Saya kira disini kalian keliru.

Communism yg diciptakan oleh Karl Marx tujuannya asalah menciptakan classless 
society dimana semua anggota dari community sama² bertanggung jawab.  Communism 
menghilangkan class capitalis --- mereka menggantikan dictatorship capitalist 
dgn dictatorship dari commmune member.
Didalam system communism yg murni kita seharusnya tidak akan menemukan 
centralized government - mereka tidak kenal milik pribadi tetapi segala 
adalah secara collective, organisasi kaum buruh yg bekerja utk anggota².
Didalam model yg murni kita tidak akan menemukan persoalan agama atau persoalan 
capital atau persoalan siapa yg memiliki senjata.  Ingatlah semua adalah sama 
rata dan sama rasa.

Apa yg kita ketemukan didalam system kommunism di USSR, PRC PRK, PRV, Cuba,  
ialah ajusted communism. Penduduk USSR adalah ket. suku² SiungNu dan sifat dari 
bangsa ini dimasukkan kedalam system mereka dan menjadi stalinisme. Di China 
dimana majority adalah petani mereka menciptakan Maoisme dsb. Oleh karena basis 
filsafat communism tidak memperhitungkan sifat manusia yg kita dpt dari alam - 
"survival of the fittest" maka communism gagal -[ juga jikalau memakai 
adjustment yg dipergunakan oleh Mao.] Agama diPRC dilarang oleh karena semua 
asal dari negara imperialis yg menindas China.  Agama tradisi seperti tridarma 
tidak dpt dihilangkan. Sewaktu jaman republic national agama kristen juga tidak 
disenangi tetapi memang tidak dilarang.[ thanks to the Soong family]

Pure communism jaman sekarang kita ketemukan diJepang diantara penduduk 
dipedalamannya. Juga diIndonesia kita menemukannya diantara suku yg masih 
"primitip" diPapua dimana clan bertindak sebagai commune mereka. Juga ini kita 
lihat diantara pribumi amazone. ----  Inilah tujuan dari Karl Marx ---- tetapi 
dia melupakan keadaan jaman dimana society jauh lebih complex dan jauh lebih 
besar. Utk ini dia tidak ada obatnya.

Revolusi communism adalah kurang lebih sama dgn revolusi Perancis jaman 
Robespierre.  Mereka rakyat jelata sudah putus asa dan mengambil alih kekuasaan 
tanpa persiapan dan dgn ini menciptakan chaos dan genocide. Dis ketiga revolusi 
ini Perancis, Russia dan China hasilnya sama dan baru setelah puluhan tahun 
mereka insyaf dan kembali kesystem socialisme yg kita kenal diEU sekarang ini.

Andreas



________________________________
From: iie_siang <iie_si...@yahoo.com>
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Sun, March 7, 2010 10:25:24 AM
Subject: [budaya_tionghua] Re: Paham (was: Imlek Agama atau Budaya?)

Bener juga...
komunis khan berasal dari commune/communal... yang berarti pemerintahan yang 
berbasis pada
rakyatnya...

Kekuasaan Negara lebih tinggi dari 'kekuasaan' Agama
Tentunya kalo ada suatu agama yang menyimpang/bakal membuat kekuasaan negara 
tercerai, sudah sepantasnya dibasmi..

Negara komunis lebih menanamkan rakyat untuk cinta/loyal terhadap negaranya..., 
loyal terhadap pemimpin/peraturan2 yg dibuat..(tak ada istilah demokrasi untuk 
komunis)

semuanya DEMI NEGARA bukan sekedar jargon2

KeLOYALan rakyat terhadap negaranya saya rasa hanya dapat ditandingi dengan 
Negara yang menganut SATU agama ato adanya SATU ras yang sama

Untuk negara Kita, seorang syech Puji yang jelas2 menyimpang dari aturan Negara 
sulitnya bukan main untuk bisa nurut dengan pemerintah karena ada 'kekuasaan' 
lain yang lebih 'tinggi' daripada aturan negara..
Ini hanya satu contoh dimana cinta negara hanyalah sebuah jargon saja..


