saya setuju dengan pendpat anda ...bahwa mempublikasikan atau menghasilkan sesuatu yang berguna bagi orang lain lebih penting ( apalagi dibanding membaca teori si A teori si B, memoar si A, memoar si B tapi merasa dirinya paling pintar dan benar karena sudah baca ini dan itu).satu hal anda kehilangan esensi disini....yang saya maksudkan adalah sebagai orang tionghoa selayaknya kita mendengaran pendapat seseorang dahulu, mencoba berfikir terbuka untuk melihat kungkinan kemungkinan lain selain apa yang kita anggap benar, lalu bolehlah beragument bila ada kejanggalan, tetapi pergunakan kata yang santun dan tidak sombong.Saya rasa kalau anda membaca bukan dengan emosi sudah jelas apa yang saya tulis tuan/puan takezo.
--- On Sun, 12/6/09, shinmen takezo <hisashi.mits...@gmail.com> wrote: From: shinmen takezo <hisashi.mits...@gmail.com> Subject: Re: [budaya_tionghua] Renungan minggu ini - cicit kaisar To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Sunday, December 6, 2009, 2:47 PM betul sekali bung iwan , ilmu bisa berkembang , sejarah bisa berganti ..... tapi ntar ente suruh anak anda jangan belajar atau baca buku sejarah di sekolah , atau baca koran , karena semua itu lum tentu benar hihihi sepandai apapun anda , kalau tidak mempublikasikan apa yang anda ketahui (terlepas apa yang anda ketahui itu benar atau salah ) sama saja tidak berguna bagi orang lain ........ lebih baik si cicit kaisar itu , terlepas dari klaim2nya , dia berani mempublikasikan apa yang dia yakini ........ 2009/12/5 iwan kustiawan <iwanph...@yahoo. com> ini baru budaya tiong hoa...he...he..he. .jadi teringat subjek cicit kaisar..orang2 yang mentertawakan orang lain itu seperti botol penuh tak bisa diisi lagi...sudah penuh dengan kesombongannya sendiri...ilmu pasti (science) saja berkembang dan bisa digantikan apalagi sejarah yang banyak dipengaruhi oleh politik, religi, etc...... selayaknyalah jika merekalah dari segi moral tiong hoa yang menjadi subjek tertawaan... .sepandai apapun orang yang sombong sama saja tak berguna bagi orang lain. --- On Sat, 12/5/09, east_road <east_r...@yahoo. com> wrote: From: east_road <east_r...@yahoo. com> Subject: [budaya_tionghua] Renungan minggu ini Jika kalau murid Baru bisa kencing berdiri, Guru kencing ??? To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Date: Saturday, December 5, 2009, 9:13 AM Dulu waktu kita SD, Selalu pas pelajaran Bahasa Indonesia, selalu ada pelajaran bagian belajar pepatah. Anda tentu ingat pepatah yang satu ini sering sekali, kita harus menghapal pepatah yang satu ini " Guru kencing berdiri, murid kencing berlari". Nah sekarang saya merenung dan mendapat sebuat ide untuk membuat saduran baru Dari pepatah ini bagaimana kalu Si murid baru bisa kencing berdiri si guru kencing gimana ?. Simak alkisah berikut ini : Pada suatu saat si Murid dengan bangganya dia memberi tahukan teman temannya yang masih kencing berlari lari, dia berkata" Loe pada tuh masih GOBLOK, liat g udah pintar G aja sekarang Kencing aja udah berdiri, Loe pada masih lari- lari ", Dengan sombongnya si murid baru bisa kencing berdiri, menantang semua orang sekitar dirinya, tak ada yang mampu kencing berdiri sebaik dirinya. Karena kesombongan si murid dia menantang Gurunya sendiri dan berkata " Guru sekarang saya bisa kencing berdiri, gimana dengan anda pas anda tidak bisa melampaui diri saya". Sang guru tersenyum dan muridnya berkata " Ayo kita adu kencing, siapa kencingnya lebih jago saya atau anda, pastilah saya karena saya sudah bisa kencing berdiri tidak seperti yang lainnya?". Dan sang guru menjawab tantangan muridnya. Maka mereka beradu kencing , Simurid ternyata si murid kalah oleh sang Guru dia bingung kok bisa ???. Padahal tehniknya sama sama berdiri. Anda mau tau kenapa si murid bisa kalah, jawabnya ternyata eh ternyata siGuru mampu kencing berdiri dan mengeluarkan air kencing dengan tegak lurus dan teratur, sehingga tidak mengotori badannya, dan simurid mengeluarkan air kencing dengan masih air kencingnya mencar mencar ketangannya, celananya, dan pula ke bajunya. Bertanya sama gurunya kok bisa air kencingnya lancar ?. Si guru berkata " dirimu masih baru mempelajari kencing berdiri, sementara aku sudah makan asam garam dari kencing berdiri, sehingga aku tau Air kencing ternyata juga sama penting daripada cara posisi kencing, cara mengeluarkan air kencing juga sama penting mempelajari cara posisi kencing" Arti dari kisah ini adalah janganlah kita sombong ketika kita berhasil mempalajari sebuah pengetahuan, menantang semua orang, Guru kita dgn diri kita masih lebih baik guru kita, karena dia sudah lama mempelajari ilmu pengtahuan tersebut dan fasih akan adanya, dia tidak perlu mencari lagi karena dia sudah tau mesti cari dimana, sementara orang yang baru bisa tahu ilmu masih mencari kesana kemari jawabannya apa lewat internet, buku dan sebgainya, itu lah bedanya dengan guru yang telah lama belajar dia tanpa mencari pun tau mesti bagaimana mengarahkan yang lebih baik ( lebih berpengalaman dari kita yang baru bisa ilmu pengetahuan)