KATA SIAPA ketua Mao tidak dijadikan Toa Pe Kong?
Coba lihat di link ini:
http://people.ku.edu/~kennedy1/faces_of_shaanxi.htm


--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, djoko santoso <yodj...@...> wrote:
>
> Maaf Bpk Liang U, saya sebenernya hanya memberi masukan saja, saya pernah 
> ketemu teman yang punya nama pokok (dipakai sehari2), tapi dia juga punya 
> alias (nama kedua), waktu saya tanya koq bisa gitu?, dia bilang untuk kias 
> (menghindari sial), saya orangnya berpikiran moderat tidak tahayul, tidak 
> percaya yang bukan2, maka saya juga tidak banyak tanya sama temen saya itu, 
> saya sendiri juga punya nama alias yg diberikan Engkong dalem, yang kalau 
> bertemu dengan Encek2 saya saya dipangil dengan nama itu, tapi iya dunia 
> sudah evolusi, menurut ceritera papah saya, rumah keluarga di kampung engkong 
> (rumah Leluhur) sudah diambil negara (RRC). 
> 
> Sekarang di Tiongkok sendiri banyak orang yang sudah tak dapat menelusuri 
> data keluarga, dan mereka sudah cukup moderat, sehingga mereka mereka membuat 
> nama sendiri2, dengan makna yg baik dan lafal yang enak/baik didengar. Saya 
> pribadi setuju sekali pendapat itu.
> 
> Dan sekarang RRC Moderat hingga Mao orang yang mempersatukan 1 miliar lebih 
> rakyat, tidak dijadikan Toa Peq Kong, cuma dibuatkan monumen untuk mengenang 
> jasa2nya.
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> ________________________________
> From: liang u <lian...@...>
> To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
> Sent: Thu, 21 January, 2010 13:27:19
> Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Ihwal Asal Nama-nama 'Asli'. (Was: MENCARI 
> PENULIS TIONGHOA)
> 
>   
> Sdr. Djoko, 
>   Seperti saya katakan yang dikaitkan peqji saya tak mampu, sebab dari situ 
> bisa menjalar ke hokki, nasib dll yang menyuangkut kepercayaan, sedang 
> kepercayaan sifatnya relatif, tiap orang akan menilai berbeda. 
>   Nama generasi sifatnya pribadi, misalnya tak akan ada yang tahu nama 
> generasi saya kecuali orang yang seturunan dengan saya. Nama generasi ditulis 
> dalam silsilah keluarga, tidak diumumkan secara umum. Saya sendiri kehilangan 
> nama generasi waktu perang kemerdekaan,  karena harus meninggalkan  rumah 
> untuk mengungsi secara mendadak. Teman kita di milis ini  ada seorang yang 
> mengumpul nama generasi semua orang yang ia kenal dan masih punya nama 
> generasinya. Tapi iapun cuma mengumpul, kalau anda tahu dialek anda apa, lalu 
> datang dari kabupaten mana di Tiongkoknya, kalau tahu kampungnya dll, nama 
> generasi itu di simpan di rumah leluhur. Di situ akan ada, kecuali waktu 
> perang sudah musnah. 
> Untuk sne yang besar, lebih mudah ditelusur, untuk sne yang kecil sangat 
> sulit karena jumlahnya sedikit. 
> Misalnya saya tahu nama dari generasi sne Ang dari kabupaten Nan'an (Hokkian 
> Lamwna, baca lam wa dengan bunyi hidung), tapi tiap kampung belum tentu 
> sama kalau leluhurnya tak sama.
> Rumah leluhur adalah rumah khusus untuk data keluarga, orang Tionghoa zaman 
> dulu, masih melapor kepada rumah tsb kalau mendapat anak baru. Dengan 
> demikian data di sana cukup lengkap. Di rumah leluhur orang boleh sembahyang 
> kepada leluhur tapi tidak untuk yang bukan leluhur, seperti dewa-dewa atau 
> pahlawan seperti Kuan Kong. 
> Hanya sekarang di Tiongkok sendiri banyak orang yang sudah tak dapat 
> menelusuri data keluarga, karena misalnya rumah leluhur hancur karena perang, 
> atau keluarganya miskin tak  ada yang membiayai dll. Mereka akhirnya membuat 
> nama sendiri, hanya dengan memilih ariti nama, harapan orang tua, enak 
> didengar bunyinya (relatif di mana), bagus bentuk hurufnya (terutama yang 
> senang kaligrafi), lazim dipakai atau tidak dll. Yang begini yang saya 
> sanggup. Ada yang masih ingin tahu  bunyinya dalam Mandarin dan dialeknya 
> sendiri. Misalnya salah satu nama anak wanita yang populer adalah Xiuyu, atau 
> Siu Giok dalam dialek Hokkian dan Siu Nyuk dalam dialek Hakka. Dulu keduanya 
> nama bagus untuk yang bisa dialek. Tapi untuk yang sudah tak mengerti dialek, 
> meskpun orang Hakka sudah tak mau lagi, karena bunyinya kurang baik. Nyuk 
> oleh teman-temannya bisa dipanggil kunyuk. Itu sekedar contoh, bunyi baik 
> tidaknya tergantung tempatnya. Di Tiongkok saya pernah menemukan orang
>  bernama Ma Ling. Di Indonesia tak ada orang yang mau memberi nama Ma Ling 
> kepada anaknya. 
