itu siasat masuk ke kandang domba. Kalo anda masuk ke kandang domba, ya mesti pake mantel bulu domba. Masa pake bulu srigala?
--- Pada Sel, 20/7/10, twa...@yahoo.com <twa...@yahoo.com> menulis: Dari: twa...@yahoo.com <twa...@yahoo.com> Judul: Re: Bls: [budaya_tionghua] Event Budaya Tionghoa Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com Tanggal: Selasa, 20 Juli, 2010, 11:31 PM Oic, Tapi kenapa sebagian besar nama mereka masih berbau tionghoa ? 2. Harry Tjan Silalahi (pendiri CSIS) 3. Kwik Hay Gwan (bapaknya Kwik Kian Gie) 4. Lo Ginting 5. Ong Hok Ham 6. Melly G Tan Mngkn benar apa yg kita sangkakan ke mereka, bukan mau membela, tapi cuma utk lebih kritis. sy pikir kalu mereka masih mempertahankan nama tionghoa mereka, mngkn ada sisi lain yg mngkn mereka pertimbangkan. Kadang kita sbg bagian keluarga kita, bisa ada suatu instinct utk menjaga keluarga kita spy bisa hidup dgn aman dan jauh dr gangguan, apapun itu caranya, yg kadang bahkan mungkin bisa melanggar adat budaya kita sendiri. Apalagi kalau kita sbg orang tua. Itu pendapat sy sih. Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT From: Azura-Mazda <Extrim_bluesky@ yahoo.com> Sender: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Date: Tue, 20 Jul 2010 17:22:08 -0700 (PDT) To: <budaya_tionghua@ yahoogroups. com> ReplyTo: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] Event Budaya Tionghoa Ko David Kwa, Nih daftar pentolan-pentolan LPKB dan pengikutnya yg dulu mempropagandakan pemberangusan identitas dan budaya Tionghoa dengan program asimilasi (ganti nama, buang budaya, kawin silang, ganti agama). 1. Haji Junus Jahja 2. Harry Tjan Silalahi (pendiri CSIS) 3. Kwik Hay Gwan (bapaknya Kwik Kian Gie) 4. Lo Ginting 5. Ong Hok Ham 6. Melly G Tan 7. Shindunata Kristoforus (Ong Tjong Hay-alumni PMKRI) 8. PK Ojong Please ditambahkan jika kurang --- Pada Sel, 20/7/10, David <dkh...@yahoo. com> menulis: Dari: David <dkh...@yahoo. com> Judul: Re: Bls: [budaya_tionghua] Event Budaya Tionghoa Kepada: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Tanggal: Selasa, 20 Juli, 2010, 5:11 AM Bukannya mengajak orang lain agar U HAU 有孝 (berbakti) pada leluhur, agar jangan PUT HAU 不孝 (tidak berbakti) seperti dirinya, eh, ini mah malah membonceng kekuasaan untuk menindas orang lain yang U HAU 有孝, biar ikut-ikutan PUT HAU 不孝 seperti mereka!!! Mungkin orang-orang seperti itu waktu kecil tidak diajari HAU 孝 (bakti) oleh orangtua mereka ya, sehingga tersesat seperti itu??? Mudah-mudahan mereka dibukakan mata dan kupingnya, biar menyadari dosa-dosa mereka dan bertobat untuk selamanya… --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, zho...@... wrote: Orang mau punya lain keyakinan sih sah2 saja, dia mau anti sama budaya leluhur ya silahkan. Yg paling menyakitkan: cina2 itu sampai hati meminjam tangan penguasa untuk melakukan penindasan! Menurut saya, dosa pertama tetap suharto, karena dia yg punya kuasa. Orang2 anti nenek moyang itu sejak dulu sudah ada, tapi mereka toh tidak bisa berbuat macam2. Tapi Begitu suharto dan orde baru berkuasa, mereka tiba2 naik daun menjadi otak sekaligus antek suharto dlm membantai budaya leluhur! Sampai hari ini, orang2 semacam ini masih malang melintang di forum umum, hanya saja rapi membungkus diri. Bila situasi berbalik, mereka bisa menikam kembali! ------------ --------- --------- --------- --------- --------- - From: "David" <dkh...@...