Nama generasi dipakai oleh keluarga yg silsilah keturunannya jelas, biasanya 
diturunkan oleh leluhur yg kedudukan sosialnya cukup tinggi dan punya 
pendidikan. Jadi di zaman perang, di mana banyak keluarga yg ter cerai berai, 
tdk semua orang ingat nama generasi yg hrs dipakai oleh keturunannya. Misalnya 
anak yg sedari kecil sudah dititipkan ke orang lain untuk merantau ke 
nanyang(asia tenggara, ketika dia punya anak, bisa2 dia sdh kehilangan kontak 
dng keluarga besarnya di kampung asal, dia tak bisa tanya lagi nama generasi 
bagi anaknya.

Bagi orang2 susah seperti itu, umumnya tak peduli lagi nama generasi. Tapi pada 
suatu waktu, salah satu keturunannya berhasil, mempunyai kedudukan sosial yg 
tinggi. Diapun mulai membuat nama generasi yg baru, dimulai dari anaknya.

Utk kasus cekkong anda, itu tak lazim, karena saudara2nya masih paham dan 
meneruskan nama generasi, dia tak perlu membuat nama generasi baru. Kecuali 
karena suatu hal dia menyatakan lepas dr ikatan keluarga besar.

Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-----Original Message-----
From: Steve Haryono <hay...@yahoo.com>
Date: Wed, 20 Jan 2010 01:21:06 
To: <budaya_tionghua@yahoogroups.com>
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Ihwal Asal Nama-nama 'Asli'. (Was: MENCARI 
PENULIS TIONGHOA)

Ko Fuyan,

Ada pertanyaan sedikit.
Saya punya cek-kong memberikan nama generasi anaknya dengan nama HAUW. Kemudian 
dipesankan kepada anak-anaknya kalau punya anak, diberikan nama generasi TIONG.

Saya katakan kepada salah satu anaknya itu (karena si Cek-kong sudah 
meninggal), koq nama kamu (mestinya panggil ncek sih) pake HAUW ? khan generasi 
nya pake nama TJOE ? Dan juga generasi dibawah TJOE khan jelas (buat saya sih 
jelas) kalau pake nama THIAN.

Maksud saya bertanya, koq si cek-kong lain sendiri nih ?

Terus dijawab katanya dulu si Cek-Kong lagi ingin membuat puisi generasi baru, 
dan katanya mesti memulai dengan Hauw-Tiong dulu. Apakah ini benar ? atau 
reka-reka nya si cek-kong saja ?


Kemudian soal 'jaman dulu', saya melihat memang dari mulai generasi ke 2-3 dari 
leluhur saya nama generasi mulai dipakai. Tapi justru yang datang cuman pake 1 
nama saja. Saya kebetulan punya beberapa silsilah keluarga, misalnya The Boen, 
Siem Ting, Liem Bok, dll (tidak sedikit juga yang pake 2 nama).
Anak-anaknya banyak juga yang tidak memakai nama generasi. Apa mungkin gejala 
kemiskinan ya ? jadi boro-boro mikirin nama generasi. mikirin makan saja udah 
bikin pusing ?

Salam,
Steve




________________________________
From: "zho...@yahoo.com" <zho...@yahoo.com>
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Wed, January 20, 2010 9:52:07 AM
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Ihwal Asal Nama-nama 'Asli'. (Was: MENCARI 
PENULIS TIONGHOA)

  
Nama generasi:
Zaman dulu nama orang tionghoa sering mengandung nama generasi, zaman sekarang 
tiongin sdh susah nelusuri nama generasi, maka alangkah baiknya angkatan baru 
di sini mempersiapkan nama generasi buat anak cucu cicitnya.

Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT
________________________________

From:  liang u <lian...@yahoo. com> 
Date: Tue, 19 Jan 2010 19:18:05 -0800 (PST)
To: <budaya_tionghua@ yahoogroups. com>
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Ihwal Asal Nama-nama 'Asli'. (Was: MENCARI 
PENULIS TIONGHOA)
  
Nama yang tidak dikaitkan dengan peqji atau waktu dan tanggal kelahiran, tapi 
hanya berupa harapan orang tua, baik dalam arti, enak didengar, huruf yang 
lazim atau yang kurang lazim dll. Saya sanggup membantu, tapi kalau yang 
dikaitkan peqji silahkan menghubungi sdr. King Hian, hanya maaf kalau beliau 
kerjanya sibuk sekali. Saya sih pensiunan, kecuali ngurusin cucu.  
Kiongchiu
Liang U


________________________________
From: "zho...@yahoo. com" <zho...@yahoo. com>
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Sent: Tue, January 19, 2010 10:04:57 PM
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Ihwal Asal Nama-nama 'Asli'. (Was: MENCARI 
PENULIS TIONGHOA)

  
Tidak usah terbebani oleh segala hitung2an dan ramalan2 nasib, itu hanya 
menghambat saja. Yg penting tanya ke orang yg ngerti bhs mandarin, tak cukup 
hanya bisa bicara, tapi juga harus memahami bhs tulisan secara baik. Kalau ada 
latar belakang sastra akan lebih baik, bisa dicarikan nama yg tdk pasaran dan 
halus bermakna. Saya kira ini tdk terlalu sulit dicari, di millis ini saja 
banyak yg mampu.

Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT
________________________________

From:  "iie_siang" <iie_si...@yahoo. com> 
Date: Tue, 19 Jan 2010 10:13:34 -0000
To: <budaya_tionghua@ yahoogroups. com>
Subject: [budaya_tionghua] Re: Ihwal Asal Nama-nama 'Asli'. (Was: MENCARI 
PENULIS TIONGHOA)
  
Kalau di Bosnia ada Ethnical Cleansing..
Disini ada Cultural Cleansing.. 

