Liang U LaoXiong, Agaknya Wei yg berarti "ya" bukan hanya ada di kamus bhs Hokian, tapi juga ada dalam kamus bhs mandarin. saya belum mencek kamus di rumah. Tapi menemukannya di translater google online lewat Black barry. Disitu tertera 2 istilah dlm bhs inggris : 1. Only; 2. Yes.
Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -----Original Message----- From: liang u <lian...@yahoo.com> Date: Thu, 25 Mar 2010 19:57:37 To: <budaya_tionghua@yahoogroups.com> Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: ASAL OWE DARI MANA? Sdr.Zhou, dalam email saya yang lalu setelah membenarkan Sdr. David Kwa, bahwa 唯 dalam kamus Douglas yang di terbitkan dua abad yang lalu berarti mengiakan, saya pernah mengatakan, bahwa istilah owe untuk mengiyakan dapat kita anggap sudah selesai, meskipun saya punya pertanyaan, kalau berasal dari dialek Hokkian, mengapa orang Hokkian totok tak memakainya tapi peranakan yang memakainya. Saya minta masukan dari rekan lain apakah we itu masih dipakai oleh orang Hokkian asli di Tiongkok ataupun di Taiwan? Mengapa? Karena kamus Hokkian terbaru untuk logat Zhangzhou yang belum lama diterbitkan di Tiongkok, kata we sebagai "ya" tetap tercantum, hurufnyapun tetap 唯. Kamus ini banyak dipunyai oleh rekan kita karena waktu itu dicopy beberapa oleh sdr. Keng Hian. Ini sebagai konfirmasi thd kamus Douglas yang terbit tahun 1873 kalau tak salah. Sudah terlalu lama, kemungkinan sebuah kata bisa berubah. Setelah itu, saya katakan, tinggal owe yang berarti aku. Ini belum ada kesimpulan. Pendapat saya mungkin berasal dari gue, itu perkiraan saya bukan berarti harus begitu. Justru saya mohon masukan yang lain. Mari telusur terus asal ada masukan baru. Kiongchiu ________________________________ From: "zho...@yahoo.com" <zho...@yahoo.com> To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Thu, March 25, 2010 6:28:43 PM Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: ASAL OWE DARI MANA? Dlm kamus, Istilah wei memang berarti yes, utk mengiyakan. Tapi sejak kapan menjadi saya? Apakah di bumi tiongkok atau sesudah di indonesia? Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT ________________________________ From: liang u <lian...@yahoo. com> Date: Wed, 24 Mar 2010 22:48:54 -0700 (PDT) To: <budaya_tionghua@ yahoogroups. com> Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: ASAL OWE DARI MANA? Sdr. Zhou, maaf sekali saya keliru, wei yang saya maksud adalah wei 唯 dalam kamus Hokkian karangan Douglas yang dibuat dua abad yang lalu, maupun kamus baru yang diterbitkan belum 5 tahun yang lalu di Tiongkok yang artinya mengiakan, yaitu "ya" yang cocok dengan owe yang berarti ya dalam kebiasaan orang Tionghoa peranakan. Untuk wei hallo anda yang benar, jadi tak dapat dikaitkan. Maaf atas kesalahan ini. Xiexie Liang U ________________________________ From: "zho...@yahoo. com" <zho...@yahoo. com> To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Sent: Wed, March 24, 2010 3:44:26 PM Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: ASAL OWE DARI MANA? Setahu saya, pengganti kata hallo memang Wei, tapi ini tdk hanya untuk yg menjawab, juga untuk yg memanggil. Rasanya cukup jauh dihubungkan dng kata ganti orang pertama. Lagian wei disini tulisannya 喂, bukan 唯。 Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT ________________________________ From: liang u <lian...@yahoo. com> Date: Tue, 23 Mar 2010 19:22:20 -0700 (PDT) To: <budaya_tionghua@ yahoogroups. com> Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: ASAL OWE DARI MANA? Hiantit David Kwa, Keterangan anda benar, oe dalam kamus Douglas berasal dari 唯。