Terimakasih ko Ardian, Pengetahuan Dila jadi bertambah coz aku juga kaget baca begitu. Maklum selama ini yang dipelajari di sekolah2 kan tidak seperti itu. Makanya aku sharing di milis, & ternyata @yahoogroups ada. Tulisan itu juga aku baca via internet....
Salam Budaya --- On Mon, 6/16/08, ardian_c <[EMAIL PROTECTED]> wrote: From: ardian_c <[EMAIL PROTECTED]> Subject: [budaya_tionghua] Re: Walisanga Dari CHINA?? To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Monday, June 16, 2008, 7:38 AM Walisongo sdh dibahas puluhan kali, tapi gak ada salahnya dibaca dari http://groups. yahoo.com/ group/budaya_ tionghua/ message/11000 trus searching jg dgn keyword walisongo, banyak dah bahasannya --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, "valburyman" <valburyman@ ...> wrote: > > Saya kira bukan dari China, tidak mungkin. Jika demikian, mestinya > banyak orang Jawa yang diajari bahasa China. > > http://zamani2008. wordpress. com > > --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, nurfadhillah diah > <lamaydtjuh_ fath@> wrote: > > > > > > > > > > Suara Merdeka > > 28 Februari 2008, > > > > Ditulis Oleh Wal Suparmo > > > > Sejarah perkembangan Islam di Indonesia tak bisa dilepaskan dari > jasa Walisanga (wali sembilan). Banyak versi mengenai kisah para wali > ini, salah satunya versi yang menyatakan mereka berasal dari China. > Tahun 1968, Profesor Slamet Mulyana menulis versi yang tidak populer > itu dalam bukunya > > "Runtuhnya Kerajaan Hindu-Jawa dan Timbulnya Negara-negara Islam di > Nusantara", namun dilarang beredar karena dinilai dapat memicu > perdebatan SARA (Suku, Agama, Ras dan Antaragama). > > > > Menurut Mulyana, orang yang mendirikan kerajaan Islam pertama di > Jawa adalah orang Tionghoa, yakni Chen Jinwen atau yang lebih dikenal > dengan Raden Patah alias > > Panembahan Tan Jin > > Bun/Arya (Cu-Cu). Ia lah pendiri kerajaan Demak di Jawa Tengah. > > > > Walisanga dibentuk oleh Sunan Ampel pada tahun 1474. Mereka terdiri > dari sembilan orang wali; > > Sunan Ampel alias Bong Swie Ho, > > Sunan Drajat alias Bong Tak Keng, > > Sunan Bonang alias Bong Tak Ang, > > Sunan Kalijaga alias Gan Si Cang, > > Sunan Gunung Jati alias Du Anbo-Toh A Bo, > > Sunan Kudus alias Zha Dexu-Ja Tik Su, > > Sunan Muria Maulana Malik Ibrahim alias Chen Yinghua/Tan Eng Hoat, dan > > Sunan Giri yang merupakan cucu dari Bong Swie Ho. > > > > Sunan Ampel (Bong Swie Ho) alias Raden Rahmat lahir pada tahun 1401 > di Champa (Kamboja). Saat itu, banyak sekali orang Tionghoa penganut > agama Muslim bermukim di sana. Ia tiba di Jawa pada 1443. Tiga puluh > enam tahun kemudian, yakni pada 1479, ia mendirikan Mesjid Demak. > > > > Belanda, yang sempat 'berperang' dengan para wali itu sempat tidak > mempercayai bahwa sultan Islam pertama di Jawa adalah orang Tionghoa. > > Untuk > > memastikannya, pada 1928, Residen > > Poortman ditugaskan oleh pemerintah Belanda untuk menyelidikinya. > Poortman lalu menggeledah Kelenteng Sam Po Kong dan menyita naskah > berbahasa Tionghoa. Ia menemukan naskah kuno berusia ratusan tahun > sebanyak tiga pedati. > > > > Arsip Poortman ini dikutip oleh Parlindungan yang menulis buku yang > juga kontroversial, Tuanku Rao. Slamet Mulyana juga banyak menyitir > dari buku ini. Pernyataan Raden Patah adalah seorang Tionghoa ini > tercantum dalam Serat Kanda Raden Patah bergelar Panembahan Jimbun, > yang dalam Babad Tanah Jawi disebut sebagai Senapati Jimbun. Kata Jin > Bun (Jinwen) dalam dialek Hokkian berarti 'orang kuat'. > > Cucu Raden Patah, Sunan Prawata atau Chen Muming/ Tan Muk Ming > adalah Sultan terakhir dari Kerajaan Demak. Ia berambisi meng-Islamkan > seluruh Jawa, sehingga apabila ia berhasil maka ia bisa menjadi > "segundo Turco" (seorang Sultan Turki ke II), sebanding sultan Turki > Suleiman I dengan kemegahannya. > > > > Kata Walisanga yg selama ini > > diartikan sembilan (sanga) wali, ternyata masih memberikan celah > untuk versi penafsiran lain. Ada yang berpendapat bahwa kata 'sanga' > berasal dari kata 'tsana' dari bahasa Arab, yang berarti mulia. > Pendapat lainnya menyatakan kata 'sanga' berasal dari kata 'sana' > dalam bahasa Jawa yang berarti tempat. > > > > Kata Sunan yang menjadi panggilan para anggota Walisanga, dipercaya > berasal dari dialek Hokkian 'Su' dan 'Nan'. 'Su' merupakan kependekan > dari kata 'Suhu atau Saihu' yg berarti guru. Disebut guru, karena para > wali itu adalah guru-guru Pesantren Hanafiyah, dari mazhab Hanafi. > Sementara 'Nan' berarti berarti selatan, sebab para penganut aliran > Hanafiah ini berasal dari Tiongkok Selatan. > > > > Perlu diketahui juga bahwa sebutan 'Kyai' yang kita kenal sekarang > sebagai sebutan untuk guru agama Islam, dulu digunakan untuk memanggil > seorang lelaki Tionghoa Totok, seperti > > pangggilan 'Encek'. > > > > Dan, sadar atau tidak, baju muslim yang kerap digunakan > > oleh laki-laki muslim Indonesia sangat mirip dengan pakaian ala > China. Baju Koko dan penutup kepala putih dianggap berasal dari China, > karena di negeri asal Islam, Timur Tengah, pakaian ini tidak dikenal. > > > > > > Sumber: > > - D. A. Rinkes "De heiligen van Java" > > - Jan Edel "Hikajat Hasanoeddin" > > - B. J. O. Schrieke, 1916, Het Boek van Bonang > > - Utrecht: Den Boer - G.W.J. Drewes, 1969 The admonitions of Seh > Bari : a 16th century Javanese Muslim text attributed to the Saint of > Bonang, The Hague: Martinus Nijhoff > > - De Graaf and Pigeaud "De eerste Moslimse Vorstendommen op Java" > > - "Islamic states in Java 1500 -1700". > > - Amen Budiman "Masyarakat Islam Tionghoa di Indonesia" > > - Prof. Slamet Mulyana "Runtuhnya Kerajaan Hindu-Jawa dan Timbulnya > Negara-negara Islam di Nusantara > > >