Pak ABS,

Saya intinya tak berniat mencari siapa yang salah. saya hanya melihat ada
sesuatu yang salah(ganjil), saya juga tahu keputusan ada di BOGOC, seperti
kata anda, mereka tentu bukan pihak yang bodoh, pasti mengetahui situasi
Indonesia. justru ini yang aneh, atas pertimbangan apa mereka mengeluarkan
keputusan yang aneh ini??? (sbg perbandingan: di india saja yang merupakan
pusat organisasi Free Tibet dan Dalailama, pawai obor tetap dilakukan di
jalanan umum.)


ZFy


> Wah, ya nggak lah, Zhou-heng. Justru kita orang Jakarta yang kalau lihat
> demo di daerah malah jeri! Tentu Zhou-heng belum pernah lihat demo di
> daerah
> nih...
> Karena polisi dan pendemo di daerah sering seimbang kekuatannya, dan
> polisi
> takut bertindak keras karena pernah Kapolda dipecat karena anakbuahnya
> mengkasari pendemo, maka demo di daerah 100 kali lebih nggegirisi daripada
> di Jakarta!!
> Sedangkan di Jakarta, nggak usah polisi, tramtibnya Pemda DKI saja sudah
> jauh lebih kuat dari pihak mana pun. Demo ke Balakota DKI misalnya,
> dihajar
> lebih sadis daripada demo yang ditangani polisi Polda Metro, yang
> padahalnya
> sudah sadis juga.
>
> Dan BOGOC maupun Kedubes RRT bukan orang bodoh dan bukan pula kurang
> informasi. Satu detik suatu kejadian terjadi di Jakarta, sudah langsung
> sampai laporannya di Beijing. Ini bukan baru belakangan ini, sudah puluhan
> tahun begitu.
>
> Dan bahwa ada polisi sampai 2.000 orang (tadinya saya kira cuma 1.000-an,
> ternyata lebih), menunjukkan pihak panitia lokal yang terdiri dari
> gabungan
> KONI Pusat dan Pemda DKI, sudah siap betul untuk segala sesuatunya.
> Dan ini pun tentu ceto welo-welo untuk pihak Kedubes atau bahkan BOGOC
> sekali pun.
>
> Dan para pejabat serta tokoh yang ikut lari membawa obor kecewa, bahkan
> ada
> yang marah atas ketertutupan acara. Ini menunjukkan ketertutupan itu bukan
> maunya mereka, melainkan merupakan sesuatu yang mereka pun kesal.  Karena
> itu akibat dari kondisi yang disebabkan oleh suatu proses pengambilan
> keputusan yang mereka tidak berdaya untuk merubahnya walau mereka sudah
> mencobanya.
>
> Saya sih tidak curiga apa-apa.
> Tetapi kalau Zhou-heng menaruh curiga ada sesuatu hal lain di luar soal
> pendemo Tibet, kalau kita lihat kondisinya yang seperti demikian, maka
> yang
> sesuatu hal itu tentu sedang berkembang di Beijing, bukan di Jakarta!!
> Walau saya tidak melihat perlunya, tetapi kalau Zhou-heng penasaran, bisa
> saja saya tanya ke Sudradjat, barangkali dia punya background info soal
> ini.
>
> Wasalam.
>
> =======================================
>
> ----- Original Message -----
> From: Skalaras
> To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
> Sent: Wednesday, April 23, 2008 10:26 PM
> Subject: {Disarmed} Re: [budaya_tionghua] Re: Obor Olimpiade pertama kali
> lewat Indonesia
>
>> Kita2 yang tinggal di Jakarta pasti tahu keadaan sendiri, tapi orang
>> luar?
>> jangankan luar negeri, wong orang luar daerah jika ke jakarta
>> ketemu demo saja kaget dan takut!
>> semua memang tergantung infomasi. apakah panitia Indonesia
>> sudah cukup memberi info?
>>
>> Memang BOGOC yang memutuskan, tapi kita harus berpikir,
>> mengapa mereka bisa memutuskan yang seperti ini?
>> jika keputusan seperti ini menimpa seluruh kota ya kita maklumlah,
>> tapi mengapa kita jakarta yang diistimewakan?
>> kuala Lumpur, Bangkok juga Canbera yang ada didekat normal2 saja tuh,
>> ini pasti ada sesuatu yang salah!
>> entah ada yang salah membisiki ke BOGOC, atau telinga BOBOG
>> yang kurang beres, atau pihak  Humas kita yang kurang beres bekerjanya,
>>  sehingga tak bisa menepis info2 negatif?
>> Malah saya curiga, jangan2 yang dikhawatirkan panitia ini
>> bukan lagi pendemo Tibet, tapi sesuatu yang lain,
>> jangan2 ada issue lain yang dihembuskan ???
>
>

Kirim email ke