Betapa kasihannya jadi Warga Negara Indonesia! Sudah merana karena musibah, malah hitung-hitung untuk ditolong. Sebenarnya kejadian seperti ini pemerintah yang harus langsung menolongnya, kenapa? Karena pemerintah sudah mendapat uang dari Warga Negaranya berupa bermacam-macam Pajak, jadi pemerintah harus punya tanggungjawab moral terhadap Warga Negaranya. Bila hal ini saja sudah hitung-hitung maka jangan salahkan bila ada Warga Negara yg sdh kesal atas ketidakcarenya pemerintah orang tersebut pindah ke Negara lain. Hal ini banyak dilakukan para konglomerat, pejabat, dll. Kita lihat kasus Bom di Kedubes Australia di Kuningan, Indonesia dimana pemerintah Australia secara spontanitas langsung mengirim satu buah pesawat besar untuk mengangkut Warga Negaranya untuk dievakuasi & dibawa ke Australia utk diberikan perawatan yang lebih baik bahkan pemerintah Australia ikut membantu beberapa Warga Negara dari Negara lain. Di Indonesia bila orang tsb sudah miskin maka jangan harap bisa hidup lebih baik. Klo pemerintah bilang akan dilakukan PENGENTASAN KEMISKINAN, memang betul kata-kata pemerintah karena orang tersebut langsung tdk miskin lagi karena SUDAH KE ALAM BAKA.
--- On Mon, 10/5/09, Lim Wiss <lim.w...@sea.sojitz.com> wrote: From: Lim Wiss <lim.w...@sea.sojitz.com> Subject: RE: [budaya_tionghua] Menunggu Izin Keluarga, 50 Warga Pecinan Belum Dievakuasi To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Monday, October 5, 2009, 2:38 AM Bisa jadi tidak ada yang berani menanggung korban reruntuhan. Kalau sudah ditolong, trus korban mau ditaruh dimana? Tidak mungkin khan ditaruh ditepi jalan. Kalau dibawa ke rumah sakit, siapa yang tanggung biaya? Maklum di Indonesia, jika membantu seseorang benar-benar harus siap keluar uang selain tenaga. Kadang orang berpikir dua kali buat bantu korban, bisa jadi pura-pura tidak melihat dech daripada repot sendiri. Rgds, Lim Wiss From: budaya_tionghua@ yahoogroups. com [mailto: budaya_tionghua@ yahoogroups. com ] On Behalf Of zho...@yahoo. com Sent: Monday, October 05, 2009 4:14 PM To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Subject: Re: [budaya_tionghua] Menunggu Izin Keluarga, 50 Warga Pecinan Belum Dievakuasi Memang ajaib: Korbannya masih hidup atau sdh mati? Jika ada kemungkinan masih hidup apa perlu nunggu izin keluarga untuk menyelamatkan? Lantas setelah 7 hari dipastikan mati ngapain buru2 nyingkirkan reruntuhan sampai hrs ngabaikan izin keluarga? Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT From: "henyung" <heny...@yahoo. com> Date: Mon, 05 Oct 2009 08:47:08 -0000 To: < budaya_tionghua@ yahoogroups. com > Subject: [budaya_tionghua] Menunggu Izin Keluarga, 50 Warga Pecinan Belum Dievakuasi Beritanya aneh ? Kalau keluarganya di dalam timbunan reruntuhan minta ijin sama siapa ? Masa harapan batas waktu 3 hari sudah lewat, semoga Tian benar-benar buka mata dan hati kali ini. Hormat saya, Yongde http://regional. kompas.com/ read/xml/ 2009/10/04/ 19214574/ menunggu. izin.keluarga. 50.warga. pecinan.belum. dievakuasi Menunggu Izin Keluarga, 50 Warga Pecinan Belum Dievakuasi KOMPAS/YURNALDI Ilustrasi / Minggu, 4 Oktober 2009 | 19:21 WIB Laporan wartawan KOMPAS Yurnaldi PADANG, KOMPAS.com - Puluhan warga Kelurahan Belakang Pondok, kawasan Pecinan di Kecamatan Padang Selatan, Kota Padang, Sumatera Barat, yang terkubur reruntuhan bangunan, dilaporkan belum tersentuh evakuasi. Hal tersebut karena relawan yang akan melakukan evakuasi masih menunggu izin keluarga. "Sampai hari keempat pascagempa, lebih kurang 50 orang warga Pondok yang terkubur reruntuhan bangunan, belum tersentuh evakuasi," kata Sekretaris PDI-P Sumatera Barat, Alex ander Indra Lukman, dalam laporannya kepada Wakil Gubernur Sumatera Barat, Marlis Rahman, yang berkunjung ke Posko Baguna PDI-P Sumbar, Minggu (4/10). Alex ander menjelaskan, evakuasi korban terkendala izin dari pihak keluarga. Relawan tidak berani mengevakuasi, karena kemungkinan ada barang-barang berharga milik korban. Mendapat laporan tersebut, Wakil Gubernur Sumatera Barat Marlis Rahman mengatakan, kemampuan bertahan orang antara 4 sampai 7 hari. Lewat empat hari kalau tidak minum, maka kemungkinan besar korban akan tewas dan atau kalau 7 hari tidak makan, juga kemungkinan tewas. "Jika tidak ada izin dari pihak keluarga, maka jika sudah lewat 7 sampai 10 hari, tim evakuasi akan membersihkan lokasi reruntuhan," katanya.