Betul. Perubahan adalah yang abadi, Yin dan Yang saling melengkapi. Jikalah demikian, apakah ada "pemenang" antara Yin dan Yang ? Ketika toch semua sudah berjalan sesuai siklusnya, adakah lagi yang perlu diherankan atau dipermasalahkan?
BTW, undangan diskusi dibawah bukan untuk mendiskusikan Kirno atau Likno toch ? Prom --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "Hendri Irawan" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Orang dulu mengatakan: > > - Yin dan Yang saling melengkapi dan berubah > - di saat Yin memuncak, Yang muncul > - di saat Yang memuncak, Yin muncul > - tidak ada yang abadi semuanya akan berubah, perubahan itu lah yang > abadi > > Tidak sampai setengah yang lalu, ada kelompok yang mengusung > mangkir-cino dengan gagah berani dan muncul sebagai pemenang. Sekarang > para pemenang itu ramai-ramai balik-cino. > > Saya cuma bisa berkomentar: "wo de tian ar" > > Hormat saya, > > Yongde > > --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "jandi" <jandi_zhang@> wrote: > > > > halo semua. mau ngasih info soal seminar yang akan diadakan di CSIS. > > tema diskusinya "SBKRI, sejarah, perjalanan, dan masa depan". > > dalam acara kali ini juga bersamaan dengan peluncuran buku yang > > berjudul "Tionghoa Dalam Cengkraman SBKRI". > > > > Hari/Tanggal : Senin, 22 September 2008 > > Waktu : Pk. 16.0018.30 > > Tempat : Gedung CSIS, Jl. Tanah Abang 3 No. 27, Jakarta Pusat > > > > Acara ini akan dihadiri oleh Prof. Dr. Juwono Sudarsono (Menhan RI dan > > Guru Besar Universitas Indonesia); Slamet Effendy Yusuf, SH (Ketua > > Badan Kehormatan DPR RI); Harry Tjan Silalahi, SH (Pendiri Centre for > > Strategic and International Studies/CSIS); Mohammad Sobary > > (Budayawan); KH Said Aqiel Siradj (Ulama, Pendiri Gerakan Perjuangan > > Anti Diskriminasi/GANDI); Trias Kuncahyono (Wapemred Kompas); Indradi > > Kusuma, SH (Institut Kewarganegaraan Indonesia/IKI); serta penulis > > buku Wahyu Effendi (Tjoa Jiu Tie) dan Prasetyadji. > > > > Acara diskusi ini penting dan topiknya sangat menarik. SBKRI sudah > > dihilangkan tapi sampai pada saat ini masih juga orang2 Tionghoa masih > > dihambat dengan syarat pengajuan SBKRI, entah itu dalam pengajuan > > paspor, dll. > > > > SBKRI hanya dikenakan kepada warganegara Indonesia keturunan Tionghoa > > saja. inilah bukti konkrit bahwa perundang2an kita pun > > mendikriminasikan warga negaranya. > > > > Sekedar info saja. orang tua saya dulu membuat SBKRI ini dengan harga > > yang tidak murah (sampai ke angka jutaan). Coba teman2 tanya ke ortu > > masing2 bener ato tidak SBKRI ini mahal. > > > > Mengingat topik diskusi yang menarik ini. Saya harap Anda mau > > memforward email ini ke teman-teman di kontak Anda. > > > > Trims yah, > > >