Kata wei (Mandarin) adalah kata populer yang dipergunakan setiap orang kalau menelpon di Tiongkok sampai sekarang, mereka tidak pernah memakai kata Hallo, begitu telpon diangkat mereka menyahut wei? Yang aneh, kata ini kata Tionghoa asli, dipakai diseluruth Tiongkok, mengapa di Indonesia yang totok justru tak tahu, tapi yang peranakan yang menggunakannya? Oleh karena itu kesimpulan banyak orang (termasuk saya sendiri) kata owe khas di Indonesia, khususnya Jawa adalah kata khusus kaum peranakan. Mungkinkah karena waktu itu belum banyak telpon, sehingga saya tak pernah mendengar orang totok menggunakan kata owe? Kata wei (Hokkian we), masih dipakai terus di Tiongkok, kecuali yang sudah westernisasi menggunakan kata hallo, adakah teman kita yang sering ke Hokkian atau Taiwan pernah mendengar mereka menjawab telpon dengan kata we? Kalau ada maka pasti owe ini berasal dari we. Tinggal owe yang berarti saya, kata ganti pertama, dapatkah kita tarik bahwa juga berasal dari kata wei? Di kamus tidak disebut apa-apa. Tolong input yang lain, agar kedua arti kata owe ini pasti posisinya, tidak menjadi tanda tanya lagi. Terima kasih atas masukan hiantit David Kwa, saya sendiri punya kamus sejenis itu hanya saja ragu kesimpulannya seperti saya katakan di atas. Hanya sayang saya tak dapat membuka Hanzi dari email anda, apakah huruf 唯 saya sama dengan yang dimaksud anda? Banban kamsia li. Liang U ________________________________ From: David <dkh...@yahoo. com> To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Sent: Tue, March 23, 2010 2:36:47 PM Subject: [budaya_tionghua] Re: ASAL OWE DARI MANA? Ngpeq Liang U, pak Ie, dan RRS, Sepengetahuan owè, kata ganti orang pertama tunggal laki-laki bentuk hormat khas Tionghoa Peranakan OWÈ berasal dari kata Hokkian (Selatan) UÈ å"¯. Dalam Douglas, Carstairs, Chinese-English Dictionary of the Vernacular or Spoken Language of Amoy, with the Principal Variations of the Chang-chew (i.e. Zhangzhou 漳州) and Chin-chew (i.e. Quanzhou 泉州) Dialects (London: 1873), halaman 350b, ada entri OÈ å"¯ (baca: UÈ) yang didefinisikan sebagai “the answer to a call; yes, sir!â€� Jadi, menurut kamus itu, anak orang Hokkian biasanya menjawab panggilan bapanya atau ibunya, atau orang lain yang dihormati, dengan “UÈ å"¯!â€� Kata UÈ å"¯ ini diadopsi dalam bahasa Melayu Tionghoa, bahasa kaum Peranakan di berbagai kota di seluruh Nusantara, a.l. sampai ke Sumatra Barat, bukan hanya Jawa dari Barat hingga Timur, seiring dengan meningkatnya jumlah kaum Peranakan yang merupakan keturunan orang Tionghoa Totok (SINKHEQ 新客) dengan perempuan lokal (NYAI). Kaum Baba (laki-laki Tionghoa Peranakan) mengadopsi budaya dari pihak ayah yang Totok, sementara kaum Nyonya (perempuan Tionghoa Peranakan) mewarisi budaya ibunya yang perempuan lokal. Di kalangan kaum Baba UÈ―yang dieja OWÈ dalam bahasa Melayu Tionghoa dan Indonesia―memperoleh makna tambahan; OWÈ tidak lagi sekadar mengiakan panggilan seseorang yang dihormati, OWÈ juga mengandung makna kata ganti orang pertama tunggal laki-laki bentuk hormat. Namun, berbeda dengan kaum BABA, kaum NYONYA tetap menggunakan SAYA yang dipakai ibu mereka, BUKAN OWÈ! Di kuping kaum BABA, kata ganti Hokkian (Selatan) GUA æˆ`, yang sebenarnya bermakna netral, terdengar lebih kasar ketimbang kata OWÈ, yang halus. Dalam budaya Peranakan, akan dianggap SANGAT TIDAK SOPAN apabila seorang anak berani memakai kata ganti GUA terhadap orangtuanya, di mana seharusnya kata ganti hormat OWÈ lah yang dipakai. Begitulah, kata OWÈ seharusnya dipakai oleh seseorang yang berkedudukan sosial lebih rendah terhadap seseorang yang lebih tinggi (anak terhadap orangtua, adik terhadap koko/cici, bawahan terhadap atasan, dsb). Dalam posisi sebaliknya, termasuk antarsahabat AKRAB, kata ganti GUA lah yang dipakai. Kata GUA juga sering dipakai dalam keadaan marah. Seseorang yang tadinya secara sopan menggunakan kata ganti OWÈ dalam bertutur, bisa saja tiba-tiba beralih ke kata ganti GUA dalam keadaan marah kepada orang kedua. Demikianlah pendapat owè mengenai asal-usul kata ganti OWÈ. Kiongchiu, DK --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, iskandar effendi <iskandar.effendi@ ...