Wah, ketika saya membaca tulisan Agustinus Candra, saya sih tidak 
melihatnya memberi stempel buruk ke golongan yang merayakan. Anyway, 
persepsi kita masing-masing terhadap sebuah tulisan  bisa berbeda-
beda. Tulisan bisa tidak jelas, sehingga bisa saja keliru dipahami 
(termasuk mungkin juga saya keliru) 

Lebih baik ditanyakan langsung saja ke yang bersangkutan, apakah 
memang demikian? Jika tidak, tidak perlu diperpanjang. Daripada 
menambah panjang kesalahpahaman. 

Malahan yang saya lihat, Agustinus Candra memberi stempel buruk nya  
pada hal "berjudi", dan juga menganggap judi adalah bagian dari 
budaya tionghoa. Apakah memang demikian ?

Nah, mendingan dibahas sedikit, apakah dalam kumpulan puisi tiongkok 
klasik, ada puisi-puisi yang menyinggung tentang judi, dan bagaimana 
puisi tersebut menggambarkannya ? Mungkin sdr ZFY boleh berbagi 
sedikit pengetahuannya ?

xie xie

Prom
 


--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, zho...@... wrote:
>
> Sama saja! Membahas hari raya sembari memberi stempel buruk ke 
golongan yg merayakan!
> Sama halnya, tradisi merayakan natal juga dimulai dari barat, pesta 
narkoba juga dimulai dari barat, yg mulai dagang candu juga barat. 
Jika kita menyetujui pengkaitan pembahasan sincia dng tradisi judi 
orang tionghoa, kita juga bisa menerima pembahasan natal dikaitkan 
dng tradisi narkoba orang barat bukan?
> 
> Mau bahas judi, bahas narkoba, boleh2 saja, tak usah nebeng hari 
raya! 
> Sent from my BlackBerry®
> powered by Sinyal Kuat INDOSAT
> 
> -----Original Message-----
> From: "prometheus_promise" <prometheus_prom...@...>
> 
> Date: Tue, 10 Feb 2009 01:51:03 
> To: <budaya_tionghua@yahoogroups.com>
> Subject: Bls: [budaya_tionghua] Re: Etnis Tionghoa
> 
> 
> Yang saya tangkap dari pendapat sdr. Agustinus Candra bukanlah 
> mengaitkan merayakan sincia dengan berjudi.
> 
> Kalau boleh dibaca / ditulis ulang, mungkin maksudnya adalah 
demikian 
> (silakan sdr Agustinus Candra koreksi jika salah): 
> 
> " pendeta saya juga ajarkan untuk merayakan imlek [sebagai bagian 
> dari budaya tionghoa]
> cuma kita ambil sisi baiknya [budaya tionghoa] aja, misalnya tidak 
> berjudi [sebagai bagian dari budaya tionghoa yang tidak 
baik]...... "
> 
> Disini terkandung asumsi/pendapat bahwa imlek adalah bagian dari 
> budaya tionghoa yang bisa diteruskan, sedangkan berjudi merupakan 
> bagian dari budaya tionghoa yang tidak baik, yang perlu dihindari.  
> 
> Pendapat tersebut bukan mengaitkan sincia dengan berjudi. 
> 
> Jadi, sebenarnya point yang menarik untuk dibahas lebih lanjut, 
> misalnya: 
> (1) Apakah berjudi adalah bagian dari budaya tionghoa ? (Kalau 
tidak 
> salah, pernah disinggung di milis ini juga ). Kemudian, bisa 
> dibicarakan, kapan judi pertama kali muncul dalam sejarah/budaya 
> tionghoa ?
> 
> (2) Apakah berjudi tidak baik ? Bagaimana pandangan mengenai judi 
> dari masing-masing aliran-aliran ajaran yang mempengaruhi 
> perkembangan tiongkok dan budaya tionghoa ? 
> 
> Jadi, tidak perlu lah terlalu cepat langsung masuk ke dalam 
prasangka 
> antar kepercayaan, agama atau golongan. 
> 
> 
> Prom
> 
> 
> --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, zhoufy@ wrote:
> >
> > Ini omongan yg penuh prasangka buruk dan menghakimi. Merayakan 
> sincia kok langsung dikaitkan dng judi?
> > Bgmn kalau dibalik: orang budha boleh saja ikut pesta natal, asal 
> diambil segi baiknya saja, misalnya tidak ikut pesta narkoba!
> > 
> > 
> > Sent from my BlackBerry®
> > powered by Sinyal Kuat INDOSAT
> > 
> > -----Original Message-----
> > From: "gsuryana" <gsuryana@>
> > 
> > Date: Mon, 9 Feb 2009 22:44:40 
> > To: <budaya_tionghua@yahoogroups.com>
> > Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] Re: Etnis Tionghoa
> > 
> > 
> > From: Agustinus Candra
> > cuma kita ambil sisi baiknya aja,misalnya tidak berjudi......
> > ++++
> > Adalah keliru bila di sebut berjudi tidak baik.
> > Mahyong sebagai salah satu jenis judi yang berasal dari 
kebudayaan 
> Tionghoa
> > memiliki keunikan sendiri, dimana khususnya untuk orang tua yang 
> aktivitas 
> > fisik
> > nya sudah tidak memungkinkan bekerja keras, maka dengan bermain 
> Mahyong
> > bisa memperpanjang usia, karena didalam bermain Mahyong bisa 
> tertawa juga
> > bisa kecewa, serta jari tangan terus bergerak ( minimal 4 putaran 
> angin ).
> > Bandingkan bila orang tua yang aktivitasnya menjadi terbatas, 
yang 
> terjadi
> > adalah melamun masa lalu, ber gosip ria.......
> > di RRT dan HK Mahyong termasuk judi, demikian juga di Jepang, dan 
> negaranya 
> > tidak menjadi bangkrut.......karena mereka memiliki falsafah 
> sendiri ( untuk 
> > yang model begini silahkan para locianpwe ajah deh yang 
menulis ), 
> aku mah 
> > tahunya juga dari salah satu apek ku yang sudah berusia diatas 80 
> > tahun............plus dengan mantan kolega dari Jepang.
> > ( pakai uangnya juga kicit banget, bisa dibilang basa basi 
doangan, 
> menang 
> > kalah tetap saja tidak cukup untuk makan ber empat ).
> > Mahyong juga mampu membuat otak tetap aktif karena permainan 
> Mahyong 
> > membutuhkan logika, jadi selain jari tangan, juga otak, palingan 
> yang 
> > jelek......duduk melulu pantat jadi tambah tepos.
> > 
> > sur.
> > 
> > best regard
> > agustinus candra
> >
>


Kirim email ke