Kalau buku zaman dulu untuk mengenal kosakata, yang terkenal adalah Qian Zi 
Jing ( Kitab Seribu aksara), disusun pakai gaya bahasa yang indah, dan diantara 
1000 aksara tak ada huruf yang diulang!
 
ZFy

--- On Mon, 10/27/08, &#21016;&#30408;&#31168; <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

From: 刘盈秀 <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: [budaya_tionghua] Re: Bahasa Mandarin sulit?
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Monday, October 27, 2008, 4:28 AM






hai sdr david,liang u, dan richard,

kebetulan 2bulan yang lalu aku menghadiri seminar mengenai
pembelajaran bahasa mandarin, pembicara dalam seminar ada menjelaskan
umur ideal seorang anak mempelajari bahasa sebaiknya dimulai
1-3 tahun paling bagus belajar ting li (mendengar) 
3-6 tahun belajar guratan , radikal (banyak sekolah atau tempat les
tidak mengajar nama guratan)
7-13 tahun belajar menulis
dalam seminar mereka memperkenalkan zhong hua zi jing &#65288;&#20013; 
&#21326;& #23383;
&#32463;&#65289; dimana kalimat di dalamnya disusun sedemikian rupa tidak ada 
kata
yang diulan kembali. Mereka mempresentasikan dengan mengundang
beberapa anak2 daerah Tanggerang melafalkan kata2 dalam zhong hua zi
jing , uniknya mereka mampu menglafalkan tapi tidak memahami apa yang
mereka baca, jadi saat mereka melihat buku zhong hua zi jing anak2
bisa mengenal huruf kanji. mungkin dari segi psikologis disebut
melatih alam sadar mereka mengenal bentuk huruf kanji dulu,karena ide
membuat buku zhong hua zi jing ini diambil dari orang china belajar
bahasa mandarin membaca san zi jing, di zi gui.