> Salam, semoga membantu
> Liang U 
>   
> 
> 
> 
> 
> ________________________________
>  From: djoko santoso <yodj...@yahoo. co.uk>
> To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
> Sent: Wed, January 20, 2010 2:35:23 PM
> Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Ihwal Asal Nama-nama 'Asli'. (Was: MENCARI 
> PENULIS TIONGHOA)
> 
>   
> Salut pada bapak Liang_u. 
> 
> Apa bapak Liang bisa?, kan nama tionghua itu ada marga, keturunan ke berapa, 
> ada arti yang mendalam, untuk kehidupan selanjutnya si anak (HOKINYA) harapan 
> ortunya. dll. termasuk tolak balanya.
> 
> Salam sejahtera djoko santoso
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> ________________________________
>  From: liang u <lian...@yahoo. com>
> To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
> Sent: Wed, 20 January, 2010 10:18:05
> Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Ihwal Asal Nama-nama 'Asli'. (Was: MENCARI 
> PENULIS TIONGHOA)
> 
>   
> Nama yang tidak dikaitkan dengan peqji atau waktu dan tanggal kelahiran, tapi 
> hanya berupa harapan orang tua, baik dalam arti, enak didengar, huruf yang 
> lazim atau yang kurang lazim dll. Saya sanggup membantu, tapi kalau yang 
> dikaitkan peqji silahkan menghubungi sdr. King Hian, hanya maaf kalau beliau 
> kerjanya sibuk sekali. Saya sih pensiunan, kecuali ngurusin cucu.  
> Kiongchiu
> Liang U
> 
> 
> ________________________________
>  From: "zho...@yahoo. com" <zho...@yahoo. com>
> To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
> Sent: Tue, January 19, 2010 10:04:57 PM
> Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Ihwal Asal Nama-nama 'Asli'. (Was: MENCARI 
> PENULIS TIONGHOA)
> 
>   
> Tidak usah terbebani oleh segala hitung2an dan ramalan2 nasib, itu hanya 
> menghambat saja. Yg penting tanya ke orang yg ngerti bhs mandarin, tak cukup 
> hanya bisa bicara, tapi juga harus memahami bhs tulisan secara baik. Kalau 
> ada latar belakang sastra akan lebih baik, bisa dicarikan nama yg tdk pasaran 
> dan halus bermakna. Saya kira ini tdk terlalu sulit dicari, di millis ini 
> saja banyak yg mampu..
> 
> Sent from my BlackBerry®
> powered by Sinyal Kuat INDOSAT
> ________________________________
>  
> From: "iie_siang" <iie_si...@yahoo. com> 
> Date: Tue, 19 Jan 2010 10:13:34 -0000
> To: <budaya_tionghua@ yahoogroups. com>
> Subject: [budaya_tionghua] Re: Ihwal Asal Nama-nama 'Asli'. (Was: MENCARI 
> PENULIS TIONGHOA)
>   
> Kalau di Bosnia ada Ethnical Cleansing...
> Disini ada Cultural Cleansing.. 
> 
> Memberi nama Tionghua? Bisa berjalankah himbauan anda???
> 
> Untuk yang Tionghua beneran sih sampe skr masih melakukan..
> 
> lha untuk ChinaBingung? .. yang gak terdidik sejarah dan bahasanya?
> bukankah menjadi sulit...
> 
> Di jaman dahulu setahu saya untuk mendapatkan nama tionghua seseorang kadang 
> meminta
> jasa 'kwaa mia' itupun kalau melihatnya sesudah bocah berumur satu bulan (man 
> yue)
> padahal dalam peraturan kependudukan seseorang hanya diberi waktu 4 hari 
> untuk memberikan
> nama bagi akta kelahirannya. . .. susah khan?!
> 
> Anda punya saran2 yang sesuai jaman untuk rekan2 BT yang lainnya?
> (terutama yang di daerah2)
> 
> --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, zhoufy@ wrote:
> >
> > Ini memang tragedi generasi. Salah satu bukti politik pembersihan etnis 
> > Orde Baru! 
> > 
> > Untuk mengkoreksi, sekarang belum terlambat, mulailah mendaftarkan nama 
> > Tionghoa di akte kelahiran anak2 yg sekarang baru lahir! Keponakan saya 
> > punya anak, didaftarkan pakai nama tionghoa lengkap, baru dibelakangnya 
> > diembel2i nama alias nama bule. 
> > 
> > Nama resmi ini penting, karena yg akan dipakai di sekolahan dan kartu 
> > penduduk. jika hanya diberi nama tionghoa sbg pelengkap, takutnya jarang 
> > terpakai, malah mubazir.
> > 
> > Sent from my BlackBerry®
> > powered by Sinyal Kuat INDOSAT
> > 
> > -----Original Message-----
> > From: "iie_siang" <iie_siang@ ..>
> > Date: Sun, 17 Jan 2010 15:15:56 
> > To: <budaya_tionghua@ yahoogroups. com>
> > Subject: [budaya_tionghua] Re: Ihwal Asal Nama-nama 'Asli'. (Was: MENCARI 
> > PENULIS TIONGHOA)
> > 
> > Maaf saya nimbrung..
> > 
> > Saya risih kalo ngliat berita duka kematian di Harian Kompas..
> > 
> > kalo yang meninggal umur 70an keatas, masih pake nama tionghua..
> > umur50an keatas pake nama Tionghua dengan dikurung nama Indonesianya. .
> > (mungkin masih wajar karena tinggal di indonesia)
> > 
> > Lha saat liat cucu-cucunya atawa anak2nya yang lahir baru2..
> > wah! semuanya Freddy, Catherine,joseph, Jonathan, Andreas...
> > (matanya biru semua.. he... he..)
> > 
> > saya gak yakin mereka punya 3 nama lagi..
> > bukankah ini menunjukkan budaya tionghua yang sangat luntur...
> > bagi saya ini aneh, hanya dalam satu generasi aja bisa ilang semuanya 
> > dengan cepat
> > 
> > saya rasa tidak gampang untuk menghilangkan sebuah budaya tanpa campur 
> > tangan kekuasaan
> > 
> > adakah yg bisa menerangkan secara politis yang seimbang?
> > 
> > thx.
> > 
> > --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, "Ophoeng" <ophoeng@> wrote:
> > >
> > > Bung (atau Bu?) Younginheart dan TTM semuah,
> > > 
> > > Hai, apakabar? Sudah makan?
> > > 
> > > Hehehe.... lagi bicara soal asl nama-nama orang nih ya?
> > > 
> > > Katanya, nama-nama orang yang sering kita sebut sebagai 'asli' di Jawa 
> > > itu sebenernya ya bukan nama asli juga. Kalau ndak salah sih itu pengaruh 
> > > dari Hindu, persisnya Sansekerta. Susilo, Gunawan, Chandra, Aditya, 
> > > Purnama, Sri, dan yang awalannya 'Su' (kecuali 'Suma' tentu) itu semua 
> > > kebanyakan ya berasal dari Sansekerta tuh, jeh!
> > > 
> > > Lha, Hanacaraka (Honocoroko) itu pengaruh dari siapa coba?
> > > 
> > > Jadi, apa yang bisa disebut asli dong kalau begitu? Lha, sejak jaman dulu 
> > > kala saja, sudah saling pengaruh-mempengaru hi gitu, ketika itu 
> > > komunikasi masih sulit dan lambat. Perjalanan dari Jawa ke Formosa 
> > > (Taiwan) ajah kabarnya makan waktu 28-30 hari lewat laut.
> > > 
> > > Apalagi jaman sekarang, ketika batas-batas negara (dan budaya) sudah 
> > > begitu tipisnya, berkat kemajuan teknologi internet yang borderless. 
> > > Jadi, kalau kemaren ada hehebohan klaim soal lagu atau produk kesenian 
> > > atau kebudayaan 'milik' siapa, kayaknya sudah ketinggalan jaman tuh ya? 
> > > Yang penting bukan soal 'milik' atau ciptaan siapa sih, sekarang mah: 
> > > siapa yang bisa memanfaatkan produk itu menjadi duwit. Kabarnya kemaren 
> > > pernah banjir masuk kain batik 'pabrikan' impor yang murah ya? Koq 
> > > produsen lokal gak terpikir memproduksinya tuh.
> > > 
> > > Begitu sajah sih ya.
> > > 
> > > Salam makan enak dan sehat,
> > > Ophoeng
> > > BSD City, Tangerang Selatan
> > > 
> > > http://ophoeng. multiply. com/
> > > 
> > > 
> > > 
> > > --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, "younginheart5000" <crv118@> 
> > > wrote:
> > > 
> > > pemuda pemudi Jawa juga sudah nggak pakai lagi nama Jawa, tetapi nama 
> > > Timur Tengah: Baroqah an Nur, Sitti Hajar, Khairunnisaa, dsb.. ha ha ha 
> > > .. jadi nggak leiatan Jawa lagi..
> > >
> >
>


Reply via email to