Kolom Agama pada KTP jauh lebih penting dibandingkan dengan nama, jadi siapapun 
yang ber KTP Indonesia dipastikan sudah beragama, bagi kelompok Atheis, 
otomatis kolom agama di isi sesuai keinginan staf tukang ngetik KTP. Nama boleh 
salah agama dijamin tidak salah, biarpun salah bukan salah ketik hurup 
melainkan salah menulis agama yang dianut pemilik KTP dan ini menjadi tidak 
salah.

Bisa jadi kolom agama pada KTP menjadi sedemikian pentingnya agar kondisi yang 
amburadul ini setelah mati bisa masuk sorga, tanpa perlu lagi ditanya beragama 
apa.

Untuk pernikahan setahuku sekarang yang beda agama semakin sulit untuk membuat 
surat  nikahnya, selain harus ada surat nikah dari KUA/Gereja/Kelenteng, 
sehingga pegawai catatan sipil bisa membuat surat nikahnya.
Untuk yang ini seingatku dulu masih bisa lewat Notaris, entah sekarang.
Sayang sekali dengan adanya syarat sama agama untuk sebuah pernikahan 
mengakibatkan sekat sekat di dalam  masyarakat plural menjadi ter "cabik", 
tidak ada lagi yang namanya cinta sejati, cinta sejati dikalahkan oleh yang 
namanya Agama.

Yang dikhawatirkan situasi dan kondisi ini ( agama ) malah menciptakan peluang 
untuk saling serang dan ejek.

Aku ingat banget di tahun 70 sd 80 an yang namanya agama itu berada diruang 
privacy, biarpun beda agama tidak menjadikan situasi dan kondisi menjadi acak 
kadut ( contoh terakhir pernikahan Jamal Mirdad dengan Lidya Kandow, dimana 
biarpun beda agama sampai saat ini masih tetap sebagai pasangan suami istri, 
setelah itu........harus sama, jadi deh nongol istilah mualaf dadakan.
Dan sialnya peristiwa ini dijadikan alat promosi oleh mereka mereka sebagai 
sebuah kemenangan agamanya.

sur.
http://indolobby.blogspot.com
  ----- Original Message ----- 
  From: ChanCT 


  Eeeeh, kang Sur,
  ngomong-ngomong kebebasan seseorang ber-Agama, tidak ber-Agama bahakn  Atheis 
sekalipun, di KTP yang tahun-tahun lalu pernah diributin masalah kolom Agama, 
sekarang masih ada tidak, ya?

  Kalau kolom Agama di KTP masih ada, dibiarkan kosong boleh, tidak?

  Lalu, ketika pencatatan bikin surat kawin, juga masih diharuskan pengesahan 
secara Agama dahulu?

  Aaachh, negara ini masih saja terlalu berat memberikan penekanan pada Agama, 
dan akhirnya selalu ribut soal Agama yang bikin pusing kepala. Asal jangan 
selalu paksakan "kebenaran" Agama sendiri dan jatuh korban-jiwa hanya karena 
pertengkaran Agama saja, deh. 

  Salam damai,
  ChanCT

    ----- Original Message ----- 
    From: gsuryana 


    From: "hartantodedy" <[EMAIL PROTECTED]>


    > Koq kayak orang bule yah, kalau ditanya agamanya apa? not your
    > business, katanya.
    > Terus ada lagi temen ditanya suku-nya apa, juga tersinggung.
    >
    > Susah juga ya berinteraksi
    +++
    Bukan susah ber interaksi, karena memang menanyakan agama seseorang bisa 
    bikin naik darah, lagian apa untungnya menanyakan agama seseorang ?, 
    bagaimana bila jawabannya tidak sesuai dengan apa yang di perkirakan ?, 
    bukankah lebih baik tidak perlu basa basi menanyakan sesuatu yang tidak ada 
    faedahnya ?

    Yang kurang etis ditanyakan pada seorang teman yang bukan kawan akrab...
    -agama
    -etnis
    -menikah dan belum
    -anak
    -penghasilan
    -mengenai keluarga

    Silahkan renungkan pertanyaan yang berhubungan dengan tulisan diatas, 
    untungnya didalam sebuah komunikasi dengan seorang rekan apa saja ?, dan 
    berapa banyak kerugian yang bisa timbul bila jawaban tidak sesuai dengan 
    harapan si penanya.

    sur.
    >
    > Salam,
    > Dedy
    >

Kirim email ke