> Sender: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Date: Tue, 20 Jul 2010 07:16:18 -0000 To: <budaya_tionghua@ yahoogroups. com> ReplyTo: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] Event Budaya Tionghoa Emang keliwatan bener tu CINA-CINA! Mungkin ngga banyak yang tau, bagaimana teror menghantui masyarakat Tionghoa yang terjadi sesudahnya. Buku berhuruf Tionghoa dibakar-bakarin, termasuk buku-buku papa saya. Saya tidak tahu apakah ada catatan silsilah keluarga penting atau apa yang turut dibakar; yang penting, yang ada surat Tionghoanya HARUS dibakar! Majalah-majalah luar negeri berbahasa Inggris, kalau ada salah satu gambarnya yang beraksara Tionghoa, dicoret dengan spidol hitam, padahal aksara itu CUMA nama tempat di Taiwan, misalnya! Kelenteng-kelenteng di wilayah Jakarta dan Jawa Barat HARUS “ganti kulit” jadi wihara, supaya “berlindung” di salah satu agama yang “diakui” pemerintah; kalau tidak, mau ditutup! Hal yang sama tidak terjadi di Jawa Tengah dan Jawa Timur, karena di sana ada organisasi Tri Dharma di bawah Ong Kie Tjay yang melindungi mereka. Salah seorang famili saya masih ingat, bagaimana pada tahun 1967-an orang Tionghoa di salah satu daerah seputaran Bogor ramai-ramai pindah agama karena tidak tahan diteror terus. Teror itu ternyata datang dari orang Tionghoa sendiri. Di Bogor sendiri ada orang yang mengeluh, karena dia masih mempertahankan meja sembahyang leluhur (“meja abu”) di ruang muka rumahnya yang kelihatan dari jalan, dia sering didatangi orang-orang yang mengolok-olok penghormatan kepada leluhur yang masih dijalankannya itu dan menyuruh menyingkirkannya. Keterlaluan tidak? Jadi, bukan semata-mata dosanya Suharto, tu CINA-CINA juga! --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, Maria Claudia <claudia_maria_ a...@... wrote: Wah kalo itu saya baru denger. Boleh tau ga LPKB itu singkatan dari apa? Kok lucu ya, tradisi leluhur sendiri kok mau diberantas. Sakit jiwa kali tuh orang ............ ... ____________ _________ _________ __ From: ardian_c <ardia...@... To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Sent: Thu, July 15, 2010 8:34:33 AM Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] Event Budaya Tionghoa demikianlah yg kudenger , demikianlah yg kubaca, masa sebelon suharto berkuasa, ada segelintir org2 yg berdarah tionghoa tapi ngerasa identitas ketionghoaannya itu adalah beban kalu gak mau gw sebut kutukan buat mrk, malah mrk ngomonk kalu org tionghoa yg masih berbudaya leluhur itu tidak nasionalis. mesti ganti nama, berbaur, menikah, kalu perlu ganti agama. soalnya agama org tionghoa itu orientasi leluhur getu. trus jg mrk bentuk yg namanya LPKB. untungnya masa orla, bung karno itu menjunjung persatuan tanpa prasangka rasial getu. jadi tradisi dsbnya boleh dipertunjukkan didepan umum. btw katanya salah satu tokohnya lpkb itu doeloe pernah ngomong di amrik,kalu die sebenernya ngusulin semua yg berbau tionghoa dilarang. --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, Maria Claudia <claudia_maria_ ata@> wrote: Lho tapi kan sebelum Suharto berkuasa orang Tionghoa bebas mempraktekkan tradisi leluhur, Imlek boleh dirayakan, nama ga usah diganti. Begitu Suharto berkuasa, semua yang berbau China harus diubah seolah-olah kalau memakai embel-embel ketionghoaan itu dosa besar. Pakai nama 3 huruf aja diejek-ejek teman sekolah, padalah mereka sama-sama orang Tionghoa. Sampai urusan cinta aja kok pemerintah ikut-ikutan. Apa ga lucu? Pemerintah itu urusin aja gimana caranya mensejahterakan rakyat, bukan ngurusin siapa harus kawin sama siapa. Kalo bukan kesalahan Suharto, mungkin nama Indonesian Chinese itu seperti di luar negeri : Henry Chen, Elizabeth Chou. Dan pastinya Ardian Chen ????? he he he ............ .. bukannya Andian C ... (Chandra?) ............ . Hayo ........... apa itu bukan dosanya Suharto? ____________ _________ _________ __ From: ardian_c <ardian_c@ To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Sent: Sun, July 11, 2010 9:25:01 PM Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] Event Budaya Tionghoa kok jadi dosanya suharto seh ? sebelon suharto berkuasa jg udah ada segelintir org yg malu jadi org tionghoa dan budayanya. mrk inilah yg waktu suharto berkuasa ngomporin hehehehehehhehe --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, Maria Claudia <claudia_maria_ ata@ > wrote: Iya,kan saya juga udah bilang, itu dosanya Suharto. Dan saya sih lebih percaya kalau program asimilasi Suharto itu lebih ke arah genocide, buktinya pada akhir masa jabatannya genocide itu benar-benar dilakukan kan, meskipun tidak merata ke seluruh Indonesia? Mudah-mudahan akan ada lebih banyak Ryantiarno sekarang ini, pada saat semua orang boleh bebas bicara ........... ____________ _________ _________ __ From: "zhoufy@" <zhoufy@ To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Sent: Sat, July 10, 2010 5:02:17 AM Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] Event Budaya Tionghoa Ekslusif? Kalau lihat sejarah, kesenian tionghoa telah banyak yg melebur ke dalam kesenian daerah, sampek engtai saja ada versi ketopraknya. Wayang potehipun sdh dlm bhs indonesia, dan yg nonton juga tukang becak. Jika sekarang prroses Akulturisasi ini se olah2 terhenti, ini tak lain karena politik pemberangusan budaya tionghoa oleh orde baru! Mereka ngomongnya sih pembauran, tapi yg disuruh membaur adalah orang yg harus menanggalkan budayanya. Dng kondisi seperti ini mana mungkin ada orang yg berani menampilkan kesenian yg ada bau2 ketionghoa? Opera Sampek ingtai teater koma pada awalnya juga sempat dilarang, pajangan barongsai di pintu masuk gdg kesenian juga dirampas penguasa. Opera Peking dr group Taiwan pernah mau main di gdg kesenian, tiket bahkan sdh mulai dijual, tapi tiba2 dibatalkan krn dilarang penguasa. Sekarang memang kebebasan sdh ada. Tapi krn terputus sekian lama, semua merasa asing thd budaya tionghoa, semua terpaksa mulai dari nol lagi, ya pelaku keseniannya, ya penontonnya, maka yg dihadirkan ya bentuk2 kesenian dlm wajah yg masih asli, tentu perlu waktu panjang untuk dikunyah, diserap dan dilebur jadi wajah baru. Tapi tdk semua asing tentunya, bagi seniman yg sdh stw, yg sempat mengenyam zaman pra orba, mereka dng cepat beradaptasi dng situasi baru, seperti Ryantiarno dari teater Koma, yg juga seorang Tionghoa. ____________ _________ _________ __ From: Maria Claudia <claudia_maria_ a...@yahoo. com Sender: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Date: Sat, 10 Jul 2010 01:08:01 -0700 (PDT) To: <budaya_tionghua@ yahoogroups. com ReplyTo: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] Event Budaya Tionghoa Kalo menurut saya sih, budaya itu berkembang sendiri, tanpa bisa dipaksakan. Kalau mau budaya Tionghoa masuk ke dalam budaya Indonesia, harus ada seniman Tionghoa - mungkin yang paling cepat bisa diadaptasi adalah seniman tari - yang mau menciptakan tarian (atau bentuk kesenian lainnya) yang menggabungkan unsur budaya Tionghoa dan Indonesia, seperti usaha Bagong dulu yang menggabungkan tari jaipong dengan tarian Betawi dengan Sumatra Barat, sehingga yang nampak itu tarian khas Indonesia tapi kalo ditanya dari mana, orang tidak bisa jawab karena sudah meleburkan beberapa daerah. Contoh yang paling pas mungkin adalah gambang kromong yang sudah diklaim menjadi budaya Betawi. Siapa pun tidak bisa menyangkal bahwa gambang