... So, jelas ada bedanya antara perilaku Tionghoa dan perilaku Katolik