dea


--- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, "David Kwa"
<david_kwa2003@ ...> wrote:
>
> Yang saya dapat, batas usia ideal belajar bahasa malah lebih muda 
> lagi, yakni sampai umur lima tahun! Jadi, kalau mau mengajari anak 
> bahasa apapun, kita memang harus bertindak sedini mungkin. Jika hal 
> itu kita lakukan, setidaknya, apabila diperoleh guru yang mampu 
> melafalkan bunyi-bunyi suatu bahasa dengan baik―sedapat mungkin 
> native speaker―maka lafal (pronunciation) -nya si anak pun kelak akan 
> sebaik gurunya tersebut. Dan pasti ia akan lebih baik daripada kita-
> kita ini, yang baru belajar setelah melewati usia kritis. Oleh sebab 
> itu baik juga ada sekolah-sekolah yang mengajarkan bahasa Tionghoa 
> dan Inggris sejak usia balita. Yang penting, sang guru harus mampu 
> melafalkan dengan baik bahasa yang ia ajarkan. Kalau tidak, akan 
> rusaklah lafal si balita tadi, seperti gurunya tersebut. Bila ia 
> sudah dikenalkan sejak dini dengan bahasa itu, rasanya tidak ada 
> lagi kata "sulit" dalam kamus belajar bahasa. Begitu bukan?
> 
> Kiongchiu,
> DK
> 
> --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, Fy Zhou <[EMAIL PROTECTED]:
> 
> Saya dengar ada masa emas dalam belajar bahasa, mungkin sampai umur 
> 10. maka sebaiknya di usia sekolah dasar dimanfaatkan sebaik2nya 
> untuk belajar bahasa asing.agar gampang masuk. pelajaran bhs Inggris 
> di sekolah Indonesia dulu diajarkan mulai SMP, ini sudah agak telat, 
> maka hasilnya jelek. 
> 
> ZFy?
> 
> --- On Thu, 10/23/08, liang u <[EMAIL PROTECTED] :
> 
> From: liang u <liang_u@
> Subject: [budaya_tionghua] Bahasa Mandarin sulit?
> To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
> Date: Thursday, October 23, 2008, 3:29 PM
> 
> Saya pernah mendengar keluhan anak-anak sekolah Tionghoa sebelum 
> sekolah Tionghoa ditutup tahun 1966. Mereka mengeluh bahasa Inggeris 
> sulit sekali tapi tak ada yang mengeluh bahasa Mandarin sulit. 
> Mungkin ada yang merasa begitu, tapi jarang, karena saya pernah 
> tanya banyak orang, justru mereka kesulitan belajar bahasa Inggeris. 
> Ini di Indonesia di mana kedua bahasa itu, Mandarin dan Inggeris 
> bukan bahasa ibu. Ada yang dirumah berbahasa Mandarin, tapi di luar 
> kebanyakan bukan, sehingga penggunaan kata terbatas kepada kata-kata 
> sehari-hati saja, maka boleh dikatakan untuk kebanyakan pelajar 
> sekolah Tionghoa bahasa Mandarin bukan bahasa ibu.
> Kita lihat di Singapore sekarang, Mandarin dan Inggeris juga bukan 
> bahasa ibu, kecuali beberapa keluarga yang memang berbahasa Mandarin 
> 100% demikian juga ada keluarga yang berbahasa Inggeris 100%. 
> Mayoritas Tionghoa bicara dialek Hokkian dan Tiociu, orang India 
> kebanyakan berbahasa Tamil dan orang Melayu berbahasa Malay di rumah.
> Tapi keadaan lain, jarang yang mengeluh bahasa Inggeris sukar, tapi 
> banyak yang mengeluh Mandarin yang sukar.
> 
> Saya pernah ditanya orang, mana yang benar sih, katanya. Saya 
> katakan semua tak tepat, karena semua bahasa mudah, fisika nuklir 
> sulit. Buktinya, orang Inggeris anak-anak sudah bisa bahasa Inggeris 
> yang baik tapi tak mampu belajar fisika nulkir. Berarti bahasa 
> Inggeris mudah. Anak kecil di Beijing sudah bisa berbicara Mandarin 
> yang baik, tapi tetap tak bisa fisika nuklir. Jadi Fusika Nuklir 
> sulit, bahasa Inggeris dan Mandarin mudah, kalau sulit mana bisa 
> anak umur 6 tahun bisa bahasa Inggeris di Inggeris dan berbahasa 
> Mandarin di Beijing. Tapi tak dapat dibalik, bahasa Inggeris untuk 
> Beijing sukar, bahasa Mandarin untuk orang Inggeris sukar. mana yang 
> benar? Tentu tak dapat dijawab, sebab semua bahasa mudah, tergantung 
> apakah anda hidup dilingkungan yang mana? Hidup di Beijing Mandarin 
> jadi mudah, hidup di London bahasa Inggeris jadi mudah, dan hidup di 
> Jakarta bahasa Indonesia jadi mudah.. 
> 
> Agar bahasa terasa mudah, pakailah terus, apalagi kalau berada di 
> lingkungan yang tepat, belajar bahasa Inggeris di London, belajar 
> bahasa Mandarin di Beijing, belajar bahasa Indonesia di Jakarta, 
> belajar bahasa Jawa di Solo, belajar bahasa Sunda di Bandung dll. 
> 
> Kalau lingkungan cocok, kita sering mendengar sering berkata, sering 
> membaca dan sering menulis.
> 
> Oleh karena itu untuk yang merasa Mandarin sukar, beri kesempatan 
> belajar membaca, menulis, mendengar dan bercakap-cakap, pasti bisa. 
> Jangan ditakut-takuti dulu, bahasa Mandarin itu sukar, hurufnya 
> sukar sekali dan banyak, kalau begitu si anak sebelum belajar sudah 
> kacau duluan. 
> 
> Sebab itulah siswa Singapore suka mengeluh bahasa Mandarin sukar, 
> sebelum belajar orang tuanya sudah ribut Mandarin sukar, yah pasti 
> saja anaknya ketakutan. 
> 
> Lenyapkan prasangka susah dan sukar itu. 
> 
> --- On Wed, 10/22/08, Richard Wu Prasojo <richardwu9@ gmail. comwrote:
> 
> From: Richard Wu Prasojo <richardwu9@ gmail. com
> Subject: Re: [budaya_tionghua] Nama Tionghoa, nama huruf.
> To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
> Date: Wednesday, October 22, 2008, 6:22 PM
> 
> Dear Senior Liang U,
> 
> Saya sering menemui teman orang Indo yang ingin mulai belajar 
> Mandarin tapi maunya hanya belajar conversation saja, sama sekali 
> tidak mau belajar tulisan, saya ingin bisa menjelaskan bahwa justru 
> lebih memudahkan belajar Mandarin kalau kita mengenal tulisannya, 
> tetapi saya sukar mencari penjelasan yang tepat, dan ulasan anda 
> bagus sekali memakai logika yang sederhana tetapi menjelaskan. 
> Memang bagi orang yang mulai belajar, tulisan Mandarin ini seperti 
> momok (yang ingin dihindari), tapi saya percaya setelah mengenal/ 
> hapal sekian jenis karakter, maka dalam proses belajar selanjutnya 
> berangsur-angsur jadi relatif lebih mudah.
> 
> Thanks,
> Richard
>

 














      

Kirim email ke