Di Indonesia, mau ke klinik gigi di Rumah sakit saja harus mengisi kolom agama. Suatu saat saya didorong memasuki kamar operasi, susternya masih sempat2nya ngejar2 saya ngotot menanyakan agama saya! siancay siancay siancay ZFy
--- On Tue, 9/23/08, gsuryana <[EMAIL PROTECTED]> wrote: From: gsuryana <[EMAIL PROTECTED]> Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Tuesday, September 23, 2008, 2:46 PM http://indolobby. blogspot. com ----- Original Message ----- From: ChanCT Lho, gimana sih, UUD jelas menetapkan kebebasan kepercayaan ber-Agama bagi setiap warga, tapi kalau dibatasi hanya 6 Agama resmi, berarti orang yang masih percaya pada kepercayaan lokal, seperti Kejawen tidak bisa cantumkan itu sebagai Agama yang dianutnya. Lalu, bagi Ahmadiyah yang jadinya ramai terakhir ini gimana? +++++++++ Itulah salah satu problem pengisian agama di KTP, 6 saja sudah sulit di isi, apalagi lebih dari 6 ? Dan dimana hak manusia untuk menjadi Atheis? Tentu tidak baik, kalau yang percaya Agama diluar 6 yang resmi dan yang tidak ber-Agama, harus bermunafik mencantumkan salah satu Agama dari 6 yang resmi, dan menjadi lebih celaka kalau sipejabat yang mengisinya sendiri tanpa persetujuan Agama bersangkutan. ++++ Husss ini Indonesia, agama milik pemerintah dengan kata lain milik pejabat dengan kata lain milik tukang ketik KTP/KK Bukankah setiap Agama yang baik, seharusnya hanya akan menerima seseorang sebagai umatnya yang meyakini kepercayaan Agamanya. Tidak akan asal-asalan saja membiarkan Agama dijadii kan jubah, yang seenaknya saja boleh dikenakan setiap orang. Huuueee, dunia apa namanya ini, kalau orang boleh saja mencantumkan Agama tertentu yang bukan kepercayaan dan keyakinannya? ++++ Indonesia bukan dunia mana mana, dan itulah kenyataannya. Aku saja pernah ber KTP Islam koq, dan aku mah tak peduli, anggap saja salah ketik, dari pada diperbaiki repot harus ngurus lagi, mending diemin dan ternyata berubah lagi setelah KTP diperpanjang. Putri bungsuku pernah ngomel karena di KK nyelip hanya dia yang Islam, aku bilang gak apa apa, kita tinggal di negara Indonesia yang penting punya agama......lagian belum punya KTP, ntar ajah ganti KK pasti berubah lagi koq.....dan si bungsu hanya manyun, karena beda sendiri, sekarang sih sudah cuek bebek. Lalu, apa sih sesungguhnya maksud pemerintah begitu sengitnya menganggap pentingnya mencantumkan Agama di KTP? ++++++++++ Wah yang ini aku gak bisa jawab, gak ngerti lagi siapa yang punya ide seperti itu. Apa pernah ada statistik resmi dari catatan sipil, berapa % penduduk Indonesia, berdasarkan kolom Agama yang tercantum di KTP yang beragama Islam, Katholik, Kristen, Hindu dan Budha? ++++++++ Sebenarnya data valid untuk warga negara Indonesia sulit dihitung secara baik dan benar, semisal sensus, karena lamanya sensus berlangsung, kadang seseorang/urban bisa berada di 2 tempat, bila masalah ini saja bisa terjadi bagaimana bisa merinci persentasi agama ? Lha Muslim saja kadang di sebut 95 %, kadang 88 %, entah yang mana yang benar. Atau dalam masalah penerimaan anak sekolah, penerimaan pekerjaan juga perlu diperhatikan Agama seseorang? ++++ Sepertinya untuk sekolah agama cukup penting, terutama bagi kelompok yang tidak masuk 6 agama besar, akan mengalami kesulitan sekolah, lain halnya bila otaknya memang super duper. Sedang untuk pekerjaan, untuk posisi tertentu agama menjadi penting, dan di perusahaan besar jarang ditanyakan mengenai agama. Biasanya untuk jabatan yang dihari libur agama tertentu, maka karyawan digabung sehingga bila cuti tidak semua cuti. Untuk memudahkana pelaksanaan diskriminasi, mendahulukan Agama tertentu saja, begitu? ++++ Tidak juga sih, karena diskriminasi tidak melulu berdasarkan agama, bisa etnis, bisa juga suku, agama hanya penolong doangan. Kalau tidak salah ingat, ditahun 06 itu pernah dipersoalkan untuk menghilangkan kolom Agama di KTP, ya? Sayang kalau tidak berhasil. Berjuang terus untuk mencapai keadilan yang lebih baik. +++++ Permintaan kolom agama di KTP hilang mendapat tentangan keras, dan alasannya pun sebenarnya unik, khawatir pindah agama, jadi dengan kata lain agama di Indonesia itu posisi nya sangat lemah sehingga harus dibela habis habis an. Termasuk agama Konghucu ( aku sih tahunya bukan agama, melainkan falsafah hidup ), sampai ada penganut Konghucu ngajak berantem ketika dibilang bukan agama, saking takutnya Konghucu dihilangkan dari kolom agama. Untuk masalah agama saja Indonesia sudah kewalahan, bagaimana mau ke bulan ?. Kasihan memang yang namanya agama....... siancay siancay siancay..... ... sur Salam juang, ChanCT