Sdr Tan Lookay Yth,

*Terimakasih, nama saya Tantono, julukan saya Lookay, pengemis tua, bodoh
dan miskin*.

Saya mengikuti tulisan2 Anda di milis ini semenjak beberapa waktu yang lalu,
sempat saya mendapatkan Anda juga melakukan judgement terhadap sebuah
kelompok tertentu, kebetulan saya ada di dlmnya. Well... kita belajar dari
pengalaman dan kesalahan. it's okay, saya tidak mempermasalahkan itu.

*Waduh muhun maaf, muhun jelaskan dalam japri judgement mana yang anda
maksud itu agar saya bisa memperbaikinya, karena bagi Lookay belajar adalah
tujuan utama, dan menyinggung akan Lookay hindarkan (muhun japri saja karena
ini kesalahan Lookay pribadi)*

Memang tidak mudah bagi kita bila berada dalam posisi dimana kelompok atau
keyakinan kita dihujat dengan cara preman. semua orang punya emosi dan ego
masing2. tetapi kalau menanggapi sesuatu lebih mengutamakan mengumbar ego
dan emosi, terlalu sering malah menimbulkan masalah baru, bukan
menyelesaikan masalah yang ada. Tetapi realita yang sering terjadi adalah
seperti itu. bisa ngomong apa kita..  Meluruskan sesuatu yang bengkok itu
tidak mudah, butuh daya dan upaya yang tidak kecil.

Sebagai seorang anggota dewan penasehat di gereja, seperti kata Anda
sebelumnya, untuk mengajukan permohonan kepada anggota Kelompok Gereja Anda
untuk "mengecam" praktek oknum2 tsb, yang seperti kata Anda juga, saya kira
itu tindakan yang terbaik untuk dapat Anda lakukan sesegera mungkin. Bila
itu dapat dilakukan, saya yakin komunitas Tionghoa di Indonesia, khususnya
kamunitas milis ini termasuk saya tentunya, akan sangat menghargai dan
berterimakasih kepada Anda.

*Ya akan saya lakukan dan bahkan saya bisa melarang pendeta gereja kami
untuk berbuat demikian.  Tetapi untuk mengajak mengecam secara terbuka
rasanya agak sulit karena umat KHC sendiri juga diam dan tindakannya hanya
ribut dimilis.  Nah kalau dari pelaku budaya tionghua mau menuntut, class
action dls. saya akan ikutan bahkan nyumbangpun mau.*

Salam,
hendra

*Sojah, Tan Lookay*

Kirim email ke