Sdr.King Hian,

sederhananya bisa kita balik begini, holocaust tidak ada, buktinya
orang Yahudi masih ada di Jerman dan tidak semua Yahudi menderita.

Ada yang tahu bahwa negara besar pada masa itu dan satu institusi
keagamaan menutup mata ?



Hormat saya,


Xuan Tong
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, King Hian <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Uly:
> Jadi Kemungkinannya ada 2:
> 1. KH beranggapan bahwa kemampuan bahasa mandarin adalah bagian dari
> jati diri tionghoa, sehingga kalau enggak bisa berbahasa mandarin,
berarti harusnya merasa kehilangan ketionghoaannya.
> Enggak bisa mandarinnya karena dipaksa atau tidak - berarti sudah
> meninggalkan jati dirinya??? 
> 
> 2. (.... belon kepikir apa... KH boleh isi sendiri deh, barangkali ada
> kemungkinan maksud lain yang gue nggak kelihatan????)
>  
> KH:
> Maksud gua: kita2 ini (Cina produk orde baru) DIPAKSA kehilangan
kemampuan bhs Tionghoanya (tidak mesti Mandarin). Yang 'DIHILANGKAN'
dari kita ini mencakup seluruh aspek tradisi (termasuk agama)
Tionghoa. Gua angkat masalah bahasa adalah sebagai satu contoh yang
paling gampang dilihat. 
>  
> Masalahnya ada orang yang sadar bahwa dirinya "telah dicabut dari
akar", ada yang tidak. Ada pula yang lebih ekstrim: orang2 Cina, yang
menganjurkan pelarangan itu.
>  
> Tapi semua ini memang tergantung persepsi kita masing2, mau ngerasa
atau tidak, itu pilihan. Tapi sebaiknya jangan jadi tipe fosil (pake
istilah lu)!
>  
> KH
> 
> 
> 
> Forum Diskusi Budaya Tionghoa dan Sejarah Tiongkok
> http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/
> 
> --- On Wed, 10/1/08, Ulysee <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> 
> From: Ulysee <[EMAIL PROTECTED]>
> Subject: RE: Ketidakmampuan Mandarin Bukan Ukuran ()Re:
[budaya_tionghua] Fwd: Apa kata Harry Tjan RE: [t-net] Selayang
Pandang : Diskusi Tionghoa Dalam Cengkeraman SBKRI
> To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
> Date: Wednesday, October 1, 2008, 12:11 PM
> 
> Iya, gue belum pernah meninggalkan jati diri, dipaksa maupun tidak.
> Lalu hubungannya dimana antara jati diri dengan kemampuan berbahasa
> mandarin???
> Coba dijelaskan secara gamblang sebab gue belum
> ngertiiiiiii............. 
> 
> Udah baca bolak balik penjelasan KH dibawah situ tetep aja nggak ngerti,
> 
> kenapa dari jati diri belok ke kemampuan bahasa mandarin?
> 
> to remind: 
> > Uly:
> > > - cina yang masih bangga jadi cina
> > > - tionghoa yang belum pernah meninggalkan jati diri,
> > > dipaksa maupun tidak
> - - - -
> >  KH: masa gak ngerasa sih?
> > apa neng Uly bisa ngomong bhs Cina?
> > neng Uly kagak bisa ngomong bhs Cina karena apa?
> > Di zaman orba bhs Cina kan 'barang terlarang'!" 
> 
> 
> Jadi Kemungkinannya ada 2:
> 1. KH beranggapan bahwa kemampuan bahasa mandarin adalah bagian dari
> jati diri tionghoa, 
> sehingga kalau enggak bisa berbahasa mandarin, berarti harusnya merasa
> kehilangan ketionghoaannya.
> Enggak bisa mandarinnya karena dipaksa atau tidak - berarti sudah
> meninggalkan jati dirinya??? 
> 
> 2. (.... belon kepikir apa... KH boleh isi sendiri deh, barangkali ada
> kemungkinan maksud lain yang gue nggak kelihatan????)
>


Kirim email ke