klo "eike" sih gak merujuk pada belanda yah ABS

bahasa gaul anak muda jaman sekarang , buat lucu2an ajah



2009/11/30 Akhmad Bukhari Saleh <absa...@indo.net.id>

>
>
> 
> ----- Original Message -----
> From: shinmen takezo
> To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
> Sent: Monday, November 30, 2009 3:40 AM
> Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: OOT: Percaya ga Percaya: baru ngobrol
> dengan cicit Kaisar Guang Xu di Jakarta
>
>
> > si ABS namanya itu di ganti pake dialek apa,
> > *eike* jadi pusing bacanya
>
> - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
>
> He he he, yang pasti bukan dialek Jepang, Takezo-san!
> Itu dialek Hokkian, mayoritasnya kaum Tionghoa Indonesia! Terutama di Jawa.
> Jadi jangan pusing lah...
> Betul, "Kong Sie" = Guangxu.
> Dan "Tjoe Hie" = Ci Xi.
> Sedangkan "Thayhouw" = Ibusuri = Empress Dowager.
> Dan "Tee" = Kaisar = Emperor.
>
> Memang dialek cina banyak sekali, sehingga sebetulnya hanya akan
> pasti kalau lihat hurufnya.
> See Thayhouw Tjoe Hie = *西太后慈禧
> *Kong Sie Tee = *光緒**帝*
> **
>
> Eh iya, by the way Shinmen-heng, kalau nulisnya "*eike*", itu dr. Han Swie
> Song yang di Belanda sono bisa menegur tuh!
> Seharusnya "ikke".
>
>
> Wasalam.
>
> ==========================
>
> ----- Original Message -----
> From: shinmen takezo
> To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
> Sent: Monday, November 30, 2009 3:40 AM
> Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: OOT: Percaya ga Percaya: baru ngobrol
> dengan cicit Kaisar Guang Xu di Jakarta
>
>
> waduh si ABS namanya itu di ganti pake dialek apa, *eike* jadi pusing
> bacanya......
>
> *Kong Xie = GuangXu?
> Tjoe Hie = Ci Xi ?
> *
> 1. GuangXu setelah mencoba menjalankan reform seperti restorasi di jepang ,
> kekuasaannya di pangkas habis2an sama Ci Xi . Jadi walau berkuasa resmi
> sampai kematiannya 1908 , berkuasanya gak efektif.
> 2. Puyi tidak pernah kabur keluar tiongkok , yang ada jadi kaisar boneka
> manchukuo - jepang. Saat USSR sudah mulai aman dengan Jerman-Nazi , USSR
> declare war terhadap Jepang , dan mulai masuk ke wilayah manchukuo , Pu Yi
> sempat di tangkap USSR , tapi akhirnya "dikembalikan" ke RRT.
>
>
> ----------------------------------------------
>
> 2009/11/30 Akhmad Bukhari Saleh absa...@indo.net.id
>
> ----- Original Message -----
> From: ardian_c
> To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
> Sent: Sunday, November 29, 2009 10:50 PM
> Subject: [budaya_tionghua] Re: OOT: Percaya ga Percaya: baru ngobrol dengan
> cicit Kaisar Guang Xu di Jakarta
>
> > Lage guangxu mokad taon 1908,
> > itu cixi dah umur brp?
> > guangxu sendiri rasanya belon sampe
> > umur 40 taon, sekitar 30an.
>
> - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
>
> Tetapi Ardian-heng, kenyataan sejarah memang menunjukkan See Thayhouw Tjoe
> Hie meninggal persis sehari setelah meninggalnya Hongtee Kong Sie!!
>
> Tjoe Hie meninggal 15 November 1908 dalam umur 73 tahun kurang 2 minggu,
> sedangkan Kong Sie meninggal sehari sebelumnya, 14 November 1908 dalam umur
> 37 tahun lebih 2,5 bulan.