--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Ong Bun <ayam_o...@...> wrote:
>
> 
> yang tidak beragama itu ATHEIS
> kalau komunis itu lawannya kapitalis
> sebetulnya hanya paham sistem pemerintahan saja dan tidak ada kaitannya
> dengan agama
> 
> hanya saja pemeritahan kita dulu berhubung (dipaksa) berpihak pada
> negara2 kapitalis, sehingga komunisme dianggap sama dengan atheisme
> supaya rakyat lebih mudah membencinya (hingga sekarang) - padahal
> komunisme tetap tidak bisa diterapkan di Indonesia karena bukan daratan
> luas melainkan negara kepulauan, sehingga "sama rasa sama rata" sulit
> diterapkan di negara yang terpisah air apalagi di jaman tahun 1950-an
> yang belum kenal internet
> 
> ada kemungkinan juga mengutip kata2 dari ketua Mao tentang "agama itu
> racun" karena pada saat itu banyak gejolak dalam negri yang bersitegang
> antar agama seperti buddhist dengan tao dengan kristen dengan katolik,
> dan sebagainya sehingga negara menetapkan diri bahwa negara tidak akan
> mengatur, tidak akan menanggapi kehidupan beragama rakyatnya..
> 
> namun memang di era 1950-an hingga 1980-an ada beberapa penyerangan
> pemerintah terhadap rumah2 ibadat yang dianggap melanggar hukum karena
> sudah menyalahi aturan yang memasalahkan perbedaan beragama atau
> mengagungkan agama sendiri dan menghina agama orang lain atau
> menggunakan agama sebagai kedok menjadi lawan politik.
> 
> Ditambah lagi invasi RRC terhadap Tibet yang kemudian dijadikan
> propinsi, sebetulnya didasari dari ketua Mao yang tidak mau Tibet
> dicaplok oleh Inggris karena dari India Inggris sudah mengincar Tibet
> untuk kemudian memisahkan Xinjiang dari RRC di era perang dingin dulu.
> 
> Hal ini kemudian dikemas oleh media sebagai bentuk penyerangan terhadap
> agama dan dijadikan bukti versi media barat saat itu sebagai kebencian
> komunisme kepada agama.
> 
> sekarang komunisme sudah bisa dibilang bukan ancaman bagi kapitalisme
> lagi karena Uni Soviet sudah bubar. Sekarang dicari musuh baru supaya
> bisnis senjata, bisnis kendaraan lapis baja, bisnis seragam militer,
> hingga bisnis obat2an tetap bisa laku keras jika ada perang.
> 
> sebetulnya bukan masalah paham yang mana yang benar atau mana yang
> salah.. semua paham akan jadi baik jika yang menjalankan orang baik..
> sebaliknya apa pun pahamnya akan jadi bencana jika yang menjalankan
> adalah orang serakah.
> 
> namun balik2 lagi, tidak salah juga jika banyak orang yang beranggapan
> bahwa komunisme adalah atheisme walau perbedaannya jauh sekali... ini
> berkat kesuksesan media blok barat mengemas berita dan suksesnya
> intelijen blok barat meramu doktrin cuci otak dalam perang dingin yang
> berakhir di tahun 1991
> 
> 
> 
> >    --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com
> >    </mc/compose?to=budaya_tionghua%40yahoogroups.com>, Tjandra Ghozalli
> >    <ghozalli2002@ ...> wrote:
> >    >
> >    > Dear members,
> >    > Ya tentu saja Vatican tidak mengizinkan. Saya hanya ingin
> >    menyatakan bahwa umat Katholik bebas merayakan Imlek karena Imlek
> >    kami anggap adalah hari raya budaya Tionghoa. Bahkan di RRT yang
> >    komunis (tidak beragama) toh merayakan pesta musim semi (Imlek) ini
> >    menyatakan bahwa Imlek adalah pesta budaya lebih dominan dari pada
> >    hari raya agama. RGDS.TG
> >    >
>




------------------------------------

.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Website global http://www.budaya-tionghoa.net :.

.: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :.

Yahoo! Groups Links



    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke