Gue belum baca...... 
 
Isinya begitu itu???? Yah....... berarti bener donk enggak ada hal
baru....... 
 

-----Original Message-----
From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of King Hian
Sent: Saturday, September 20, 2008 2:02 AM
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: Re: [budaya_tionghua] Edukasi versi milis untuk sdr Hendri
Irawan






Betul sekali!
Buku "Tionghoa dalam Cengkeraman SBKRI" isinya adalah:
- pemberlakuan SBKRI berarti status hukum WNI Tionghoa "masih
dipertanyakan"
- permasalahan yang dihadapi oleh WNI Tionghoa yang masih mengalami
kesulitan ketika berurusan dengan aparat karena selalu diminta untuk
menunjukkan SBKRI, padahal menurut 'teori'nya SBKRI sudah tidak
diperlukan lagi.
 
Jadi isi buku ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan sikap politik
Harry Tjan Silalahi (HTS). Bahkan ada pernyataan yang bertentangan
dengan teori asimilasi yang dulu (entah sekarang) dianut oleh HTS. Dari
halaman 43-44:
 
{.. Orang-orang Tionghoa sering di-prejudice masih berkiblat ke negeri
leluhur (RRT) karena masih melaksanakan budaya dan adat leluhur mereka.
Atas dasar preduice tersebut seakan-akan mereka pantas dikenai
kebijaksanaan SBKRI.
    Pendapat tersebut sangatlah terkesan mencampur-baurkan persoalan
identitas politik (kewarganegaraa) dan identitas budaya yang universal
dalam masyarakat. Persoalan kewarganegaraan (politik) sudah selesai
ketika seorang dinyatakan secara sah sbg warga negara dari suatu negara,
terlepas apapun identitas budayanya. Budaya Tionghoa seperti Imlek pada
dasarnya merupakan budaya yang melekat pada komunitas (Cina) dalam arti
universal, di manapun komunitas Cina (Tionghoa dalam konteks Indonesia)
leluasa untuk melaksanakan ekspresi budaya mereka di negara manapun
tanpa perlu dilekatkan sebagai bagian dari RRT.  ...}
 
Hubungan buku ini dengan HTS adalah: HTS adalah salah satu (dari empat)
yang memberi komentar tentang buku ini.
 
Komentar HTS ada di bagian belakang buku:
Persoalan yang diangkat dalam buku ini, sebenarnya bukanlah permasalahan
baru, bahkan sudah menjadi pengetahuan publik. Namun, terbitnya buku ini
setidaknya dapat menjadi literatur yang berguna sebab tidak banyak buku
yang menyoroti persoalan SBKRI ini secara khusus.
Harry Tjan Silalahi, SH, Pendiri Centre for Strategic and Inter-national
Studies (CSIS)
 
Jadi, acara peluncuran buku "Tionghoa dalam Cengkeraman SBKRI" ini tidak
mungkin dijadikan ajang untuk berbicara dengan HTS mengenai sikap
politiknya waktu itu (dan sekarang), karena sangat OOT.

KH

--- On Fri, 9/19/08, Fy Zhou <[EMAIL PROTECTED]> wrote:


From: Fy Zhou <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: Re: [budaya_tionghua] Edukasi versi milis untuk sdr Hendri
Irawan
To: [EMAIL PROTECTED]
Date: Friday, September 19, 2008, 4:52 PM



sekedar membetulkan salah paham:
 
Yang kami sorot sebenarnya bukan isi buku "Tionghoa dalam cengkeraman
SBKRI". mengenai ini meski kami belum membaca, tak ada yang mencurigai
isinya sesat. yang kami sorot adalah sikap politik Harry Tjan yang
ambigu.itu saja. 
 
Karena kami tak ada masalah dng sikap politik mereka saat ini ttg SBKRI,
ya ngapain datang? untuk menyanggah atau mendukung? kan sama2 tak
relevan! Kecuali mereka mengeluarkan Buku " Tionghoa dalm cengkeraman
politik budaya ", baru menarik kita untuk hadir!
 

--- On Thu, 9/18/08, Tantono Subagyo <[EMAIL PROTECTED] com> wrote:


From: Tantono Subagyo <[EMAIL PROTECTED] com>
Subject: [budaya_tionghua] Edukasi versi milis untuk sdr Hendri Irawan
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Date: Thursday, September 18, 2008, 7:47 PM


Saya pikir kalau misalnya ada yang menulis tentang sejarahnya Harry
Tjan lalu dimasukkan dalam Files, lalu ada yang menulis tentang budaya
masukkan juga dalam Files, terus pdf tentang ajaran KHC, maka
edukasinya ada dan bisa dimengerti. Misalnya ada yang tanya tentang
CSIS, maka acuan jawaban ke files tersebut akan sangat baik dan dapat
dimengerti tentunya daripada CSIS itu Kirno tapi sekarang Likno dan
yang Tepno menderita. Dan ini rasanya bukan omong kosong. Membedah
buku Tionghoa dalam cengkeraman SBKRI juga baik, beli satu bukunya
tunjukkan kesalahannya, jangan-jangan mereka nulisnya bener, hanya
karena saudara-saudara sudah berasumsi saja maka komentar dahulu
telaah belakang. Di milis tjersil yang saya tahu, sangat sederhana,
ada saja yang nulis tentang resensi buku yang dibacanya lalu kita
menanggapi. Saya yakin kalau ada yang nulis tentang ajaran Khonghucu
disini maka orang lain akan ikit mendapatkan penerangan.
Tulisan-tulisan seperti itu bukannya tidak ada tetapi rasanya jauh
lebih sedikit daripada Kirno, Likno, Sharon Stone etc. Salam, Tantono




 


No virus found in this incoming message.
Checked by AVG.
Version: 7.5.524 / Virus Database: 270.7.0 - Release Date: 9/18/2008
12:00 AM



No virus found in this outgoing message.
Checked by AVG. 
Version: 7.5.524 / Virus Database: 270.7.0 - Release Date: 9/18/2008
12:00 AM
 

Kirim email ke