Rekan-rekan sekalian,
Saya sering melihat di milis ini , bahwa di antara kita baik yang Tionghoa atau
yang bukan,
tidak mengerti bahwa nama Tionghoa, baik nama orang, nama tempat, nama negara
dll adalah nama yang berdasarkan huruf, beda dengan nama dalam bahasa lain yang
berdasarkan bunyi.
Nama Indonesia misalnya adalah nama bunyi, maksudnya asal bunyinya benar itu
nama saya. Ambillah nama Sulastri. Baik kita berbicara bahasa Indonesia, Jawa,
Sunda, Jepang, Inggeris, Jerman dll. Mbak Sulastri ini mengharap tetap
dipanggil Sulastri, jadi kalau ada orang Inggeris memanggilnya Syulestrai, mbak
Sulastri tidak akan mengerti, atau langsung membetulkannya, nama saya Sulastri
bukan Syulestrai. Demikian juga nama kota Bandung, misalnya, menggunakan
bahasa apa saja, kalau membunyikannya bukan Bandung orang tak mengerti.
Misalnya ada yang menyebut Benjung atau Bendang orang tak mengerti.
Nama Tionghoa lain, nama Tionghoa adalah nama huruf. Misalnya orang bernama
Oeij Kne Bin, pegangannya bukan bunyi Oeij Kne Bin, tapi hurufnya. XYV misalnya
(sengaja tidak ditulis kanjinya, agar yang tak dapat membuka tak terpengaruh
dan tak mau baca keterangan ini , XYV kita ibaratkan tiga buah huruf Tionghoa).
Ia tak perduli dibaca apa asal hurufnya benar, itulah nama saya. Oeij Kne Bin
di daerah lain bisa di baca Oeij Keng Bin, Wong King Man, Ng Ki Ming dll. Itu
dia terima saja, asal hurufnya tetap XYV. Kalau ada Oeij Kne Bin lain tapi
huruf Tionghoanya bukan XYV tapi XYW ia akan bilang itu bukan saya, sebab huruf
Bin-nya beda.
Kalau orang Taiwan di tanya mau ke mana, ia bilang Gua beq khi Pak-knia. Orang
asing yang mengerti Gua beq khi artinya saya mau pergi ke, tapi tak pernah
mendengar Pak-knia , mungkin berfikir ada kota lain yang ia tak tahu. Padahal
ia sendiri tinggal di Beijing sudah 10 tahun. Kalau ditanya apa ia orang
Pak-knia, ia akan bilang bukan, karena belum tentu ia tahu, bahwa Pak-knia itu
adalah Beijing dalam dialek Hokkian.
Jadi bisa saja orang Tiongkok di tanya apa ada negara yang bernama Tiongkok, ia
bilang saya tak tahu, kalau ia bukan orang Hokkian atau mengerti dialek
Hokkian. Karena dialek Hokkian minoritas di Tiongkok.Ia hanya tahu negara saya
adalah Zhongguo.
Jadi untuk orang Tionghoa saja bisa keliru, apalagi orang non Tionghoa atau
orang Tionghoa yang sudah tak mengerti bahasa Tionghoa.
Kalau kita perhatikan orang barat yang keluyuran di Tiongkok sampai ke kota
kecil bahkan ke kampung padahal tak mengerti huruf Tionghoa maupun bahasa
Mandarin, ia selalu membawa secarik nama-nama tempat dalam huruf Tionghoa, lalu
ketika mau beli tiket kereta api misalnya ia tanya sambil nunjuk-nunjuk nama
tempat dalam huruf Tionghoa, maka orang akan memberi tahunya.
Kalau yang diingat bunyinya, bisa kacau, sebab di propinsi Shanxi saja ada dua,
untuk orang luar negeri yang satu ditulis Shanxi, yang satu lagi Shaanxi, sama
bunyi beda nada. Orang dalam negeri Tiongkok sendiri belum tentu tahu apa
bedanya Shaanxi dan Shanxi , makanya harus hurufnya yang diingat.
Jadi mengapa orang Tionghoa termasuk yang di Tiongkok kalau ditanya anda dari
Cina, mungkin ia jawab ya, tidak marah atau tersinggung, sebab disangkanya Cina
itu adalah China, hanya maklum orang tak dapat membaca tepat. Tapi kalau
pertanyaan itu dengan huruf, China itu hurufnya Zhongguo, sedang Cina itu
hurufnya zhina, maka pasti ia akan tersinggung. Huruf Zhongguo dan Zhina sudah
berkali-kali saya tulis di milis ini. Di sini tidak saya ulangi karena komputer
yang saya pakai ini bukan di rumah, tak ada input huruf Tionghoanya.
Maaf, agak berbelit sebab sulit menerangkan dengan kata-kata. Semoga berguna
Sebagai kesimpulan saya anjurkan bagi orang tua, yang masih tahu nama Tionghoa
anaknya untuk ditulis hurufnya, lalu diberikan kepada si anak. Sebab kalau
tidak, bisa salah kaprah. Sne atau marga Li saja ada beberapa sne Li yang
berbeda.
Jadi nama Tionghoa adalah nama huruf, minimal anda harus punya catatan nama
anda dengan huruf Tionghoanya, mintalah bantuan kepada yang bisa menuliskannya,
sekarang mudah, diprint dengan komputer hasilnya bagus.