kromong kental dengan 'bunyi' ketionghoaannya. Masalahnya sekarang adalah masyarakat Tionghoa sendiri terbelah. Kalau tidak sangat ketionghoaan, ya kebarat-baratan, jarang ada orang Tionghoa yang mau mempelajari budaya dan kesenian Indonesia (mungkin karena itulah orang Tionghoa disebut eksklusif). Coba kalau ada seniman Tionghoa yang seperti Bagong, saya yakin dia akan dielu-elukan dan langsung diterima oleh orang Indonesia maupun masyarakat Tionghoa. Mungkin sekian puluh tahun atau bahkan sekian ratus tahun kemudian jenis kesenian tsb akan menjadi bahan pembicaraan seperti gambang kromong sekarang. Jadi siapa mau mulai? He he he ............ ... ____________ _________ _________ __ From: Adi Mulya <adimuly...@yahoo. co.id To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Sent: Fri, July 9, 2010 2:06:12 AM Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] Event Budaya Tionghoa hallo para milist saya punya usul nih,kalau saya pribadi lebih suka seandainya Indonesia tu dari segi budaya tradisionalnya bisa tersentuh tradisiTionghoa disemua Kota sehinggabisa menepis kebudayaan dari Barat yang semakin merebak di negeri kita, dengan mengajarkan bahasa mandarin pada warga, danbudaya budaya lainnya --- Pada Jum, 9/7/10, budi anto <budic...@yahoo. commenulis: Dari: budi anto <budic...@yahoo. com Judul: Re: Bls: [budaya_tionghua] Event Budaya Tionghoa Kepada: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Tanggal: Jumat, 9 Juli, 2010, 8:44 AM halo bang erik apakabar? justru ini yang di takutkan oleh pihak2 tertentu skarang tanah melayu di penuhi ornamen2 tionghua , terbukti seperti yang baru2 ini terjadi di tanjung balai n singkawang. ada kesan sekarang itu takutnya akan terjadi seperti di sing n di penang (salah satu negara bagian d malaysia), di mana bumi puteranya seharusnya makmur di negara nya malah sekarang mereka ada di pinggiran, dan di malaysia sekarang sedang hot2 nya isu ini. hal ini juga seperti nya di rasakan pada jaman orde baru di mana aksi2 budaya yang berbau tionghua tidak boleh di mainkan (entah itu berbau politik maupun biar tidak berkembang kebudayaan itu), di brunei juga sama di mana aktivitas yang berbau tionghua juga agak kurang. saya tidak tahu apakah memang di bedain atau karena apa, aktivitas chinatown di brunei juga ga seperti chinatown di negara lain yang biasa rame. salam, budiceng ____________ _________ _________ __ From: Erik <rsn...@yahoo. com To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Sent: Wed, July 7, 2010 7:27:40 PM Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] Event Budaya Tionghoa Oh, ga begitu Ken, bukan mau menyamakan!! Budaya Tionghoa memang beda dengan budaya suku-suku lain, tapi budaya Tionghoa harus membumi di tanah Katulistiwa ini. Walau awalnya pendatang, tapi Tionghoa harus bisa membumi dimana pun ia menginjakkan kakinya. Lihatlah contohnya Singapura, Tionghoa di sana mayoritas loh, dan budaya Tionghoa pun dominan serta menjadi tuan rumah di sana. Salam, Erik ------------ --------- --------- --------- --------- --------- --------- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, Azura-Mazda <Extrim_bluesky@ ... wrote: Lho...da ge Eric, kebudayaan Tionghoa memang pendatang. kan bukan pribumi spt Jawa, Sunda, Batak, Dayak dsb. Memangnya kenapa kalo Tionghoa itu disebut pendatang? disebut Non-Pri? memang bukan pribumi kok. Itu temen da ge Eric mau dipersamakan ya? Why? segitu takutnya dengan perbedaan ya? Jadi menyama-nyamakan diri dengan pribumi? Tionghoa jelas berbeda dgn pribumi sebagaimana kebudayaan Acheh berbeda dengan Jawa atau Papua. So what?