Sekali waktu aku pergi melayat ke tetangga yang kebetulan beragama Muslim, dan pas aku melayat jenasah baru di mandikan, sehingga aku duduk rada mojok, kemudian baru datang tamu tamu untuk tahlilan, karena posisi duduk ku mojok, jadi aku pun ikut tahlilan ( ditanya sih oleh Ustad apa mau ikut dan tidak nya, karena sudah tanggung yah aku bilang tidak apa apa ikut hanya tidak bisa ikut baca doanya, Ustad manggut ), setelah acara selesai semua peserta Tahlilan diberi amplop, dan bagian ke aku Ustad tersenyum sambil bilang maaf, dan aku bilang aku minta maaf bila menjadi mengganggu. ( untuk yang membagi amplop ada beberapa cara, kebetulan yang aku ikuti karena yang meninggal dari kalangan menengah bawah ).
Eniwe, selama kita ikut menghormati yang hidup, akan jauh lebih bernilai dibandingkan dengan menghormati yang sudah meninggal........ sur. ----- Original Message ----- From: Tantono Subagyo Nah disinilah kita berbeda pendapat, menurut saya menghormat tidak harus memakai hio, pakai hio kalau nggak tahu tatacaranya ya malah berabe. Kalau perumpamaan anda seperti itu, bagaimana kalau yang pesta orang Batak dan disitu ada daging anjing en babi, apa kalau tidak makan jadi nggak hormat. Hormat terutama adalah dari sikap bukan dari ritual. Arogan atau tidak ya bukan dari anggapan anda atau dari tatacaranya tapi dari sikapnya. Saya pernah diundang tahlilan, ya nggak ikut, tapi diam dengan menghormat, Demikian juga orang Islam yang melayat waktu adanya Kebaktian orang Kristen, apa kalau nggak nyanyi nggak hormat ??. Sojah, Tan Lookay 2009/2/13 HendryKo <al...@xl.blackberry.com> Pegang hio disini nga harus menurut saya, disini saya cuman ambil contoh saja, dimana bumi dipijak disana langit dijunjung.. Kalau ke tempat tionghua ya hrs ikut pegang hio.. Menghormat dengan cara sendiri akan dipandang arogan sama orang lain.. Tp ini relatif kepada siapa yg memandang juga.. Kita ke pesta org barbeque mkn panggang2 ngak mungkin dong kita minta mie pangsit, seyogyanya kita ikut makan steak dll..