>
> Jangan lupa bahwa Kong Sie sudah menjadi kaisar sejak umur 3,5 tahun.
> Maka keheranan looheng: "... cixi dah umur brp? guangxu sendiri rasanya
> belon sampe umur 40 taon ..." menjadi tidak heran lagi, karena ketika dia
> 'mokad', Kong Sie jadinya sudah sempat bertahta selama 34 tahun (walau
> efektif berkuasa tidak selama itu).
> Tentunya 34 tahun itu bukan waktu sebentar. Lebih lama dari 'bertahta'-nya
> Soeharto! Hehehe...
>
> Tetapi memang cerita si cicitnya Kaisar Kong Sie ini banyak ngawurnya.
>
> Antara lain, pengganti Kong Sie, Kaisar Henry Puyi, bukanlah adik Kong Sie,
> melainkan keponakan.
>
> Antara lain lagi, tidak mungkin nenek si cicit dendam pada Sun Yat Sen
> gara-gara coup terhadap Kong Sie.
> Karena coup itu tidak dilakukan oleh Sun Yat Sen, melainkan oleh Ibusuri
> Tjoe Sie dibantu oleh a.l. Yuan Si Kai.
>
> Antara lain juga, Henry Puyi tidak pernah kabur dari Tiongkok.
> Sejak diturunkan dari tahta tahun 1912, sampai naik tahta lagi untuk 2
> minggu di tahun 1917, dia tetap tinggal di Istana Terlarang, Beijing.
> Setelah peristiwa 1917 itu, dia tinggal di istana di Tianjin selama 15
> tahun. Lalu diangkat Jepang di tahun 1932 menjadi raja boneka di Mancuria
> sampai 1945.
>
> Antara lain pula, Henry Puyi juga tidak pernah dengan niatnya sendiri
> menolak untuk menjadi kaisar.
> Setiap kali dia gagal menjadi kaisar adalah karena diturunkan orang dengan
> paksaan.
>
> Namun, di segi lain, bisa dicatat bahwa memang betul sampai 40-an tahun
> yang lalu, daerah Glodok, Jakarta Barat, disebut sebagai "Pancoran".
> Yaitu sebelum dikenalnya Pancoran sebagai nama daerah di persimpangan Tugu
> Dirgantara, Jakarta Selatan.
>
> Bagaimana pun juga, bagi mereka yang punya 'modal' pengetahuan tentang
> sejarah akhir dinasti Tjeng (Qing), kelihatannya akan menarik untuk bisa
> ngobrol dengan si cicitnya Kaisar Kong Sie ini...
>
> Wasalam.
>
> =============================
>
> ----- Original Message -----
> From: ardian_c
> To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
> Sent: Sunday, November 29, 2009 10:50 PM
> Subject: [budaya_tionghua] Re: OOT: Percaya ga Percaya: baru ngobrol dengan
> cicit Kaisar Guang Xu di Jakarta
>
> rasanya si guangxu bukan sdr.sepupu cixi, wong cixi itu ibusuri, dan
> guangxu itu anak asuh dari ratu Ci An, bokapnya namanya kaisar Xianfeng
> getu.
> Lage guangxu mokad taon 1908, itu cixi dah umur brp ? guangxu sendiri
> rasanya belon sampe umur 40 taon, sekitar 30an.
>
> trus jg kerajaan dinasti qing itu adalah orang manchu dan semua kaisar qing
> marganya aishin gioro aixin jueluo.
>
> --------------------------------------------
>
> --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "save_mynit" <save_my...@...>
> wrote:
> >
> > Salam teman2,
> >
> > Boleh percaya atau tidak. Saya pun separuh percaya separuh tidak. Dalam
> minggu ini baru bertemu dan berkenalan dengan seorang Mongol yg lahir di
> Indonesia. Ketika dia menceritakan asal-usulnya, dia cerita kalau neneknya
> adalah putri tertua Kaisar Guang Xu - kaisar yang memerintah tepat sebelum
> the last emperor Pu Yi.
