--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "Tantono Subagyo" 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> 
> Jadi bukan karena agamanya ya ??? Seperti kata-kata anda bahwa yang
> Kristen bukan Tionghua ???.  Salam, Tantono
>

Kenken:
Orang Han yg beragama islam disebut Hui. 
SEjarah blom pernah merespon fenomena
Tionghoa beragama kristen. 

Kata-kata saya cukup Jelas: Tionghoa
kristen tidak masalah, Yg menjadi masalah
adalah Tionghoa-Indonesia yg beragama
kristen. 

di Zhongguo, HK, Singapura, bahkan di USA,
sodara-sodara Tionghoa beragama Kristen 
membela kepentingan Tionghoa, bersikap layaknya
seorang Tionghoa dan berbudaya Tionghoa. 
Di awal migrasi Tionghoa ke USA di tahun
1800-an, terjadi penolakan keras terhadap
kedatangan "the yellow" ke Amerika. 

Seorang Senator Bule anti Tionghoa berseru
di dalam kongres "apakah kita akan memberikan
West Coast dikuasai oleh Yellow shit, dan
akan membiarkan the land of freedom dikuasai
oleh Confusianism dan bukan oleh Christianity". 

Terjadi penolakan besar dari buruh bule 
terhadap kedatangan migran Tionghoa. Sering
sekali terjadi pembantaian dan persekusi
terhadap Tionghoa. Kelompok Kristen Tionghoa
yg benar-benar Tionghoa maju dan membela kepentingan
Tionghoa. 

When the catholic leaders spt Kristoforus Sindhunata,
Sofyan Wanandi, Harry Tjan Silalahi dsb 
memberangus identitas Tionghoa dan budaya Tionghoa,
mana pembelaan dari komunitas Katolik Indonesia?
Malah si Frans Seda memaksa-maksa "asimilasi" yg
sekarang ini dikatakan sebagai langkah 
"pemberangusan" oleh I. Wibowo. Mana mungkin
komunitas Katolik Indonesia membela Tionghoa
jika kita melihat Kardinal Dharmaatmaja yg
sekarang ini memegang kekuasaan tertinggi katolik
di Indonesia saja teman baik dan teman seangkatan
Sofyan Wanandi cs dan berasal dari sistem pendidikan
satu kelas yg sama. 

Dalam sejarahnya, "Cina-Kristen" di Indonesia
pernah mendukung upaya pemberangusan budaya
dan identitas Tionghoa di Indonesia. 

in General, Indonesian's Christian Leaders
are very bad. Umat in general is the their victim. 
Dahulu, Nenek seorang sodara terpaksa pindah
agama menjadi Katolik ketika sekolah Tionghoa
ditutup pemerintah Indonesia. Demi agar anaknya
diterima di sekolah Katolik, si ibu pindah agama.
Karena pihak sekolah katolik tidak menerima si anak
bersekolah apabila si ibu dan si anak beragama
Katolik. 

Until now, no christians here in Indonesia
admit their roles. jangankan berharap permintaan
maaf spt yg dilakukan Perdana Menteri baru
Australia terkait masalah the kidnap generation. 
Malah seringnya mencari dalih-dalih pembelaan
diri secara seronok.

by this kind of trauma, do not blame those people
who still see the Indonesian's Christians community
with suspicion. 
 



Reply via email to