Saudara Saudara Sekalian,

Perayaan imlek tgl 1 bulan 1 kalender lunar, tahun baru tionghua yang 
ditetapkan oleh kaisar han wu ti pada zaman dinasti han barat, sedangkan tahun 
imlek 2560 ialah tahun kelahiran Kong Hu Cu pada tahun 551 sebelum masehi.

Untuk mendapatkan infomasi perayaan imlek tgl 1 bulan 1 kalender lunar silakan 
cari buku "Shiji" di terjemahkan dalam bahasa inggris "Records of the Grand 
Historian" karya "Sima Qian" sekitar tahun 109 sebelum masehi.

Tolong teman-teman info dimana bisa beli buku "Tong Ciu Liat Kok", terima kasih.

Akhinya - selamat merayakan tahun baru imlek.

Salam saya,

effendi




________________________________
From: Ning M. Widjaja <nmw...@gmail.com>
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Friday, February 6, 2009 10:59:39 AM
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re:Etnis Tionghoa Kristiani Mengikuti Misa  Imlek


Saudara Saudara Sekalian,

Perayaan musim semi yang benarnya sebetulnya tidak benar disebut perayaan 
imlek, kareana kalender Tionghoa itu adalah kalender luni-solar / 
bulan-matahari, jadi tepatnya disebut imyanglek.

Keduanya bahwa perayaan tgl1 bulan 1 kalender ini BUKAN HARI LAHIR KONG HU CU. 
Perayaaan kelahiran KHC adalakah tgl 27 bulan 8.

Kebetulan versi perhitungan kalender ini yang di Indonesia ditetapkan 
berdasarkan tahun ke-1 kelahiran KHC bedasarkan dektrit Kaisar (nama dan 
dinasti tidak ingat - maaf) lama setelah KHC wafat, mungkin selang ratusan 
tahun.

Komunitas Tionghoa di berbagai tempat banyak yang memakai perhitungan beda 
bukan 2560.

Perayaan Musim Semi sudah dilakukan baik secara ritual, fun-fun aja, sekular, 
tradisi maupun religius sejak jaman kuno ribuan tahun sebelum kelahiran KHC, 
Lao Tze dll.

Akhinya - selamat merayakan secara pantas.

Salam saya,
Masih Belajar Budi Pekerti




On 2/6/09, Tantono Subagyo <tant...@gmail. com> wrote:
Sdr Erizon yang baik,
Mohon difahami bahwa euforia yang nampaknya berlebihan dalam merayakan Imlek 
ini sangat kental unsur bisnisnya, lihat saja ramenya di mal-mal de el es.  
Jadi karena orang mal mau cari untung maka dengan boosting Imlek mereka dapat 
mengeduk uang dari orang Tionghua. Jadi bukan orang Tionghuanya yang 
berlebihan.  Salam, Tan Lookay


2009/2/6 Syafril Erizon <syafrilerizon@ gmail.com>

pagi All,
Boleh share ya, tp jgn dianggap SARA lho...
Menurut saya, Imlek di Indonesia nuansa keagamaannya lebih diangkat
dalam setiap perayaan Imlek, daripada pengakuan pada identitas
kebudayaan/ kultur. Walau menurut yang merayakan ini adalah suatu
system penanggalan yang dipergunakan dari Tiongkok kuno (2699 SM),
hingga kini yang bernama China.

Pernah saya baca, hari raya Imlek ini merupakan hari bersejarah bagi
umat Kong Hu Cu untuk memperingati kelahiran nabi besar mereka. Kurang
lebih sama dengan Islam atau Nasrani.
Jadi-sebenernya harus diakui bahwa Imlek adalah bagian dari perayaan
agama Kong Hu Cu (berbagai pendapat menolak bahwa Imlek bukan perayaan
agama).

Yang sampai sekarang masih mengganjal saya, sekiranya memang Imlek
merupakan perayaan tahun baru bagi masyarakat Tionghoa (Cina),
bukankan ada perlakuan yg berbeda terhadap warga negara. Apakah ada
hari libur untuk warga India, kenapa tidak ada hari libur saat tahun
baru Jawa, Batak dan etnis lainnya?
Sekiranya ini lebih ke perayaan agama, apakah agama Kong Hu Cu sudah
diakui di Indonesia?

Saya melihat bahwa saat ini masyarakat Tionghoa di Indonesia saat ini
"memperlihatkan" diri yang berlebihan, apakah karena selama ini
terkekang?. Dan terlalu euforia dalam menerima kebebasan yang
diberikan.. biasa aja kali..

Maaf klu kurang berkenan and xiexie!

Selamat Hari Raya Imlek ke-2560, semoga sukses bersama Kerbau Mas.

Erizon/ JKT



-- 
Best regards, Tantono Subagyo


   


      

Kirim email ke