Feng shen dan xi you sama2 ditulis pada zaman Ming. Fengshen ditulis setelah Xi 
You, jelas terkena pengaruh. Penulis feng shen banyak versi, tak ada yg yakin 
benar. Kemungkinan pakai nama samaran.
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-----Original Message-----
From: Tantono Subagyo <tant...@gmail.com>

Date: Fri, 17 Apr 2009 06:39:36 
To: <budaya_tionghua@yahoogroups.com>
Subject: [budaya_tionghua] Nanya Perihal Hong Sin (Feng Shen) dan See Yoe 
(sebagai buku/karya 
        sastra/budaya)


Loohengtee,
*
**Hal ini trada hubungan dengan kepercayaan, dan muhun menanggapi dari segi
sastera/perkitaban saja.  *

Lookay ngikutin Hong Sin dari pelem bajakan (ngga kuat beli yang aseli) dan
dari buku kuno Lie Siem Djwee yang ada sobat kasi pinjem.  Disamping itu
dipangkuan ada See Yoe lengkap hasil cetak ulang WLG Surabaya.  Yang menarik
perhatian Lookay adalah tokoh yang sama terutama di episode Huruhara Hoa Ko
San dimana si Raja Monyet yang lahir dari batu tersebut sebelum dihimpit di
gunung lima jari berantem dengan Pasukan Kahyangan.  Di Pasukan Kahyangan
ada Lo Tjia, babenya Lo Tjia, Yang Tjien (Er Lang Sen) de el el.

Tapi anehnya di Hong Sin pelem en buku ada diceritakan sewaktu pertempuran
terakhir dewa baik dibawah pimpinan Kiang Tjoe Gee pada penyerangan terakhir
kotaraja melawan barisan dewa jahat (Pi Yu Kung ???) ada adegan dimana Yang
Tjien atau Er Lang Sen dikasih tahu bahwa beribu tahun kemudian akan lahir
monyet sakti yang merupakan lawan sepadan-nya.

Timbul pertanyaan yang muhun petromaks, kalau dari segi waktu periode dalam
waktu cerita jelas Hong Sin duluan, lha apakah Hong Sin ini juga gubahan Wu
Cheng En ???.  Dan dikompilasi di periode apa ??.

Analisa Nicholas Koss berdasarkan puisi dikedua kitab tersebut :
http://www.jstor.org/pss/4528175 katanya malahan See Yoe Kie nyang
dipublikasi duluan yaitu taon 1592 sedangkan Hong Sin taon 1620an sama-sama
di jeman Tang.

Nah sekarang uneg-uneg Lookay yang ngga bisa baca dan ngarti tulisan
Mandarin, kalo See Yoe ada nyang melestarikan en cetak ulang, ada nggak ya
taipan kita yang mau menderma agar Feng Shen ini juga terbit dalam Bahasa
Indonesia ???.  Baca Bahasa Inggris ngga ada yang kumplit (buku murah dari
Bei Jing cuman diringkas-ringkas saja), baca yang Lie Sim Jwee pun lama
sekali karena bahasanya bikin mumet.  Eeh kalau ada 'kan jadi nyaho soal
latar belakangnya dan orang nggak akan main cap tahyul saja.  Terus
terangnya Lookay sangat menikmati alur cerita kedua folklor ini sambil
membayangkan latar belakang penulis dan jaman itu.  Nikmat jeh, apalagi
sambil minum teh Lung Ching dan nggayem kacang goreng.

Sojah en Banyak Tabik. Tan Lookay

Kirim email ke