China adalah istilah bahasa Inggris, sedangkan Tiongkok asalnya dari bahasa mandari Cungkuo. Tiongkok dan Tionhoa telah menjadi istilah resmi dalam bahasa Indonesia.
Barangkali bisa dianalogikan dengan istilah negro, kalau istilah negro yang dalam bahasa spanyol/portugis artinya artinya hitam dan ini biasanya dulu dipakai untuk orang berkulit hitam berasal dari Afrika, sekarang dalam bahasa Inggris istilah tsb tidak lagi populer, dan dipakai istilah "black" atau African American, atau asal negerinya misalnya dibilang I'm Somalian, I'm Ethiopian etc kalau pakai istilah negro sudah kurang populer dan mungkin bisa dianggap agak menghina seperti kata "nigger". Orang Indonesia di Malaysia dibilang "Indon", istilah ini katanya mempunyai arti negatif dalam pengertian di Malaysia, jadi seperti di Kanada ada istilah "Pakis" untuk orang Pakistan dan India. Di koran-koran dan majalah di Indonesia sekalipun istilah resmi Tiongkok dan orang Tionghoa, tetapi masih saja ada yang pakai istilah Cina. Untuk supaya tidak banyak report sebaiknya pakai saja istilah resmi. Atau bagaimana? ----- Original Message ----- From: danarhadi2000 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Monday, September 29, 2008 8:32 AM Subject: [budaya_tionghua] Re: VOA sudah tidak menggunakan kata Cina --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "Edith Koesoemawiria" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Dear Dr Irawan, > > kalau kata China dianggap menhina, mengapa China Airlines namanya begitu? > > Apakah rasa "tersinggung" ini hanya muncul pada mereka yang keluar dari China? > > Sedangkan bagi2 orang di negara itu, yang mengalami pengembangan nama itu > bagi mereka sendiri, menggunakan kata China tidak membawa stigma macam2? > > salam, Edith > > *** Sebagai Non Tionghoa saya ingin bertanya, jujur niihhh: apakah makna China dalam kata China Airlines, atau istilah China yang dipakai dalam bahasa Inggris, seperti China Town, Chinese Restaurant, etc SAMA dengan makna kata Cino di negara tercinta? Waktu saya dengan Bian Koen misuh misuh waktu pimpin demo PMKRI dan KAMI di kedutaan RRT tahun 65aan akhir " dasar Cino!", saya - as Non Chinese - ikut merasakan nuansa penghinaan tuh. Anda tidak? Saya dengar tukang bajaj sedang baca koran tahun 98an, lalu komentar enteng " ahh biar deh diperkosa tu amoy amoy cina". Anda bahagia mendengarnya? Salam danardono