Saudar erizon yg baik, perlu diingati, imlek merupakan 1 budaya dan bukan agama, yg mana merupakan pergantian musim,dimana merupakan hari berkumpul untuk keluarga. mengenai pertanyaan anda dengan membandingkan penanggalan jawa atau india, karena setiap budaya memiliki ciri khas sendiri, tidak bisa disamaratakan.. Sebagaiman menurut topik, umat kristiani jg melakukan misa imlek merupakan hal yg wajar, karena melakukan suatu acara keagamaan dalam pergantian musim adalah hal yg baik. Jika anda menolak hal misa dalam imlek, sama halnya dengan anda menolak menggunakan sumpit untuk makan bagi umat kristiani.
:) zoiz Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...! Alibi... Alibi.. Alibi...! -----Original Message----- From: Tantono Subagyo <tant...@gmail.com> Date: Fri, 6 Feb 2009 10:42:37 To: <budaya_tionghua@yahoogroups.com> Subject: Re: [budaya_tionghua] Re:Etnis Tionghoa Kristiani Mengikuti Misa Imlek Sdr Erizon yang baik, Mohon difahami bahwa euforia yang nampaknya berlebihan dalam merayakan Imlek ini sangat kental unsur bisnisnya, lihat saja ramenya di mal-mal de el es. Jadi karena orang mal mau cari untung maka dengan boosting Imlek mereka dapat mengeduk uang dari orang Tionghua. Jadi bukan orang Tionghuanya yang berlebihan. Salam, Tan Lookay 2009/2/6 Syafril Erizon <syafrileri...@gmail.com> > pagi All, > Boleh share ya, tp jgn dianggap SARA lho... > Menurut saya, Imlek di Indonesia nuansa keagamaannya lebih diangkat > dalam setiap perayaan Imlek, daripada pengakuan pada identitas > kebudayaan/ kultur. Walau menurut yang merayakan ini adalah suatu > system penanggalan yang dipergunakan dari Tiongkok kuno (2699 SM), > hingga kini yang bernama China. > > Pernah saya baca, hari raya Imlek ini merupakan hari bersejarah bagi > umat Kong Hu Cu untuk memperingati kelahiran nabi besar mereka. Kurang > lebih sama dengan Islam atau Nasrani. > Jadi-sebenernya harus diakui bahwa Imlek adalah bagian dari perayaan > agama Kong Hu Cu (berbagai pendapat menolak bahwa Imlek bukan perayaan > agama). > > Yang sampai sekarang masih mengganjal saya, sekiranya memang Imlek > merupakan perayaan tahun baru bagi masyarakat Tionghoa (Cina), > bukankan ada perlakuan yg berbeda terhadap warga negara. Apakah ada > hari libur untuk warga India, kenapa tidak ada hari libur saat tahun > baru Jawa, Batak dan etnis lainnya? > Sekiranya ini lebih ke perayaan agama, apakah agama Kong Hu Cu sudah > diakui di Indonesia? > > Saya melihat bahwa saat ini masyarakat Tionghoa di Indonesia saat ini > "memperlihatkan" diri yang berlebihan, apakah karena selama ini > terkekang?. Dan terlalu euforia dalam menerima kebebasan yang > diberikan.. biasa aja kali.. > > Maaf klu kurang berkenan and xiexie! > > Selamat Hari Raya Imlek ke-2560, semoga sukses bersama Kerbau Mas. > > Erizon/ JKT > > -- Best regards, Tantono Subagyo