> >
> > Alkisah, saat Kakek Buyutnya memerintah di Cina, pemerintahan tersebut
> katanya dicemburui dan diambil alih lewat kelicikan XiCi saudara sepupunya.
> Sang Kakek buyut (Guang Xu) akhirnya tewas diracun. Menurut ceritanya,
> Kaisar Guang Xu mempunyai lebih dari satu istri. Dari istri pertama, dia
> sama sekali tidak menghasilkan keturunan laki2 (bayi yang dilahirkan berupa
> ketuban yg isinya air-tidak ada bayinya). Sedang dari istri ke dua ia
> memiliki 8 (lupa kayaknya) putri dan putri tersulung adalah nenek dari si
> cicit ini.
> >
> > Karena Kaisar Guang Xu tidak punya penerus laki2 maka secara licik XiCi
> menunjuk anak laki2 dari adik kaisar Guang Xu, yakni Puyi yg masih kecil.
> Jadilah Guang Xu dilengser diteruskan oleh kaisar kecil Puyi. Cerita
> selanjutnya, Puyi pun menderita (ceritanya disiksa oleh Jepang, dituduh
> mendalangi pemberontakan, dan seterusnya). Puyi pun sempat kabur dari Cina,
> dan pada suatu saat kembali ke Cina tapi menyerahkan stempel kaisar (tanda
> menolak menjadi kaisar). Selanjutnya hidup Puyi seperti rakyat jelata,
> miskin dan sempat berjualan kembang.
> >
> > Bagaimana cicit Kaisar Guang Xu bisa sampai di Indonesia? Menurut si
> cicit ini, pada masa coup di pemerintahan Guang Xu, seluruh keluarga dan
> anak2 Guang Xu dibabat habis. Itu pula yang menurut si cicit ini, neneknya
> selalu dendam pada Sun Yat Sen. Menurut kisahnya, 6 dari saudara2 sang nenek
> dikejar dan dibunuh. Akhirnya si nenek memutuskan untuk lari sampai ke
> Indonesia.
> >
> > Di Indonesia (ini uniknya) si Nenek turun Jakarta, di tempat yang disebut
> "Pasar Pancoran" - katanya ini adalah Glodok jaman dulu. Dan di Indonesia
> dia mencari2 orang China yang cukup besar yang bisa jadi tempat
> perlindungan. Pada cerita inilah sang cicit menyebut nama seorang mantan
> orang terkaya Asia pada jaman itu: Oei Tiong Ham yang juragan gula. Katanya,
> Oei Tiong Ham mengirim orang untuk menjemput si Nenek yang masih keluarga
> Kaisar Guang Xu itu dengan mobil dan diantar hingga ke Semarang.
> >
> > Selanjutnya, demi menghilangkan jejak maka sepakatlah si Nenek ini untuk
> ganti marga. Kebetulan marga yang dipakai adalah marga Hokkian: Ong. Saya
> lupa tanya, bagaimana jelasnya, kalau tidak salah si cicit ini punya ayah
> asli dari Mongol (mungkin cucu langsung Kaisar Guang Xu) dan menikah dengan
> seorang perempuan Tionghoa yang berasal dari Menado. Si cicit ini pun lahir
> di Sana dan sempat kembali ke Mongolia.
> >
> > Usia si cicit ini masih muda. Beda kira2 2 tahun dengan saya. Do you
> believe it? Sekarang kalau saya mau ngobrol dengan si cicit ini, hanya
> tinggal jalan kaki sekian puluh meter dari rumah. Dan saya masih penasaran
> untuk ngobrol lagi dengan si cicit yang berwajah sangat totok dengan alis
> tinggi dan tekstur tulang wajah yang sangat mirip orang Cina daratan (kulit
> agak hitam dan sipit).
> >
> > Percaya gak percaya....
> >
> > Salam
> > Abdi Christ
>  
>

Kirim email ke