aduh tulisan yohanes anak NIM ya ? ck ck ck ck ck.

kirain tulisan sapa huehehehehehehhehehe

PAO AN TUI gak bakalan terbentuk kalu gak ada penjarahan besar2an.
Juga kalu gak ada kejadian Tangerang yg memiriskan hati lho.

Jadi mereka TIDAK memiliki hak utk bertahan ?

Masalah pro NICA or pro REPUBLIK, itu pilihan perseorang tidak bisa
digeneralisir. Buktinya banyak yg peranakan ikut berbondong2 kabur ke
BELANDA yg totok ngkale berbondong2 kabur ke Hongkong or Singapore.

Janji keamanan itu penting mas, dan itu perlu bukti. Liem Koen Hian
aja bisa kecewa gara2 apa seh ?

Coba jgn selalu cari kambing item org lain dah , belajar open mind dikit.
JGn selalu cari salah si A si B melulu , cape 

Apalage kasus kayak pertanian yg ambrol disalahin sape ? tanya yohanes
sono !!!! Wong pemerintahnya boro2 mikirin pertanian hehehehehehe
emang kayak Thailand yg dari taon 50an dah fokus pertanian ?

Kalu gak ada kejadian berangkai dari 97 dijalur pantura sampe mei 98,
mungkin gak wacana pao an tui keluar ?
Kalu gak ada trus itu wacana keluar baru geblek.

Mrk mungkin dah frustasi ngeliat keadaan rasialisme dan cari selamat
en sudah wajar kalu manusia mau cari selamat.

Kalu perilaku bisnis yang rakus, numpang tanya mana ada bisnis yg gak
rakus seh ? Bill Gates aje rakus bukan maen, waktu jaman Mega ,IGOS
dibentuk, ehhhhhhh ganti presiden , tuh Bill Gates gak tau pake jurus
ape bisa bikin IGOS mati pelan2. Ape itu Bill Gates gak rakus ?
Kalu dibilang budaya cine yg rakus hehehehehehehe , baca sono 10
aturan dagang Guan Gong or jg falsafah dagang Tao Zhugong.

Semua didunia itu harus ada aturan yg bersifat adil dan untuk rakyat
banyak tanpa pilih kasih dan itu tugas sapa seh ?



> 
> Iyaa yaa, apa yaa beda nya.
> Ini nih ada tulisan Joehanes Budiman, mungkin sedikit nyambung.
> Kalo kita ikutin beberapa keinginan rekan rekan kita
> yang mau bikin Neo Pao An Tui, sebagai bagian dari Overseas Chinese
> Defence Force, lalu selanjutnya kita dirikan negara Lanfang Merdeka,
> dan sepuluh juta cina indonesia yg tersebar ini kita kumpulkan di
> sana, apalagi kayaknya kita semua sudah sepakat bahwa kita adalah
> bangsa yang besar, kayak nya asyik juga tuh. 
> 
> http://www.oneearthmedia.net/ind/?p=7
> CUT
> Pao An Tui Baru Jilid 2 ???
> 
> Kerusuhan Mei 1998 di Jakarta membawa luka dan trauma mendalam dalam
> diri hampir setiap etnis tionghoa di Indonesia, dan banyak dari mereka
> menyadari bahwa hal sama kemungkinan besar akan terulang kembali…dalam
> waktu semakin dekat…bila dilihat dari kondisi sektor ekonomi riil
> Indonesia yang semakin melemah, seperti yang sering dilontarkan dalam
> diskusi-diskusi di kalangan etnis tionghoa sendiri.
> 
> Semakin takut, maka semakin “rakus” pula para pelaku bisnis etnis
> tionghoa yang lebih menaruh kepercayaan pada materi ketimbang
> janji-janji pemimpin atau partai-partai politik. Materi ini sangat
> penting bagi kelompok Flight ini sebagai bekal hidup saat melarikan
> diri ke luar negeri ketika Kerusuhan anti-tionghoa kembali merebak.
> Tapi “kerakusan” itu seakan-akan semakin mempertegas generalisasi para
> bumiputera bahwa etnis tionghoa adalah binatang-binatang ekonomi. Dan
> itu akan terpicu keluar menjadi kemarahan ketika keadaan ekonomi
> semakin terpuruk.
> 
> Semakin takut, maka semakin “beringas” pula para etnis tionghoa yang
> memutuskan untuk melawan (Fight) segala tindakan kekerasan yang
> ditujukan kepada kelompok mereka. Sayangnya karena kadang lebih
> bernasionalisme chauvinis tiongkok dibandingkan Indonesia, maka malah
> menjadi anasionalis. Bahkan ada wacana dari sekelompok muda tionghoa
> dari kelompok ini untuk membentuk kembali Pao An Tui dengan dukungan
> dana dari pihak luar.
> 
> Pao An Tui adalah Barisan Keamanan yang dipersenjatai untuk
> mengamankan properti dan orang-orang keturunan tionghoa sewaktu
> terjadi kerusuhan anti-tionghoa di awal-awal tahun Kemerdekaan
> Indonesia. Dulu, Pao An Tui didirikan di Jakarta oleh Perdana Menteri
> Indonesia saat itu, Soetan Sjahrir dan Oei Kim Sen (Komandan Pao An
> Tui) dengan tujuan membantu menjaga keamanan masyarakat terutama etnis
> tionghoa yang yang ketika itu (1946) sedang marak terjadi penjarahan
> dan perampokan terhadap etnis tionghoa oleh laskar-laskar rakyat. Tapi
> dalam perkembangan berikutnya, Pao An Tui malah dicurigai pro-NICA
> (Netherlands�"Indies Civil Administration) karena memang ada beberapa
> anggota Pao An Tui, entah karena dendam atau alasan membela diri,
> berpaling ke Belanda untuk meminta dukungan. Atau karena NICA kembali
> menerapkan politik “adu domba” antara etnis tionghoa dan
> bumiputera.dengan harapan terjadi kekacauan sipil, yang akan mencoreng
> nama Indonesia di mata dunia Internasional.
> 
> Tapi bila Pao An Tui baru kembali terbentuk, apakah hal ini hanya akan
> menjadi semacam pengulangan sejarah? “Those who do not learn from
> history will be condemned to repeat it.”
> 
> Sementara kelompok terakhir yang lebih sadar, masih saja terpecah dan
> berkutat dalam persoalan “integrasi vs asimilasi, ” seperti yang
> terjadi pada perayaan Hari Raya Imlek Tahun 2007, yang bertema :
> Indonesia Bersatu. Satu kelompok ingin merayakan atas dasar Hari Raya
> Agama Konghucu dan kelompok lain atas dasar Hari Raya Etnis Tionghoa.
> Karena tidak terjadi kesepakatan bersama, maka masing-masing kelompok
> membuat perayaan Imlek tersendiri di mana ke-2 perayaan tersebut
> dihadiri oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
> 
> Memang lebih baik merayakan Hari Raya Imlek sebagai Hari Raya
> Konghucu, tapi pada tanggal 17 Februari 2002 ketika menghadiri
> perayaan Imlek yang diselenggarakan MATAKIN, Presiden Megawati
> mengumumkan bahwa mulai tahun 2003 telah diputuskan Hari Raya Imlek
> sebagai Hari Raya Etnis Tionghoa dan ditetapkan sebagai hari libur
> Nasional.
> CUT
>


Kirim email ke