> wrote: salam hormat , oom Liang, semoga sehat selalu. ingin berbagi sedikit, tentang sebutan owe ini. di daerah Padang, dalam pergaulan sehari hari , kita menyebut diri sendiri kepada yang lebih tua, sebagai "we", .. tidak pake "o". sedangkan terhadap teman sebaya, .."gua"... kepada yang lebih tua umurnya,... memanggil " ie--ie",perempuan ...dan ... "encek",lelaki kepada yang seumur.... "lu" kepada yang lebih muda ..."baba"lelaki. .. "nona"perempuan. Salam, ie Pada 20 Maret 2010 12:10, liang u <lian...@... > menulis: Re: [budaya_tionghua] ASAL OWE DARI MANA? Rekan-rekan, Dulu waktu masih zaman orba, saya lupa majalah Star Weekly atau Pancawarna pernah memuat beberapa artikel yang mendiskusikan dari mana kata owe itu berasal? Kata itu dalam masyarakat Tionghoa Jawa Barat dipergunakan sebagai kata "saya" untuk laki-laki, tapi dipakai juga sebagai kata "ya" untuk laki-laki. Kaum Tionghoa totok yang menggunakan bahasa Indonesia juga menggunakan kata owe, tentu tidak kalau ia menggunakan bahasa daerah Tiongkok. Orang Tionghoa non Hokkian jarang menggunakan kata itu, kecuali ia berbicara dengan orang peranakan Hokkian dalam bahasa Indonesia atau Melayu Tionghoa. Sampai sekarang saya tidak dapat menemukan jawaban yang tepat. Menurut perkiraan saya, kata "owe" yang berarti saya berasal dari kata gua dalam dialek Hokkian. Orang yang berdialek Melayu Jakarta, mengucapkan gua menjadi gUÈ. Kata gUÈ ini yang berubah bunyi menjadi owe. Dalam dialek Hokkian bunyi w itu dari segi linguistik agak beda dengan w Indonesia, tapi lebih dekat ke o. Kata gwan lebih tepat diucapkan goan, jadi owe itu berasal dari o-e, yang bunyinya dekat dengan gUÈ Jakarta. Karena oe zaman Belanda dibaca u, maka o-e tidak ditulis oe tapi ditambah w, menjadi owe. Owe juga digunakan sebagai kaya "ya" dalam menjawab pertanyaan atau perintah orang. Kalau orang tua memerintah kita: "Kau pulang cepat yah." Si anak akan menjawab "Owe, Ne!" Ne adalah ibu dari dialek Hokkian. Sedang kalau perempuan akan menjawab, "Saya, Ne!" Baik owe maupun saya di sini berarti "ya." Lalu dari mana datangnya owe di sini ? Kita lihat dalam dialek Hokkian kalau diperintah demikian orang akan menjawab: "Ho! kadang "ho e!" Ho berarti baik 好, e adalah akhiran, yang berfungsi seperti lah dalam bahasa Indonesia. Bunyi ho-e ini menjadi owe. Jadi jawaban : "owe" berarti "ya" atau "baiklah." Dalam bahasa Mandarin dikatakan: "好â€� atau "好的â€�. Dalam dialek Hokkian hao adalah ho, de adalah e. Lama-lama terjadilah pembagian kerja, kalau gUÈ atau gua dianggap kasar hanya digunakan terhadap orang yang setingkat atau lebih rendah, owe digunakan kepada orang yang lebih tinggi. Jadi owe halus, sedang gUÈ atau gua kasar. Mengapa untuk perempuan owe diganti saya atau ya? Maaf, saya tak dapat menjawab. Tolong diperhatikan, gua atau gUÈ dianggap kasar kalau bicara dalam bahasa Indonesia atau Melayu Tionghoa, dialek Betawi dll. Tapi gua dianggap tidak kasar sebab berarti saya dalam dialek Hokkian. Saya sendiri kalau ada anak muda yang berkata. "Apeq, itu punya gua." Hati langsung agak tersinggung, kasar benar, kalau bicara dalam dialek Hokkian: "Hallo, li apeq aq, gua Abeng." merasa tidak apa-apa. Kata yang sama dalam dua bahasa yang berbeda menghasilkan arti yang berbeda, itu tak aneh, yang penting kita tahu di mana dan kapan kita gunakan. Tolong masukan lain atau sanggahan dari teman yang Hokkian native speaker. Kiongchiu ------------ --------- --------- --------- --------- --------- - From: Tjandra Ghozalli <ghozalli2002@ ...> To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Sent: Fri, March 19, 2010 2:29:49 PM Subject: [budaya_tionghua] ASAL OWE DARI MANA? Dear member, Kata ganti orang pertama "OWE" yang dipakai warga Tionghoa - ternyata tidak dipakai oleh warga Tionghoa luar pulau Jawa. Kata "OWE" hanya dipakai oleh warga Tionghoa peranakan (babah) yang lahir di Jawa terutama dari suku Hokkian. Kata "OWE" hanya untuk laki laki, perempuan tetap pakai kata "SAYA". Di Tiongkok tidak dikenal kata "OWE". Mohon pencerahan dari para pakar bahasa Tionghoa; sesungguhnya kata "OWE" berasal dari mana? Dan sejak kapan digunakan secara luas? RGDS.TG