Memberi nama Tionghua? Bisa berjalankah himbauan anda???

Untuk yang Tionghua beneran sih sampe skr masih melakukan..

lha untuk ChinaBingung? .. yang gak terdidik sejarah dan bahasanya?
bukankah menjadi sulit...

Di jaman dahulu setahu saya untuk mendapatkan nama tionghua seseorang kadang 
meminta
jasa 'kwaa mia' itupun kalau melihatnya sesudah bocah berumur satu bulan (man 
yue)
padahal dalam peraturan kependudukan seseorang hanya diberi waktu 4 hari untuk 
memberikan
nama bagi akta kelahirannya. . .. susah khan?!

Anda punya saran2 yang sesuai jaman untuk rekan2 BT yang lainnya?
(terutama yang di daerah2)

--- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, zho...@... wrote:
>
> Ini memang tragedi generasi. Salah satu bukti politik pembersihan etnis Orde 
> Baru! 
> 
> Untuk mengkoreksi, sekarang belum terlambat, mulailah mendaftarkan nama 
> Tionghoa di akte kelahiran anak2 yg sekarang baru lahir! Keponakan saya punya 
> anak, didaftarkan pakai nama tionghoa lengkap, baru dibelakangnya diembel2i 
> nama alias nama bule. 
> 
> Nama resmi ini penting, karena yg akan dipakai di sekolahan dan kartu 
> penduduk. jika hanya diberi nama tionghoa sbg pelengkap, takutnya jarang 
> terpakai, malah mubazir.
> 
> Sent from my BlackBerry®
> powered by Sinyal Kuat INDOSAT
> 
> -----Original Message-----
> From: "iie_siang" <iie_si...@. ..>
> Date: Sun, 17 Jan 2010 15:15:56 
> To: <budaya_tionghua@ yahoogroups. com>
> Subject: [budaya_tionghua] Re: Ihwal Asal Nama-nama 'Asli'. (Was: MENCARI 
> PENULIS TIONGHOA)
> 
> Maaf saya nimbrung..
> 
> Saya risih kalo ngliat berita duka kematian di Harian Kompas..
> 
> kalo yang meninggal umur 70an keatas, masih pake nama tionghua..
> umur50an keatas pake nama Tionghua dengan dikurung nama Indonesianya. .
> (mungkin masih wajar karena tinggal di indonesia)
> 
> Lha saat liat cucu-cucunya atawa anak2nya yang lahir baru2..
> wah! semuanya Freddy, Catherine,joseph, Jonathan, Andreas...
> (matanya biru semua.. he... he..)
> 
> saya gak yakin mereka punya 3 nama lagi..
> bukankah ini menunjukkan budaya tionghua yang sangat luntur...
> bagi saya ini aneh, hanya dalam satu generasi aja bisa ilang semuanya dengan 
> cepat
> 
> saya rasa tidak gampang untuk menghilangkan sebuah budaya tanpa campur tangan 
> kekuasaan
> 
> adakah yg bisa menerangkan secara politis yang seimbang?
> 
> thx.
> 
> --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, "Ophoeng" <ophoeng@> wrote:
> >
> > Bung (atau Bu?) Younginheart dan TTM semuah,
> > 
> > Hai, apakabar? Sudah makan?
> > 
> > Hehehe.... lagi bicara soal asl nama-nama orang nih ya?
> > 
> > Katanya, nama-nama orang yang sering kita sebut sebagai 'asli' di Jawa itu 
> > sebenernya ya bukan nama asli juga. Kalau ndak salah sih itu pengaruh dari 
> > Hindu, persisnya Sansekerta. Susilo, Gunawan, Chandra, Aditya, Purnama, 
> > Sri, dan yang awalannya 'Su' (kecuali 'Suma' tentu) itu semua kebanyakan ya 
> > berasal dari Sansekerta tuh, jeh!
> > 
> > Lha, Hanacaraka (Honocoroko) itu pengaruh dari siapa coba?
> > 
> > Jadi, apa yang bisa disebut asli dong kalau begitu? Lha, sejak jaman dulu 
> > kala saja, sudah saling pengaruh-mempengaru hi gitu, ketika itu komunikasi 
> > masih sulit dan lambat. Perjalanan dari Jawa ke Formosa (Taiwan) ajah 
> > kabarnya makan waktu 28-30 hari lewat laut.
> > 
> > Apalagi jaman sekarang, ketika batas-batas negara (dan budaya) sudah begitu 
> > tipisnya, berkat kemajuan teknologi internet yang borderless. Jadi, kalau 
> > kemaren ada hehebohan klaim soal lagu atau produk kesenian atau kebudayaan 
> > 'milik' siapa, kayaknya sudah ketinggalan jaman tuh ya? Yang penting bukan 
> > soal 'milik' atau ciptaan siapa sih, sekarang mah: siapa yang bisa 
> > memanfaatkan produk itu menjadi duwit. Kabarnya kemaren pernah banjir masuk 
> > kain batik 'pabrikan' impor yang murah ya? Koq produsen lokal gak terpikir 
> > memproduksinya tuh.
> > 
> > Begitu sajah sih ya.
> > 
> > Salam makan enak dan sehat,
> > Ophoeng
> > BSD City, Tangerang Selatan
> > 
> > http://ophoeng. multiply. com/
> > 
> > 
> > 
> > --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, "younginheart5000" <crv118@> 
> > wrote:
> > 
> > pemuda pemudi Jawa juga sudah nggak pakai lagi nama Jawa, tetapi nama Timur 
> > Tengah: Baroqah an Nur, Sitti Hajar, Khairunnisaa, dsb.. ha ha ha .. jadi 
> > nggak leiatan Jawa lagi..
> >
>



 


      

Reply via email to